Perusahaan yang Didukung Novo Tellus Jadi SPAC Ketiga yang Catatkan Saham di SGX

Kamis, 27 Januari 2022 | 15:25 WIB
Perusahaan yang Didukung Novo Tellus Jadi SPAC Ketiga yang Catatkan Saham di SGX
[ILUSTRASI. FILE PHOTO Logo Singapore Exchange (SGX) di distrik keuangan Singapura, 23 April 2014. REUTERS/Edgar Su/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Novo Tellus Capital Partners pada Kamis (27/1) mendaftarkan unitnya yang khusus dibentuk untuk mengakuisisi di bursa Singapura. Unit usaha milik pengelola dana buyout teknologi industri di Asia Tenggara itu merupakan special purpose acquisition company (SPAC) ketiga yang melakukan penawaran perdana di bursa Singapura. 

SPAC meramaikan bursa Singapura berselang setahun setelah masa hiruk-pikuk perusahaan tersebut di bursa Amerika Serikat (AS). Popularitas SPAC yang kerap disebut perusahaan cek kosong itu terhambat begitu regulator memperketat aturan. Sentimen investor di AS terhadap SPAC juga memburuk seiring dengan tingkat pengembalian yang rendah.

Novo Tellus Alpha Acquisition mengumpulkan dana SGD 150 juta, atau setara Rp 1,6 triliun. Saham perusahaan itu diperdagangkan pada SGD 4,96 lebih rendah daripada harga penawaran umum perdananya, yaitu SGD 5 per unit. 

Setiap unit terdiri dari satu saham Kelas A dan setengah dari waran yang dapat dieksekusi dengan harga SGD 5,75 per saham.

Baca Juga: Sukses IPO, LG Energy Solution Jadi Perusahaan Terbesar Kedua di Korea Selatan

SPAC, atau perusahaan cangkang, mengumpulkan uang dari pasar saham untuk membeli perusahaan swasta. Itu berarti, SPAC membawa bisnis tersebut memasuki pasar modal dalam kerangka waktu yang lebih singkat dan penilaian yang seringkali lebih kuat.

Pada upacara pencatatan pada hari Kamis, Kepala Eksekutif Novo Tellus Alpha Acquisition Loke Wai San mengatakan perubahan struktural dalam tren rantai pasokan akan menguntungkan perusahaan industri dan teknologi di wilayah tersebut. Dia juga mengatakan Singapura adalah tempat yang tempat untuk mencatatkan saham bagi SPAC.

"Kami mencari perusahaan dengan nilai berkisar SGD 500 juta hingga SGD 1 miliar," ujar Loke, yang juga merupakan CEO Novo Tellus ke Reuters pekan lalu.

Dia mengatakan investor memiliki "harapan pertumbuhan yang stabil, profitabilitas dan tidak hiper pertumbuhan dan kerugian besar" untuk kelompok target perusahaan industri SPAC.

Baca Juga: Perjanjian Perdagangan Bebas Singapura dan Aliansi Pasifik Disahkan, Ini Isinya

Awal bulan ini, Vertex Technology Acquisition Corp Ltd, yang disponsori oleh unit dari pengelola investasi negara Singapura, Temasek Holdings, mengumpulkan SGD 200 juta di kota tersebut.

SPAC berikut yang melakukan pencatatan saham adalah SPAC yang didukung manajer aset Eropa Tikehau Capital dan perusahaan induk dari CEO LVMH Bernard Arnault. Nilai dana yang diperoleh SGD 170 juta 

Hong Kong juga mengizinkan listing SPAC mulai tahun ini. Namun, Hong Kong melarang investor ritel ikut berpartisipasi dalam IPO SPAC/

IPO SPAC Novo Tellus mengalami kelebihan permintaan. Disponsori oleh Novo Tellus PE Fund 2, IPO mendapat dukungan dari 13 investor utama. Termasuk Affin Hwang Asset Management Bhd dari Malaysia dan anak perusahaan tidak langsung yang dimiliki sepenuhnya Temasek.

Bagikan

Berita Terbaru

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

INDEKS BERITA

Terpopuler