Perlu Kontribusi Produktivitas Demi Mencapai Target Ekonomi 8%

Senin, 10 Maret 2025 | 03:25 WIB
Perlu Kontribusi Produktivitas Demi Mencapai Target Ekonomi 8%
[ILUSTRASI. Pekerja beraktifitas pada pembangunan pabrik (manufaktur) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024). Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-Bl) menunjukkan, kinerja industri pengolahan pada kuartal 1-2024 naik tipis, bila dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Rinciannya menjadi 52,80% atau naik dari 51,20% di kuartal IV-2023. Peningkatan ini ditopang oleh sebagian besar komponen yang berada pada fase ekspansi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/04/2024]
Reporter: Siti Masitoh | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut perlu tindakan ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. BI menyebut, kontribusi produktivitas alias total factor productivity (TFP) terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia harus naik tiga kali lipat jadi rerata 3,61% selama 2025-2029. 

TFP adalah faktor utama yang menentukan seberapa efisien suatu negara dalam mengonversi input produksi menjadi output ekonomi. Adapun TFP terhadap PDB selama 2011–2019 secara rerata hanya 1,37%. Dari sisi produktivitas, kontribusi TFP terhadap PDB sejak 2000 dalam kecenderungan menurun, dan baru naik di 2022 karena kemajuan hilirisasi mineral dan pertambangan.

Baca Juga: BI: Produktivitas Perlu Ditingkatkan Agar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Efisiensi berinvestasi juga rendah. Ini tercermin dari incremental capital output ratio (ICOR) yang cenderung meningkat tinggi sehingga menyebabkan kontribusi modal terhadap pertumbuhan PDB terkendala. Pada 2023, ICOR Indonesia di 6,33.

Sementara itu, BI melihat investasi dari penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia rendah. Ini menyebabkan rasio modal terhadap PDB di bawah 20%, jauh di bawah Malaysia, Thailand dan Vietnam, yang telah mencapai sekitar 50% dari PDB.

Sinergi kebijakan transformasi ekonomi nasional secara besar-besaran, menurut laporan BI, perlu ditempuh pemerintah apabila ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. 

Ekonom dan pakar kebijakan publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai, pertumbuhan berbasis ekspansi modal dan tenaga kerja saja tidak cukup untuk menopang agar ekonomi bergerak lebih cepat. Untuk mencapai target TFP memang sulit, sebab selama ini Indonesia didorong ekspansi modal dan tenaga kerja. Tak heran jika dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di level 5%.

Achmad berpendapat, untuk mencapai 8% pada 2029, pemerintah harus melakukan reformasi struktural besar-besaran, guna meningkatkan produktivitas di semua sektor ekonomi. Upaya yang perlu dilakukan adalah reformasi sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. 

Baca Juga: Genjot Produktivitas Nasional, RI-Jepang Lahirkan SDM Industri Andal

"Kualitas tenaga kerja yang rendah menjadi faktor utama rendahnya produktivitas di Indonesia," ujar Achmad. Dus, pemerintah harus memastikan sistem pendidikan tidak hanya menghasilkan lulusan dengan ijazah, tetapi juga tenaga kerja berketrampilan sesuai kebutuhan industri.

Achmad menambahkan, vokasi perlu diberikan, meskipun sudah melampaui usia sekolah dan harus diberikan secara massal. Strategi lain adalah adopsi teknologi dan digitalisasi di sektor industri. 

Menurut Achmad, pemerintah harus mendorong penggunaan teknologi di sektor manufaktur, pertanian dan jasa agar efisien dan meningkatkan daya saing. Selain itu, perlu insentif bagi perusahaan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:29 WIB

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 hari ini masih sesuai update 4 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.946.000 per gram, buyback Rp 1.792.000 per gram.

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:02 WIB

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?

Emiten bank digital yang telah merilis laporan keuangan semester I-2025 kompak menorehkan bottom line yang positif.

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:57 WIB

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras

Perbankan getol menyalurkan kredit keberlanjutan ke sektor hijau dan sosial. Prospek saham bank pun semakin menarik.

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:22 WIB

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025

Produksi CPO PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) di semester II-2025 diprediksi tetap stabil, didukung kondisi cuaca yang lebih bersahabat.

Investor China Sah Akuisisi Mayoritas Saham PGJO, Banderol Jauh di Bawah Harga Pasar
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:05 WIB

Investor China Sah Akuisisi Mayoritas Saham PGJO, Banderol Jauh di Bawah Harga Pasar

Volatilitas saham yang diiringi kenaikan harga yang signifikan membuat perdagangan saham PGJO disuspensi BEI hingga saat ini. 

Saham IKAN Tetiba Menggeliat, Tiga Hari Beruntun Harga Terbang 87,30%, Apa Sebabnya?
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:49 WIB

Saham IKAN Tetiba Menggeliat, Tiga Hari Beruntun Harga Terbang 87,30%, Apa Sebabnya?

Sepanjang dua kuartal terakhir, kinerja keuangan PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) tumbuh positif.

Pendapatan dan Laba Intiland Development (DILD) Menyusut
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Pendapatan dan Laba Intiland Development (DILD) Menyusut

Meski kinerja turun, DILD engklaim performa perusahaan pada semester I-2025 masih mencerminkan kondisi operasional yang stabil.

Jaga Whistleblower Aman, Bisnis pun Berkelanjutan
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:23 WIB

Jaga Whistleblower Aman, Bisnis pun Berkelanjutan

Kasus fraud pada industri startup mendorong ekosistem ini untuk tingkatkan tata kelola perusahaan dengan menerapkan sistemnya.

Mencari Peluang Cuan Di Tengah Risiko Menantang
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Mencari Peluang Cuan Di Tengah Risiko Menantang

Gempuran skandal gagal bayar tak mengurungkan niat platform pinjaman daring untuk terus menjaring dana dari para lender.  

REI Usul Diskon PPNDTP untuk Properti Inden
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:00 WIB

REI Usul Diskon PPNDTP untuk Properti Inden

Saat ini PPN-DTP 100% hanya untuk unit-unit ready, sehingga manfaatnya terhadap penjualan properti lebih banyak dirasakan oleh pengembang besar.

INDEKS BERITA