Pertamina Akan Borong Minyak 30 Kontraktor

Rabu, 10 April 2019 | 12:37 WIB
Pertamina Akan Borong Minyak 30 Kontraktor
[]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina terus menggenjot pembelian minyak mentah dari kontraktor migas alias Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Hingga akhir Maret tahun ini, Pertamina sudah mengantongi kontrak pembelian minyak mentah dari 30 kontraktor dengan jumlah 127.700 barel per hari (bph).

Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman bilang, proses pembelian minyak mentah sejauh ini berjalan lancar. Perusahaan migas pelat merah ini terus berupaya menggenjot pembelian demi mengoptimalkan penyerapan minyak dari pasar domestik. "Hingga akhir Maret, kami membeli minyak mentah dan kondensat domestik sebanyak 127.700 bph," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (9/4).

Namun, Fajriyah enggan memerinci identitas 30 kontraktor yang sudah meneken kontrak dengan Pertamina. Begitu pula dengan nilai dan jangka waktu kontrak.

Satu hal yang pasti, kebijakan pembelian minyak mentah dan kondensat domestik ini sejalan dengan upaya Pertamina menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.

Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 42/2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Keperluan Dalam Negeri, kebijakan ini diharapkan bisa menekan impor minyak mentah hingga 250.000 bph.

Berkaca pada dua tahun terakhir, impor minyak Indonesia terus membebani keuangan negara. Sepanjang tahun lalu, defisit neraca dagang Indonesia mencapai US$ 8,57 miliar, terburuk sepanjang sejarah. Pemicu utamanya adalah defisit migas yang mencapai US$ 12,4 miliar.

Untuk mencapai angka 250.000 bph, sampai saat ini Pertamina melobi beberapa kontraktor agar bisa menjual minyak mentah kepada Pertamina. Salah satunya adalah ExxonMobil. Fajriyah menjelaskan, proses penjajakan terakhir dengan ExxonMobil berlangsung pekan lalu.

Vice President Public and Government Affair Exxonmobil, Erwin Maryoto membenarkan hal itu. Proses negosiasi masih terus berlangsung. "Penawarannya meliputi minyak mentah ExxonMobil yang akan ditawarkan untuk pengapalan bulan Juli ke atas," jelas dia, kemarin.

Asal tahu saja, Pertamina akan membeli minyak mentah ExxonMobil dari lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebanyak 27.000 bph. Saat ini produksi Banyu Urip 208.000 bph. Dari jumlah itu, sebanyak 181.000 bph telah dijual kepada Pertamina.

Minyak sebanyak 181.000 bph merupakan bagi hasil milik pemerintah dan DMO ExxonMobil sebesar 71%, bagi hasil Pertamina EP Cepu sebesar 13%, dan bagi hasil milik BUMD sebesar 3%. Sisanya 13% dari total produksi atau 27.000 bph milik ExxonMobil telah dikontrak untuk diolah di kilang milik ExxonMobil. Nah, sisa 27.000 bph inilah yang diincar Pertamina.

Erwin menambahkan, ExxonMobil memahami kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan minyak mentah untuk kebutuhan domestik. Oleh karena itu, manajemen ExxonMobil siap menjalankan proses negosiasi, dengan harapan menguntungkan kedua belah pihak.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Big Caps Dibayangi Tekanan Jual, Saham Lapis Kedua Menarik Dilirik
| Senin, 08 September 2025 | 06:05 WIB

Saham Big Caps Dibayangi Tekanan Jual, Saham Lapis Kedua Menarik Dilirik

Saat saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibayangi tekanan jual, saham lapis kedua menarik dilirik.

Pintu Kredit Koperasi Merah Putih Mulai Dibuka
| Senin, 08 September 2025 | 05:55 WIB

Pintu Kredit Koperasi Merah Putih Mulai Dibuka

Koperasi Merah Putih bisa dapat kredit maksimal Rp 3 miliar di Bank Himbara per September ini dengan ketentuan tertentu. 

Harga Logam Mulia Berkilau, Prospek Emiten Emas Semakin Memukau
| Senin, 08 September 2025 | 05:55 WIB

Harga Logam Mulia Berkilau, Prospek Emiten Emas Semakin Memukau

Permintaan investasi emas diperkirakan meningkat melalui pembelian ETF emas, yang tiga tahun terakhir  lebih dari 1.000 ton, tertinggi 10 tahun.

Di September IHSG Kerap Terkoreksi, Namun Lima Saham ini Punya Catatan Sebaliknya
| Senin, 08 September 2025 | 05:47 WIB

Di September IHSG Kerap Terkoreksi, Namun Lima Saham ini Punya Catatan Sebaliknya

Rata-rata kinerja Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) di bulan September sepanjang perode tahun 2015-2024, mencetak minus 1,81%.

Mengawali Pekan Setelah Long Weekend, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (8/9)
| Senin, 08 September 2025 | 05:46 WIB

Mengawali Pekan Setelah Long Weekend, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (8/9)

Asing sendiri pada sepekan lalu tercatat melakukan aksi jual bersih alias net sell sekitar Rp 4,17 triliun.

Harga Beras dan Jagung Masih Bertahan Tinggi
| Senin, 08 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Beras dan Jagung Masih Bertahan Tinggi

Harga beras dan jagung masih tetap tinggi meskipun pemerintah sudah mengguyur beragam kebijakan untuk meredam harga pangan.

Pebisnis Furnitur Antisipasi Tarif Tambahan AS
| Senin, 08 September 2025 | 05:20 WIB

Pebisnis Furnitur Antisipasi Tarif Tambahan AS

Meminta pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kebijakan Trump tersebut.

Daerah Bisa Tambah Dana Lewat Pengajuan Proyek
| Senin, 08 September 2025 | 05:20 WIB

Daerah Bisa Tambah Dana Lewat Pengajuan Proyek

Pemeritah berencana memberi tambahan anggaran ke daerah lewat proyek untuk mengakali penurunan dana transfer ke daerah. 

Menanti Taji Diversifikasi Pasar oleh Perusahaan Leasing
| Senin, 08 September 2025 | 04:45 WIB

Menanti Taji Diversifikasi Pasar oleh Perusahaan Leasing

Pelaku usaha multifince mencetak piutang pembiayaan sebesar Rp 502,9 triliun per Juli 2025 alias hanya tumbuh 1,79% secara tahunan

Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Harga Emas Masih Bisa Menguat
| Senin, 08 September 2025 | 04:33 WIB

Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Harga Emas Masih Bisa Menguat

Emas dunia mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah alias all time high (ATH) ke US$ 3.653,3 per ons troi.​

INDEKS BERITA