Perlu Inisiatif Dana Kesehatan Global

Kamis, 24 Februari 2022 | 08:45 WIB
Perlu Inisiatif Dana Kesehatan Global
[]
Reporter: Siti Masitoh | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 belum usai. Saat ini, perkembangan kasus positif Covid-19 dunia mengalami kenaikan akibat adanya varian omicron.

sebagai presidensi G20 2022, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong anggota G20 untuk membentuk dana global di sektor kesehatan. Dengan dana global, semua negara akan mempunyai dana cadangan dana yang bisa cepat digunakan untuk menghadapi pandemi berikutnya.

"Kita harus memiliki kapasitas pendanaan untuk membuat keputusan dan menyalurkan uang, yang bisa digunakan saat terjadi krisis kesehatan di dunia,” katanya di acara High Level International Seminar: Strengthening Global Health Architecture, yang berlangsung pekan lalu.

Selain itu, Budi menyebut, dalam situasi pandemi, sangat diperlukan adanya institusi dan infrastruktur pada sektor kesehatan. Namun, yang jadi masalah adalah pendanaannya  kerap kali menjadi hambatan dalam mengeksekusi kebutuhan yang ada.

Meski begitu, ketersediaan dana saja tidaklah cukup dalam mengatasi pandemi, tetapi harus juga diiringi ketersediaan barang yang dibutuhkan. Ia mencontohkan, Indonesia memiliki dana selama krisis, tapi tidak bisa mengakses ventilator, masker, dan juga vaksin saat awal pandemi.

Adapun, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mendorong sejumlah inisiasi global seperti Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) dan The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), untuk mengidentifikasi kebutuhan berbagai negara, seperti vaksin, alat diagnostik, dan sistem kesehatan alternatif.

Alhasil, dengan digabungkannya kedua organisasi tersebut, maka bisa mendeteksi negara mana saja yang membutuhkan alat kesehatan atau obat untuk menangani pandemi Covid-19.

Untuk itu, Budi juga menginginkan, tidak hanya saat ini, tetapi organisasi serupa juga bisa terus dibentuk agar jika tiba-tiba terjadi pandemi lagi, maka akan cepat teratasi.

"Semua perlu menguatkan kerjasama ini karena memiliki uang saja tidak cukup dalam hadapi krisis kesehatan seperti yang terjadi saat ini," imbuh Budi.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler