Persaingan Pasar Asuransi Jiwa Tradisional Kian Ketat

Jumat, 14 Februari 2025 | 05:55 WIB
Persaingan Pasar Asuransi Jiwa Tradisional Kian Ketat
[ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor PT. Asuransi Jiwa BCA (BCA Life), Jakarta, 7/2/2024). KONTAN/Baihaki/7/2/2024]
Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beralihnya minat pasar dari produk unitlink ke produk asuransi jiwa tradisional membuat pelaku industri ramai-ramai mengalihkan fokus bisnis. Kondisi ini membuat persaingan di pasar asuransi tradisional mengetat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyebut sejak beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran pasar, dimana nasabah lebih tertarik pada produk-produk dengan manfaat yang lebih pasti.

“Sehingga banyak perusahaan asuransi jiwa yang berfokus pada produk asuransi tradisional seperti whole life, endowment, dan term life,” kata Togar.

Baca Juga: Skema CoB Disiapkan, Klaim Asuransi Kesehatan Bisa Lebih Terkontrol

Perubahan ini diakui Togar membuat persaingan di industri asuransi jiwa, khususnya di pasar asuransi tradisional menjadi semakin ketat. Tapi  efeknya bagi pricing produk dinilai tak terlalu besar.

Karena alih-alih menurunkan harga, perusahaan asuransi jiwa cenderung memilih untuk memberi manfaat tambahan atau fleksibilitas dalam pembayaran premi agar lebih menarik bagi calon nasabah.

“Perusahaan melakukannya agar masyarakat tidak semakin terbebani dengan biaya premi asuransi yang semakin tinggi," ujar Togar.

Baca Juga: OJK Atur Pembagian Risiko di Asuransi Kredit Perdagangan

Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa BCA alias BCA Life Christine Setyabudhi juga mengakui persaingan di segmen asuransi tradisional semakin dinamis. Karena itu, perseroan memanfaatkan diferensiasi produk dan layanan agar bisa menjadi nilai tambah bagi nasabah.

Sementara dari sisi pricing, Christine bilang bahwa pihaknya selalu memastikan produk BCA Life tetap kompetitif, dengan premi terjangkau namun tetap memberi manfaat perlindungan yang optimal.

Meski semakin ketat, Christine optimistis prospek pasar produk tradisional tetap ciamik seiring dengan kecenderungan masyarakat untuk memisahkan produk proteksi dan investasi.

Baca Juga: Pasar Ketat, Asuransi Tebar Sederet Promo Demi Menggaet Hati Pembeli

Hingga Januari 2025 sendiri, BCA Life mengantongi premi Rp 404,3 miliar dari produk asuransi tradisional alias naik 6,1% secara tahunan. Pertumbuhan ini didukung oleh perluasan distribusi hingga memperkuat inovasi digital.

Mengikuti tren pasar, PT Zurich Topas Life juga lebih banyak merilis produk asuransi jiwa tradisional ketimbang unitlink dalam beberapa tahun terakhir. "Karena produk tradisional lebih mudah diterima oleh masyarakat,” ujar Presiden Direktur Zurich Life, Richard Ferryanto.

Untuk mengoptimalkan potensi pasar, perseroan akan memperkuat kerja sama dengan sejumlah pihak guna memperkuat pemasaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

 Bijak Sikapi Kasus Royalti  Mie Gacoan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:55 WIB

Bijak Sikapi Kasus Royalti Mie Gacoan

Jalur dialog lebih baik ketimbang masuk ranah hukum untuk menyelesaikan masalah royalti musik di Mie Gacoan

Damri Menargetkan  200 Bus Listrik Beroperasi
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:51 WIB

Damri Menargetkan 200 Bus Listrik Beroperasi

Sebagai mitra Transjakarta, Damri juga turut serta membangun ekosistem pendukung seperti penyediaan charging station.

BBM di Jember Langka, Distribusi Dialihkan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:48 WIB

BBM di Jember Langka, Distribusi Dialihkan

Hingga kini, 79 mobil tangki bantuan telah dikerahkan, berasal dari terminal Banyuwangi, Malang dan Surabaya,

Cadangan Batubara Indonesia Mencapai 31,96 Miliar Ton
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:45 WIB

Cadangan Batubara Indonesia Mencapai 31,96 Miliar Ton

Permintaan batubara di pasar global diperkirakan stagnan dalam dua tahun ke depan setelah mencatatkan rekor tertinggi pada 2024

 Pasokan Gas Untuk Pembangkit Listrik Seret
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:42 WIB

Pasokan Gas Untuk Pembangkit Listrik Seret

Kebutuhan gas untuk pembangkit dan PGN hanya aman sampai bulan September 2025 dan kebutuhan untuk tahun depan lebih besar

OJK Tetap Pertahankan Target Kredit Tumbuh 9%-11%
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:30 WIB

OJK Tetap Pertahankan Target Kredit Tumbuh 9%-11%

Per Juni 2025, kredit perbankan tumbuh 7,77% secara tahunan (year-on- year/YoY), melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,43% YoY.​

Luhut Ingin Family Office, Tunggu Keputusan Presiden
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:23 WIB

Luhut Ingin Family Office, Tunggu Keputusan Presiden

Pemerintah terus mematangkan rencana pembentukan family office di Indonesia dan menunggu keputusan Presiden

Tak Ada Lagi Diskon Tarif Listrik di Semester Kedua
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:18 WIB

Tak Ada Lagi Diskon Tarif Listrik di Semester Kedua

Pemerintah tengah menyiapkan dan akan mengucurkan lagi paket stimulus ekonomi di semester kedua tahun ini

Tensi Dagang Mereda, Aset Safe Haven Masih Punya Pesona
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:15 WIB

Tensi Dagang Mereda, Aset Safe Haven Masih Punya Pesona

Permintaan atas aset safe haven meredup seiring tensi perang dagang yang mereda. Apalagi rilis data ekonomi AS cenderung membaik.

Gunakan SAL untuk Suntik Empat Bank
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:11 WIB

Gunakan SAL untuk Suntik Empat Bank

Pemerintah akan menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) untuk mendukung pembiayaan Koperasi Merah Putih melalui empat bank nasional

INDEKS BERITA

Terpopuler