Perusahaan Jasa Kontraktor Batubara Fokus Efisiensi Operasional

Kamis, 18 Juli 2019 | 08:00 WIB
Perusahaan Jasa Kontraktor Batubara Fokus Efisiensi Operasional
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa kontraktor batubara berupaya menjaga kinerja operasional pada semester II-2019 melalui strategi efisiensi. Strategi ini bertujuan mengantisipasi penurunan pendapatan akibat tren penurunan harga batubara acuan (HBA).

Ambil contoh, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Pada kuartal pertama tahun ini, DOID mencatatkan penurunan laba bersih sekitar 86,98% secara year on year (yoy) menjadi US$ 1,36 juta. Padahal DOID mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,64% yoy menjadi senilai US$ 213,91 juta.

Regina Korompis, Head of Investor Relations DOID menyatakan, memasuki semester kedua tahun ini, manajemen perusahaan ini optimistis bisa mencapai target. "Fokus perusahaan masih sama dengan semester pertama tahun ini, yakni melalui strategi efisiensi operasional," kata dia, kemarin (17/7).

Untuk menambah daya dorong hasil efisiensi pada operasionalnya, tahun ini DOID membidik perolehan kontrak anyar serta membidik perpanjangan kontrak dengan pelanggan eksisting. "Ada beberapa kemungkinan kontrak baru yang masuk dalam pipeline," kata dia.

Tahun ini, DOID memasang target volume nisbah kupas atau overburden removal sekitar 380 juta BCM hingga 420 juta BCM. Sebagai perbandingan, tahun lalu DOID merealisasikan overburden removal sekitar 393 juta BCM dengan produksi batubara sekitar 45 juta ton.

Perusahaan jasa tambang lain, PT Pamapersada Nusantara juga menempuh upaya yang mirip. Anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) ini menerapkan strategi efisiensi operasional di paruh kedua ini.

Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara K Loebis menyampaikan, tren penurunan harga batubara turut mengerem produksi perusahaan batubara yang menggunakan jasa Pamapersada. "Pemilik tambang dan kontraktor menerapkan rencana produksi yang konservatif," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (16/7). Alhasil, strategi efisiensi operasional berguna menjaga kinerja keuangannya.

Analis Jasa Utama Capital, Chris Apriliony melihat prospek emiten kontraktor batubara masih berpotensi tertekan pada semester dua tahun ini, akibat penurunan harga batubara masih berlanjut. "Penurunan harga batubara menyebabkan pemilik tambang menurunkan produksi sehingga alokasi biaya jasa pengupasan areal tambang juga turun," kata dia.

Chris menandaskan, tantangan industri jasa kontraktor batubara saat ini masih pada penurunan harga batubara. Oleh karena itu, efisiensi biaya operasional jadi kunci menjaga kinerjanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Dapat Dukungan Entitas Singapura, TGUK Bidik Bisnis Makanan Olahan dan Daging Beku
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:34 WIB

Dapat Dukungan Entitas Singapura, TGUK Bidik Bisnis Makanan Olahan dan Daging Beku

Platinum Wahab Nusantara (TGUK) melihat pasar frozen meat diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk menengah.

Perlu Strategi Lebih Tajam Memilih Koin Kripto ICO Dibandingkan IPO Saham
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:07 WIB

Perlu Strategi Lebih Tajam Memilih Koin Kripto ICO Dibandingkan IPO Saham

Memilih koin yang baru lakukan ICO harus dilakukan dengan seksama dan berhati-hati karena tingkat risiko dan volatilitas yang tinggi.

Harga Kakao Global Tinggi, Tapi Ekspor Kakao Tak Bertenaga
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:00 WIB

Harga Kakao Global Tinggi, Tapi Ekspor Kakao Tak Bertenaga

Petani kakao Indonesia gigit jari di tengah harga global US$5.793/ton. Temukan faktor penyebab ekspor tak bertenaga dan solusi Dekaindo.

Menguji Jalan Pintas untuk Mengejar Produksi Cokelat
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 15:00 WIB

Menguji Jalan Pintas untuk Mengejar Produksi Cokelat

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil biji kakao dunia. Untuk mendongkrak kemampuan produksi kakao ada pungutan tarif ekspor.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham Emiten Rokok di Kuartal IV-2025
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 14:04 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham Emiten Rokok di Kuartal IV-2025

Revisi proyeksi GGRM dilakukan dengan menurunkan pertumbuhan bottom line 2026, seiring ekspektasi penurunan kinerja 2025 sekitar 41% YoY.

Sempat Dipuji Presiden Prabowo, Kapan Michelin Star Meluncur di Indonesia?
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 10:00 WIB

Sempat Dipuji Presiden Prabowo, Kapan Michelin Star Meluncur di Indonesia?

Menurut Manuel, keberhasilan Indonesia meraih Michelin Keys akan membawa dampak luas terhadap pariwisata dan ekonomi nasional.

Persiapkan Dana Juga biar Warisan Tak Jadi Beban
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Persiapkan Dana Juga biar Warisan Tak Jadi Beban

Dana untuk perencanaan warisan alias distribusi kekayaan perlu disiapkan. Termasuk, menyiapkan dana buat mengurus BPHTB.

Rupiah Tembus ke Rp 16.602 Per Dolar Amerika Serikat, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 08:52 WIB

Rupiah Tembus ke Rp 16.602 Per Dolar Amerika Serikat, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Beragam sentimen seperti harapan pertemuan China dan AS dalam hal perundingan dagang dan keputusan BI mempertahankan suku bunga. 

Hasil Penjualan Lahan Naik, Laba AKR Corporindo (AKRA) Melejit
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 08:44 WIB

Hasil Penjualan Lahan Naik, Laba AKR Corporindo (AKRA) Melejit

AKRA perlu waspada potensi risiko bisnis, seperti penurunan margin akibat perubahan komposisi pelanggan dari sektor tambang ke pasar umum. 

Bayang-Bayang Kinerja Emiten & Keputusan BI Rate Mengiringi Jalannya IHSG Sepekan
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 08:18 WIB

Bayang-Bayang Kinerja Emiten & Keputusan BI Rate Mengiringi Jalannya IHSG Sepekan

Gerak IHSG  diwarnai sentimen rilis data suku bunga dan industri China, keputusan moneter BI dan kinerja emiten per kuartal III-2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler