Perbankan Semakin Agresif Mencari Dana Murah

Senin, 10 Juni 2019 | 10:57 WIB
Perbankan Semakin Agresif Mencari Dana Murah
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin berlomba menggenjot dana murah alias giro dan tabungan guna menekan biaya dana alias cost of fund (CoF). Alhasil, persaingan perebutan dana di pasar menjadi semakin sengit.

Sejumlah bank mengakui kalau pada kuartal dua 2019 ini rasio biaya dana cenderung mengalami peningkatan dibandingkan awal tahun. Ambil contoh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim), yang menyebutkan per April 2019 posisi biaya dana meningkat sebesar 5,96% dibandingkan April 2018.

Kendati biaya dana meningkat, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menerangkan, rasio dana murah alias current account saving account (CASA) pada bulan April 2019 meningkat. "CASA per April 2019 menjadi 70,88% dibandingkan dengan April 2018 sebesar 70,33%," kata dia, pekan lalu.

Bank Jatim berencana menggenjot pertumbuhan CASA melalui peningkatan dana tabungan. Walau tidak memasang target, menurut Ferdian, porsi tabungan terhadap DPK sudah mencapai 29,57% pada bulan April 2019. Angka tersebut sudah sejalan dengan ekspektasi bank pembangunan daerah tersebut.

Berbeda dengan Bank Jatim, Bank CIMB Niaga menyatakan posisi biaya dana masih sejalan dengan target alias stabil dibandingkan periode awal tahun. Meski begitu, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan secara singkat mengatakan bahwa ada potensi biaya dana bakal meningkat di pertengahan tahun 2019. "Saat ini biaya dana tidak terlalu berubah, rasio kami CASA juga masih terjaga di 55%," terangnya.

Lani mengatakan sampai akhir tahun pihaknya akan menjaga rasio biaya dana tetap stabil.

Sementara Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, di industri perbankan kenaikan biaya dana sangat bergantung pada tingkat rata-rata suku bunga dana di pasar.

Menurutnya, saat ini suku bunga dana cenderung meningkat dibandingkan dengan periode awal tahun. Hal ini menandakan adanya potensi peningkatan biaya dana di pasar termasuk OCBC NISP.

Walau tidak merinci besaran biaya dana saat ini, Parwati menegaskan, porsi CASA masih terjaga di kisaran 37%. Dengan begitu, tingkat biaya dana OCBC NISP masih dapat terjaga stabil. Total DPK OCBC NISP per April 2019 tercatat mencapai Rp 124,33 triliun, relatif stagnan dibandingkan tahun lalu.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas
| Kamis, 27 November 2025 | 15:57 WIB

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas

Margin yang dibukukan para pemain di sektor emas jauh lebih tinggi dan konsisten, terutama karena peran emas sebagai aset lindung nilai.

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

INDEKS BERITA

Terpopuler