Pertamina Genjot Produksi Luar Negeri

Selasa, 28 Mei 2019 | 10:56 WIB
Pertamina Genjot Produksi Luar Negeri
[]
Reporter: Azis Husaini, Filemon Agung | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Internasional EP (PIEP) ingin memaksimalkan produksi minyak dari lapangan migas di luar negeri. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini akan mengangkut lebih banyak minyak yang diproduksi dari lapangan migas di luar negeri.

Presiden Direktur PT PIEP, Denie Tampubolon menyebutkan, tahun ini PIEP menargetkan produksi migas di lapangan luar negeri sekitar 160.000 barel setara minyak per hari (boepd). "Sebagian dari entitlement minyak (bagian Pertamina) bisa dibawa ke Indonesia. Kami ingin agar lebih banyak lagi yang dibawa ke Indonesia," jelas dia, Jumat (24/5) pekan lalu.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam siaran pers mengungkapkan pemerintah mengambil sejumlah langkah kebijakan terkait pencatatan impor minyak hasil eksplorasi Pertamina yang masuk Indonesia. "Masyarakat perlu tahu bahwa hasil eksplorasi minyak oleh Pertamina di luar negeri dan dibawa ke Indonesia tercatat sebagai barang impor. Itulah yang menyebabkan defisit neraca perdagangan menjadi lebar, ujar Menko Ekonomi Darmin Nasution, Rabu (22/5) lalu.

Pencatatan hasil eksplorasi Pertamina di luar negeri yang tercatat sebagai impor sejatinya semakin memperlebar defisit neraca perdagangan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebutkan perumusan kebijakan tersebut untuk mengoptimalkan pencatatan ekspor-impor migas. "Nantinya dapat menekan defisit migas," ujar dia, Jumat (24/5) lalu.

Arcandra bilang, pemerintah sedang merumuskan volume entitlement Pertamina di luar negeri yang dibawa ke Indonesia agar dicatatkan sebagai devisa masuk. Sebab, selama ini dicatat sebagai volume impor sehingga mempengaruhi current account deficit (CAD).

Manajemen PIEP optimistis target produksi 2019 bisa tercapai. Keyakinan itu berkaca pada pencapaian tahun lalu, dimana produksi minyak PIEP di sepanjang 2018 mencapai 102.000 bopd dan produksi gas sebesar 299 mmscfd.

"Kami memiliki lapangan di Aljazair, Malaysia, Irak, Gabon, Tanzania. Sementara yang dibawa ke Indonesia minyak produksi dari Aljazair dan Malaysia," kata Denie.

Sejatinya, transaksi migas PIEP bukan bersifat jual beli, melainkan pindah buku saja. Pada tahun lalu, hanya produksi minyak dari Aljazair dan Malaysia yang dibawa ke Indonesia dengan nilai mencapai US$ 470 juta.

Pertamina Internasional memastikan produksi minyak yang dibawa ke Indonesia sepenuhnya merupakan entitlement Pertamina.

PIEP melaporkan hasil produksi di setiap lapangan migas secara periodik. Aset lapangan migas Pertamina Internasional tersebar di sejumlah negara, yakni Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Kolombia, Prancis, Gabon, Myanmar, Namibia dan Tanzania.

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler