Permodalan Indonesia Investment Authority (INA) dan Keberpihakan Pemerintah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 05:19 WIB
Permodalan Indonesia Investment Authority (INA) dan Keberpihakan Pemerintah
[ILUSTRASI. Yuwono Triatmodjo]
Yuwono Triatmodjo | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riuh pembahasan wacana penghapusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan memunculkan superholding yang akan mengkoordinasikan seluruh perusahaan BUMN, merupakan momentum bagi pemerintah untuk berefleksi. Gagasan superholding, tak lain ingin menciptakan BUMN yang efisien dan berdaya saing.

Sebab, salah satu hal yang menjadi sorotan bagi BUMN kini adalah ketergantungan BUMN atas penyertaan modal negara (PMN). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VI telah menyetujui PMN bagi BUMN senilai Rp 44,24 triliun, kepada 16 BUMN untuk tahun anggaran 2025.

Beberapa penerima BUMN PMN tersebut, nyatanya memiliki rekam jejak persoalan hukum dan ketidakmampuan membayar utang. Artinya, PNM diberikan bukaan dalam rangka memperbesar skala bisnis perusahaan.

Sebut saja misalnya PT Asabri yang menerima anggaran dana PNM sebesar Rp 3,61 triliun dalam rangka perbaikan permodalan. Kita tentu masih ingat, kasus korupsi Asabri telah membawa kerugian bagi negara senilai Rp 23,7 triliun.

Demikian juga dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang mendapat suntikan dana Rp 2 triliun, juga dalam rangka perbaikan struktur permodalan. Berdasarkan catatan KONTAN, WIKA telah menyepakati master restructuring agreement (MRA) dengan total 15 lembaga keuangan pada kuartal I-2024. Nilai outstanding MRA WIKA mencapai Rp 20,79 triliun, setara 100% dari total utang yang direstrukturisasi.

Suntikan dana segar yang berasal dari APBN, juga mengalir ke entitas di luar BUMN, yakni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Saban tahun, tak kurang dana senilai puluhan triliun rupiah masuk ke lembaga itu. Amanat UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mewajibkan anggaran 20% bagi pendidikan dari total dana APBN. Sisa dana dari alokasi yang tak terserap, masuk jadi darah segar bagi LPDP.

Namun, pemerintah juga seharusnya memberikan perhatian yang tak kalah besar bagi Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA). INA telah mendapat suntikan modal Rp 75 triliun, yang sebanyak Rp 30 triliun dalam bentuk tunai. Sejak berdiri Februari 2021, total dana kelolaan INA kini menembus US$ 10 miliar setara Rp 160 triliun, alias berkembang lebih dari dua kali lipat.

Sebagai lembaga investasi, modal adalah kunci. Jika PMN bisa diberikan untuk memperbaiki keadaan, kenapa justru minim anggaran untuk memupuk masa depan.

Selanjutnya: Temu Niat Masuk Ke Indonesia, Emiten E-Commerce Bisa Terdampak

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Memperluas Pasar Ekspor, FKS Food Sejahtera (AISA) Mencari Mitra Dagang Baru
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Memperluas Pasar Ekspor, FKS Food Sejahtera (AISA) Mencari Mitra Dagang Baru

Pencarian mitra dagang ini dilakukan dengan mengikuti Trade Expo Indonesia 2024.

Presiden Joko Widodo Siap Hadiri Pelantikan Prabowo
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Presiden Joko Widodo Siap Hadiri Pelantikan Prabowo

Setelah itu ada acara pisah sambut di Istana Merdeka.

Mencermati Ruang Fiskal dari Kebijakan PPh Badan
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:14 WIB

Mencermati Ruang Fiskal dari Kebijakan PPh Badan

Menimbang plus minus kebijakan penurunan tarif PPh badan menjadi 20%

Penyaluran KUR Bakal Melalui Skema Credit Scoring
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Penyaluran KUR Bakal Melalui Skema Credit Scoring

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bakal berlanjut di pemerintahan Prabowo Subianto. 

Smelter Menjamur, Ahli Metalurgi Masih Kurang
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Smelter Menjamur, Ahli Metalurgi Masih Kurang

Kebutuhan ahli metalurgi di industri smelter mencapa 1.000 orang per tahun.

Pemerintah Kaji Tuntutan Kenaikan Gaji Hakim
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:05 WIB

Pemerintah Kaji Tuntutan Kenaikan Gaji Hakim

Para hakim protes mengklaim tidak mengalami kenaikan gaji selama 12 tahun.

Mayoritas Penyelenggara Jasa Internet Masih Terpusat di Jawa
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Mayoritas Penyelenggara Jasa Internet Masih Terpusat di Jawa

Sekitar 750 penyedia layanan internet terkonsentrasi di Pulau Jawa.

 

Kewajiban Legal Audit Menambah Beban Pengusaha
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Kewajiban Legal Audit Menambah Beban Pengusaha

Aturan tersebut ada di rancangan beleid tentang kepatuhan hukum.

INA Mulai Ekspansi  ke Baterai dan Plasma
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:30 WIB

INA Mulai Ekspansi ke Baterai dan Plasma

Dana kelolaan Indonesia Investment Authority (INA) sudah mencapai US$ 10 miliar.

Kinerja Mayoritas Bank KBMI 3 Suram
| Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:30 WIB

Kinerja Mayoritas Bank KBMI 3 Suram

Hanya tiga dari sembilan bank KBMI 3 yang merilis laporan bulanan per Agustus 2024 mencatat kenaikan laba

INDEKS BERITA

Terpopuler