Phapros (PEHA), Anak Usaha KAEF Meracik Bisnis Obat Herbal

Jumat, 08 Januari 2021 | 09:37 WIB
Phapros (PEHA), Anak Usaha KAEF Meracik Bisnis Obat Herbal
[ILUSTRASI. logo pt Phapros tbk PEHA]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA), anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF), terus mengembangkan produk obat berbasis herbal. PEHA menempuh langkah tersebut lantaran melihat potensi pasar Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) cukup besar di masa mendatang.

Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk, Zahmilia Akbar menyebutkan, saat ini PEHA mempunyai dua produk fitofarmaka dari sembilan produk fitofarmaka yang ada di Indonesia, yaitu Tensigard dan XGra.

"Kami berencana mengembangkan obat herbal, terutama bekerja sama dengan universitas/lembaga penelitian sebagai bentuk hilirisasi riset dan sinergi Academician Bussiness Government Community (ABGC)," kata dia kepada KONTAN, Kamis (7/1).

Adapun mengenai kapasitas produksi, Zahmila mengatakan, kapasitas pabrik PEHA masih memadai untuk tiga tahun ke depan karena investasi peningkatkan kapasitas telah dilakukan pada 2018. Jadi, belum ada rencana menambah kapasitas pabrik khusus untuk produk fitofarmaka.

Zahmilia mengatakan, pasar OMAI di masa yang akan datang memiliki potensi yang sangat besar, terutama di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati luar biasa. "OMAI bisa menjadi agen preventif, promotif dan kuratif berdampingan dengan obat kimia, seperti konsep yang diusung traditional chinese medicine (TCM) di Tiongkok dalam terapi," kata dia.

Berdasarkan laporan tahunan 2019, Phapros telah memproduksi lebih dari 250 item obat dan lebih dari 170 obat di antaranya merupakan hasil pengembangan sendiri (non-lisensi). Upaya ini untuk meneruskan kepeloporan yang mereka kibarkan sejak 1969 melalui peluncuran Pehastone, peluruh batu ginjal terbuat dari tanaman obat.

Pada tahun 2000, Phapros memperkenalkan produk alam dalam kelompok Agro-medicine-Agromed yang telah menghasilkan dua produk fitofarmaka, terbanyak di antara perusahaan farmasi.

PEHA menerapkan strategi pemasaran untuk menunjang ketersediaan produk baik di apotek, rumah sakit, maupun kanal-kanal penjualan lainnya. Dengan ketersediaan yang terjaga, manajemen Phapros mengharapkan produk merek bisa menjadi substitusi bagi produk lainnya di pasar.

Hingga kuartal III-2020, penjualan bersih PEHA menurun 11,57% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 791,94 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 700,27 miliar di Januari-September 2020.

Dari sisi bottom line, PEHA mencatatkan laba bersih senilai Rp 50,01 miliar pada kuartal III-2020. Jumlah tersebut menyusut 16,64% dibandingkan laba bersih kuartal III-2019 senilai Rp 59,99 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:30 WIB

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora

DJP terapkan status pajak WNI diaspora lewat uji berjenjang untuk kondisi sebenarnya.                   

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:14 WIB

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group

PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mengantongi kontrak jangka panjang untuk proyek floating liquefied natural gas (FLNG) Genting 

INDEKS BERITA

Terpopuler