Percepat Eksekusi Belanja Pemerintah

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah dan turunnya IHSG, sebenarnya dipengaruhi berbagai kondisi. Mulai dari faktor eksternal maupun domestik.
Dari sisi mata uang, di tingkat regional sedang memerah. Contohnya, Japanese yen, sampai year to date (YtD) sudah melemah 4,7%. Pun dengan yuan yang juga melemah. Bahkan Singapore dollar melemah sekitar 1,5% YtD. Sementara rupiah, melemah 2% YtD.
Indeks dollar ini juga masih dalam tren menguat. Walaupun sekarang agak sedikit konsolidasi.
Sementara kalau kita lihat pasar, bursa saham Nasdaq turun 4%. Yang lain juga serupa, di emerging market, negara-negara tetangga kita juga memerah. Dan kita relatif sama dalam hal penurunan.
Baca Juga: Jalan Berliku Mencapai Ambisi Ekonomi Prabowo
Kondisi itu terkait dengan banyak hal. Dari sisi perusahaan yang terdaftar di bursa, earning growth-nya atau pertumbuhan labanya akan melambat, bahkan di beberapa sektor, turun.
Hal itu secara keseluruhan menjadi sentimen di emerging market. Apalagi setelah Trump terpilih, ada perang tarif. Kemarin, terjadi kenaikan tarif bagi Eropa. China bahkan sudah kena 10%. Kalau terjadi perang dagang, pasti emerging market kena imbasnya. Apalagi yang pengekspor komoditas seperti Indonesia, ada kekhawatiran terdampak.
Di sisi lain, ada kekhawatiran dari domestik, yaitu konsolidasi perubahan secara struktural dari sisi kebijakan-kebijakan, termasuk anggaran. Pemerintah sedang mengalihkan konsumsi, termasuk belanja pemerintah yang sifatnya konsumtif ke yang sifatnya investasi, dan yang lebih jangka menengah panjang.
Persoalannya, yang dikhawatirkan itu momentumnya. Ketika terjadi switching anggaran, ini bisa segera dibelanjakan atau tidak? Sedangkan belanja yang lainnya sudah mulai dikurangi, bahkan dihentikan. Misalnya yang terkait perjalanan dinas dan segala macam.
Baca Juga: Target Rasio Perpajakan Juga Tak Signifikan
Peralihan tersebut menyebabkan adanya gap waktu, yang dikhawatirkan bisa berdampak terhadap kinerja di beberapa sektor. Tetapi secara keseluruhan, kita berharap investasi akan lebih tinggi ke depannya sehingga bisa mengungkit pertumbuhan lebih kencang lagi, dari penghematan anggaran itu.
Yang menjadi catatan, pemerintah harus bergerak cepat merealisasikan upaya untuk mendongkrak investasi itu. Realokasi anggaran itu harus segera cepat dieksekusi karena khawatirnya gap waktu ini berpengaruh ke pertumbuhan, terutama di semester satu tahun ini.
Tak hanya optimalisasi atau percepatan eksekusi anggaran untuk Makan Bergizi Gratis, tetapi juga eksekusi proyek yang ingin didorong pemerintah lewat suntikan modal melalui Danantara.