Pertamina Geothermal Siap Masuk Bursa, Sebelumnya Caplok Aset PLN dan Geo Dipa

Kamis, 07 Oktober 2021 | 06:31 WIB
Pertamina Geothermal Siap Masuk Bursa, Sebelumnya Caplok Aset PLN dan Geo Dipa
[ILUSTRASI. PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan inovasi karya anak bangsa di bidang panas bumi.]
Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mematangkan rencana pembentukan Holding BUMN Panas Bumi. Bersamaan dengan itu, kabarnya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai pimpinan holding sudah memasukkan proposal ke Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, pihaknya terus mengebut penggabungan aset Pertamina Geothermal Energy dan PT PLN Gas and Geothermal. Saat ini, konsolidasi aset antara keduanya masih menunggu penerbitan peraturan pemerintah (PP).
 
"Ya kami lagi kejar ini, kan tahap pertama Pertamina sama PLN yang mau kami gabung, ini dulu yang dikejar, mudah-mudahan enggak lama ini, sedang proses PP-nya," kata Arya kepada awak media dalam acara bincang virtual, Selasa (5/10).
 
Sepanjang acara, Arya tidak memerinci kapan target atau proyeksi atas penerbitan PP yang dimaksud maupun tahapan-tahapan selanjutnya dalam agenda penggabungan aset dan pembentukan Holding Panas Bumi.
 
Pada agenda konsolidasi aset ini, Kementerian BUMN telah menunjuk Mandiri Sekuritas sebagai lead consultant. Direktur Mandiri Sekuritas Harold Tjiptadjaja mengaku belum bisa memberikan banyak informasi soal kemajuan serta rencana konsolidasi aset Holding Panas Bumi.
 
"[Konsolidasi aset holding panas bumi] masih dalam kajian," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (5/10). 
 
Ahmad Yuniarto, Dirut Pertamina Geothermal Energy, mengatakan pihaknya menargetkan pada 2030 untuk melakukan transformasi menjadi sebuah perusahaan energi hijau kelas dunia. Untuk itu, perlu upaya keras untuk bergerak menjadi sebuah perusahaan green energy kelas dunia. 
 
"Kapasitas terpasang saat ini 672 MW dan akan ditingkatkan menjadi 1.500 MW pada 2030, serta berupaya menjadi perusahaan yang setara di pasar global dengan revenue US$ 1 miliar," kata dia, kemarin.
 
IPO bisa mundur
 
Sementara itu, tersiar kabar bahwa dua anak usaha BUMN sudah menyampaikan proposal IPO. Satu perusahaan berasal dari sektor telekomunikasi dan satu lagi dari sektor energi. Data BEI, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline IPO. "Dua di antaranya merupakan anak usaha BUMN," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Senin (4/10) kepada jurnalis KONTAN, Dityasa Hanin Forddanta.
 
Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina Geothermal Energy, Sarman Simanjorang mengatakan proses IPO masih jalan terus. "Masih proses persiapan," kata dia kepada KONTAN, Selasa (5/10). Namun Sarman tak menjawab kapan proposal IPO dikirimkan.
 
Dalam situs resminya, kepemilikan saham Pertamina Geothermal Energy dikuasai PT Pertamina (Persero) dengan 706.204 saham (91,09%) dan PT Pertamina Pedeve Indonesia dengan 69.052 saham (8,91%).
 
Pengamat BUMN,Toto Pranoto menilai, rencana IPO holding BUMN geothermal sebaiknya baru dilaksanakan tahun depan. Selain karena proses pembentukan holding yang belum selesai serta proses persiapan IPO  yang panjang, faktor kondisi pasar juga menjadi pertimbangan yang menurut Toto perlu diperhatikan dalam rencana IPO ini.

“Tahun ini kan di kuartal IV ini sudah ada jadwal-jadwal IPO besar, misalnya nanti GoTo mau masuk di kuartal IV, kalau semua energi  investor lokal sudah habis buat menyerap sahamnya GoTo, masih ada enggak nanti kekuatan untuk menyerap IPO yang lain?” ujar Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/10).

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Aplikasi Online Trading BCA Sekuritas Hari ini Bermasalah, Order Lewat Telepon
| Kamis, 14 November 2024 | 10:35 WIB

Aplikasi Online Trading BCA Sekuritas Hari ini Bermasalah, Order Lewat Telepon

Aplikasi online trading BCA Sekuritas bermasalah sejak dini hari ini (14/11). Order jual dan beli dilakukan lewat telepon.

Bobot Indonesia di Indeks MSCI Turun, Itu yang Bikin Asing Masif Jual Saham Bank
| Kamis, 14 November 2024 | 09:30 WIB

Bobot Indonesia di Indeks MSCI Turun, Itu yang Bikin Asing Masif Jual Saham Bank

MSCI telah menurunkan bobot Indonesia dari 2% pada Januari 2024 menjadi tinggal 1,5% pada November 2024. 

Morgan Stanley Proyeksi Pasar Saham RI Menarik, Perhatikan Risiko dan Pilihan Saham
| Kamis, 14 November 2024 | 09:19 WIB

Morgan Stanley Proyeksi Pasar Saham RI Menarik, Perhatikan Risiko dan Pilihan Saham

Saham sektor keuangan dan sektor komoditas yang selama ini menopang kapitalisasi pasar saham di Indonesia kekurangan katalis.

Akhirnya Naik Usai Turun dalam Sepekan, Ini Rekomendasi Saham BBRI, BBNI, BMRI & BBCA
| Kamis, 14 November 2024 | 08:00 WIB

Akhirnya Naik Usai Turun dalam Sepekan, Ini Rekomendasi Saham BBRI, BBNI, BMRI & BBCA

Rebound harga saham BBRI, BMRI dan BBNI pada perdagangan kemarin berlangsung tatkala tekanan jual investor asing masih berlangsung.

Penerimaan PNBP Minerba Lampaui Target, Batubara Menjadi Tumpuan
| Kamis, 14 November 2024 | 07:55 WIB

Penerimaan PNBP Minerba Lampaui Target, Batubara Menjadi Tumpuan

Realisasi PNBP sektor minerba per 12 November 2024 mencapai Rp 121,74 triliun, atau 107,22% dari target  tahun ini sebesar Rp 113,54 triliun.

Perbaiki Margin Laba, ANTM Lakukan Sejumlah Ekspansi
| Kamis, 14 November 2024 | 07:51 WIB

Perbaiki Margin Laba, ANTM Lakukan Sejumlah Ekspansi

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berharap berbagai agenda ekspansinya di tahun ini berdampak ke perbaikan bottom line. ​

Emiten Baru Adiwarna Anugerah (NAIK) Mengincar Pendapatan Rp 190 Miliar
| Kamis, 14 November 2024 | 07:40 WIB

Emiten Baru Adiwarna Anugerah (NAIK) Mengincar Pendapatan Rp 190 Miliar

Emiten penyedia sistem proteksi kebakaran ini optimistis bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga dua digit sepanjang 2024.

Sumber Global Energy (SGER) Beli Batubara 2 Juta Metrik Ton
| Kamis, 14 November 2024 | 07:33 WIB

Sumber Global Energy (SGER) Beli Batubara 2 Juta Metrik Ton

Pada 11 November 2024, emiten pertambangan itu telah meneken perjanjian induk jual beli (offtake) batubara dengan PT Merge Mining Industri. 

Direktur Utama Borong 87 Juta Saham Sarana Mitra Luas (SMIL)
| Kamis, 14 November 2024 | 07:29 WIB

Direktur Utama Borong 87 Juta Saham Sarana Mitra Luas (SMIL)

Hadi Suhermin, Direktur Utama sekaligus pengendali PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menambah kepemilikan sahamnya di SMIL.

Prospek Emiten Susu Masih Manis
| Kamis, 14 November 2024 | 07:26 WIB

Prospek Emiten Susu Masih Manis

Kinerja emiten dairy diproyeksi masih berpotensi tumbuh ke depan. Dukungan dari tumbuhnya permintaan domestik, akan jadi katalis positif emiten.

INDEKS BERITA

Terpopuler