KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Internasional EP (PIEP) ingin memaksimalkan produksi minyak dari lapangan migas di luar negeri. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini akan mengangkut lebih banyak minyak yang diproduksi dari lapangan migas di luar negeri.
Presiden Direktur PT PIEP, Denie Tampubolon menyebutkan, tahun ini PIEP menargetkan produksi migas di lapangan luar negeri sekitar 160.000 barel setara minyak per hari (boepd). "Sebagian dari entitlement minyak (bagian Pertamina) bisa dibawa ke Indonesia. Kami ingin agar lebih banyak lagi yang dibawa ke Indonesia," jelas dia, Jumat (24/5) pekan lalu.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam siaran pers mengungkapkan pemerintah mengambil sejumlah langkah kebijakan terkait pencatatan impor minyak hasil eksplorasi Pertamina yang masuk Indonesia. "Masyarakat perlu tahu bahwa hasil eksplorasi minyak oleh Pertamina di luar negeri dan dibawa ke Indonesia tercatat sebagai barang impor. Itulah yang menyebabkan defisit neraca perdagangan menjadi lebar, ujar Menko Ekonomi Darmin Nasution, Rabu (22/5) lalu.
Pencatatan hasil eksplorasi Pertamina di luar negeri yang tercatat sebagai impor sejatinya semakin memperlebar defisit neraca perdagangan.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebutkan perumusan kebijakan tersebut untuk mengoptimalkan pencatatan ekspor-impor migas. "Nantinya dapat menekan defisit migas," ujar dia, Jumat (24/5) lalu.
Arcandra bilang, pemerintah sedang merumuskan volume entitlement Pertamina di luar negeri yang dibawa ke Indonesia agar dicatatkan sebagai devisa masuk. Sebab, selama ini dicatat sebagai volume impor sehingga mempengaruhi current account deficit (CAD).
Manajemen PIEP optimistis target produksi 2019 bisa tercapai. Keyakinan itu berkaca pada pencapaian tahun lalu, dimana produksi minyak PIEP di sepanjang 2018 mencapai 102.000 bopd dan produksi gas sebesar 299 mmscfd.
"Kami memiliki lapangan di Aljazair, Malaysia, Irak, Gabon, Tanzania. Sementara yang dibawa ke Indonesia minyak produksi dari Aljazair dan Malaysia," kata Denie.
Sejatinya, transaksi migas PIEP bukan bersifat jual beli, melainkan pindah buku saja. Pada tahun lalu, hanya produksi minyak dari Aljazair dan Malaysia yang dibawa ke Indonesia dengan nilai mencapai US$ 470 juta.
Pertamina Internasional memastikan produksi minyak yang dibawa ke Indonesia sepenuhnya merupakan entitlement Pertamina.
PIEP melaporkan hasil produksi di setiap lapangan migas secara periodik. Aset lapangan migas Pertamina Internasional tersebar di sejumlah negara, yakni Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Kolombia, Prancis, Gabon, Myanmar, Namibia dan Tanzania.