Pilah-Pilih Mata Uang Utama Saat Dolar AS Tak Berdaya

Selasa, 18 Maret 2025 | 02:59 WIB
Pilah-Pilih Mata Uang Utama Saat Dolar AS Tak Berdaya
[ILUSTRASI. Kinerja mayoritas mata uang utama berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS). REUTERS/Yuriko Nakao]
Reporter: Lydia Tesaloni, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja mayoritas mata uang utama berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS). Terutama setelah si greenback melemah.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menilai, melemahnya dolar AS akibat meningkatnya kekhawatiran atas kinerja ekonomi AS dan arah kebijakan moneter. "Tanda-tanda perlambatan ekonomi mengurangi daya tarik dolar," ujarnya kepada KONTAN.

Beberapa indikator ekonomi AS menunjukkan perlambatan. Lapangan kerja tumbuh lebih lambat dari perkiraan. Sementara pertumbuhan upah juga melemah.

Ditambah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik menambah tekanan. Walhasil, investor mendiversifikasi aset mereka ke mata uang atau instrumen lain. "Pergeseran sentimen investor terhadap aset berisiko, seperti saham atau mata uang pasar berkembang, telah mengurangi permintaan dolar sebagai aset safe haven," jelasnya.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Siapkan Dana Rp 300 Miliar untuk Buyback Saham

Sejumlah faktor lain yang mendorong penguatan mata uang utama termasuk kebijakan moneter yang lebih agresif di Zona Euro, Inggris, dan Australia. Hal itu membuat suku bunga negara-negara tersebut lebih menarik dibandingkan The Fed.

Lalu, indikator ekonomi seperti produk domestik bruto (PDB), angka ketenagakerjaan, serta kepercayaan konsumen yang membaik turut memperkuat daya tarik mata uang utama dunia. Sutopo menilai EUR, GBP, AUD, JPY, dan CNY bisa diperhatikan.

Baca Juga: Kepercayaan Pasar Menyusut, Laju IHSG Tersendat

Sementara analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai, hanya dolar AS dan JPY yang menarik. Ketidakpastian ekonomi di AS berpotensi menciptakan sentimen risk off. Hal tersebut umumnya mendukung permintaan dolar AS, sehingga ada potensi tren dolar AS berbalik menguat. Dia memperkirakan indeks dolar di kisaran 108-110 pada akhir 2025. "ketidakpastian seputar perang Ukraina-Rusia, kanal Panama, dan Greenland masih menjadi kekhawatiran," tegasnya.

Adapun JPY didukung potensi peningkatan suku bunga Bank of Japan (BoJ). Lukman memperkirakan JPY di level 140 pada akhir tahun.

"Namun semua penuh ketidakpastian, sehingga paling baik diversifikasi, dollar AS 40%, yen 40%, 20% di EUR dan GBP," imbuh Lukman.

Bagikan

Berita Terbaru

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:48 WIB

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan

Ketika PT Gaia Artha Dinamic melakukan akumulasi, harga saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) justru melorot. 

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:30 WIB

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko

 Memasuki separuh kedua 2025, kinerja aset-aset investasi masih diselimuti oleh volatilitas pasar yang tinggi. 

Erajaya Swasembada (ERAA) Memacu Penjualan di Pameran Jakarta Fair
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:15 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Memacu Penjualan di Pameran Jakarta Fair

Walau tak mengumbar angka pasti, Erajaya optimistis penjualan selama pameran akan mencatat hasil yang manis.

Mimpi Dapat Kerja
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:14 WIB

Mimpi Dapat Kerja

Sang Wapres, Gibran Rakabuming Raka, yang pernah gembar-gembor menciptakan 19 juta lapangan kerja, tetap tak mengubah pola kerja.

Perbaikan Produksi Menjadi Kunci Pertumbuhan Kinerja PT Timah Tbk (TINS)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:00 WIB

Perbaikan Produksi Menjadi Kunci Pertumbuhan Kinerja PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) akan diuntungkan volume produksi dan proyeksi harga jual yang lebih tinggi di semester II-2025

Rupiah Berpotensi Tertekan di Akhir Pekan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:30 WIB

Rupiah Berpotensi Tertekan di Akhir Pekan

 Melansir data Bloomberg, rupiah menguat 0,21% secara harian ke  Rp 16.224 per dolar AS pada Kamis (10/7).

Jaya Trishindo (HELI) Memperluas Jangkauan Operasional
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:20 WIB

Jaya Trishindo (HELI) Memperluas Jangkauan Operasional

Selain wilayah Sumatra dan Kalimantan, manajemen HELI juga sedang mengkaji peluang ekspansi layanan ke kawasan Indonesia Timur.

Masih Ada Euforia di Saham-Saham Prajogo Pangestu
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:00 WIB

Masih Ada Euforia di Saham-Saham Prajogo Pangestu

Di tengah antrean panjang pembelian saham CDIA di harga ARA, saham emiten Prajogo Pangestu lainnya pun semakin menarik perhatian.

Industri Kaca Dibayangi Ketidakpastian Suplai Gas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 04:35 WIB

Industri Kaca Dibayangi Ketidakpastian Suplai Gas

Kepastian volume pasokan dan harga gas akan sangat berpengaruh terhadap daya saing produk kaca asal Indonesia. 

Di Balik Peningkatan KPR Macet
| Jumat, 11 Juli 2025 | 04:07 WIB

Di Balik Peningkatan KPR Macet

Peningkatan NPL KPR mengganggu manuver perbankan dalam mengucurkan kredit produktif lain, termasuk program 3 juta rumah.

INDEKS BERITA

Terpopuler