Peta Jalan Menuju Pertumbuhan Lebih Cepat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kita sudah lama bertahan di sekitar 5%. Untuk negara sebesar Indonesia, itu adalah tanda daya tahan. Tapi kalau tujuan kita adalah pekerjaan yang lebih bermartabat dan pendapatan per kapita yang naik lebih cepat, dan perlindungan sosial yang layak, pertanyaannya sederhana: bisakah kita melaju lebih cepat tanpa kehilangan kendali? Jawabannya bisa, asal bertahap, konsisten dan persisten. Itulah makna "5–6–7–8": menjaga lima persen sebagai pijakan, menapaki 6%, meraih 7%, dan pada saat yang tepat menyentuh 8%. Menjaga irama mesin menjadi penting: naik gigi saat tanjakan, menahan saat licin. Kuncinya tiga: desain kebijakan yang jernih, disiplin dan transparansi agar publik dan pasar percaya arah kita.
Mesin ekonomi kita belum optimal, ditandai dengan permintaan masih lemah. Rumah tangga menunda belanja besar, pelaku usaha menunda ekspansi. Industri pengolahan mengalami deindustrialisasi. Ekspor masih bertumpu pada komoditas mentah. Biaya logistik dan energi tinggi. Produktivitas pekerja tertahan, banyak perusahaan kesulitan menemukan keterampilan yang pas. UMKM mendominasi, tetapi banyak yang belum kuat. Di tata kelola, perizinan, kepastian hukum dan koordinasi pusat-daerah belum seragam -- semua ini mengikis keyakinan investor.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan