Pilihan Investasi Lucas Kurniawan Dirut ANJT Mayoritas Instrumen yang Mudah Dicairkan

Sabtu, 14 Mei 2022 | 04:20 WIB
Pilihan Investasi Lucas Kurniawan Dirut ANJT Mayoritas Instrumen yang Mudah Dicairkan
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas suatu instrumen menjadi pertimbangan utama bagi Lucas Kurniawan memilih dan menempatkan dana investasinya. Menurut pria yang kini menjabat sebagai Direktur Utama di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) ini, investasi memang bertujuan untuk mengembangkan uang. 

Karena itu bagi Lucas, dana yang ditempatkan dalam investasi sebaiknya mudah dicairkan. Oleh sebab itu, deposito, surat berharga pemerintah, saham, dan reksadana merupakan instrumen investasi yang menjadi andalan Lucas. 

Sifat likuid keempat instrumen tersebut membuat Lucas dapat dengan mudah mengonversi dana yang diinvestasikan di instrumen tersebut menjadi dana tunai. Selain itu, Lucas memiliki prinsip berinvestasi menggunakan dana menganggur yang tidak dialokasikan untuk kebutuhan mendesak. 

Baca Juga: Kuartal I-2022, Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Catatkan Pertumbuhan Kinerja Positif

Lucas mulai berinvestasi ketika dirinya sudah memiliki penghasilan sendiri. Di 1993, Lucas memulai kariernya dengan bekerja di Kantor Akuntan Publik Siddharta, Siddharta dan Widjaja (dahulu Siddharta, Siddharta dan Harsono) sampai dengan tahun 1998.

Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, Jakarta ini sadar penghasilan yang ia sisihkan untuk ditabung tidak cukup berkembang jika hanya disimpan di tabungan. Alhasil, ia mulai mencoba menempatkan dananya di instrumen investasi agar dapat berkembang, setidaknya mengimbangi laju inflasi.

Pada masa awal tersebut, Lucas menginvestasikan dananya di deposito. Pasalnya, produk perbankan ini mudah dipahami karena memberikan tingkat imbal hasil pasti. Instrumen ini juga relatif aman, karena ada jaminan dari pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Pelajari lebih dulu

Seiring berkembangnya pasar modal dan pasar uang, Lucas mulai mencoba berinvestasi di saham dan surat berharga negara (SBN). Ia juga mencoba reksadana. Bagi dia, reksadana menjadi instrumen yang sangat membantu dalam pengelolaan investasi.

Lucas tentu tidak sembarangan berinvestasi. Sebelum memilih suatu instrumen, ia mempelajari dulu instrumen tersebut. Di saham misalnya, Lucas berupaya memahami dinamika berdasarkan sektor usaha dan fundamental emiten. Mulai dari tata kelola, kekuatan bisnis, hingga komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan atau ESG.

Baca Juga: Laba Bersih Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Melesat 261,9% pada Kuartal I 2022

Sementara dalam memilih reksadana, Lucas mempertimbangkan reputasi dari fund manager, catatan kinerja reksadana dan fokus investasi reksadana tersebut. Selama berinvestasi, ia tidak pernah melakukan diversifikasi, yakni pembagian atau penyebaran dana investasi di dalam satu kelas aset. Ia hanya melakukan realokasi dengan melihat kondisi di pasar modal, tingkat imbal hasil yang diharapkan, terutama perkembangan kondisi ekonomi nasional dan global.

Lucas mengatakan, mayoritas investasinya dialokasikan ke saham, SBN, dan reksadana, yakni sekitar 70%-80%. "Akan tetapi, di saat situasi tidak kondusif, maka saat dicairkan, dana ditempatkan di deposito," kata dia, Jumat (13/5).

Menurut Lucas, kondisi makro ekonomi di dalam negeri maupun global penting diperhatikan. Sebab ia pernah mengecap kerugian investasi saham akibat gejolak ekonomi. Ini sesuai dengan risiko investasi saham yang bersifat high risk high return, karena harganya dapat sangat berfluktuasi akibat berbagai sentimen di pasar.

Pria yang diangkat sebagai Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) sejak November 2021 ini mengatakan belum ada rencana untuk menambah atau mencoba instrumen lainnya. Ia masih fokus pada keempat instrumen tadi, karena mempunyai likuiditas yang bagus.

Dalam menentukan instrumen investasi, pria yang menggemari budidaya anggrek ini juga selalu memperhatikan tujuan investasi. "Setidaknya untuk jangka satu sampai dua tahun ke depan," ucap Lucas.

Untuk instrumen yang likuid, Lucas memilih instrumen deposito, saham, atau beberapa jenis surat berharga. Namun, bila tidak ada kebutuhan likuiditas yang tinggi, maka bentuk investasi lainnya, seperti properti dapat jadi pilihan.

Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Catatkan Pertumbuhan Kinerja Positif di Kuartal I-2022

Bagikan

Berita Terbaru

PTLU Ombilin Bisa Jadi Alternatif PLTU Cirebon
| Kamis, 11 Desember 2025 | 05:00 WIB

PTLU Ombilin Bisa Jadi Alternatif PLTU Cirebon

Pemerintah tengah mencari PLTU pengganti PTLU Cirebon-1 yang tidak jadi pensiun lantaran masih dianggap sumber energi krusial.

Mitos Kesetaraan dalam Alokasi IPO
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:59 WIB

Mitos Kesetaraan dalam Alokasi IPO

Keadilan di pasar tak lahir dari sekedar siapa mendapat berapa, melainkan dari bagaimana peran, beban dan daya tahan ditempatkan proporsional.

Bisnis Asuransi Kesehatan Terancam Sepi
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:50 WIB

Bisnis Asuransi Kesehatan Terancam Sepi

Dengan tingginya inflasi medis hingga ancaman fraud, sejumlah perusahaan memilih hengkang dari bisnis asuransi kesehatan.

IHSG Balik ke 8.700, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (11/12)
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:45 WIB

IHSG Balik ke 8.700, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (11/12)

IHSG mengakumulasi kenaikan 1,04% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,90%.

Dapat Jatah PMN Rp 6,68 Triliun, SMF Siap Genjot Pembiayaan KPR FLPP
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:15 WIB

Dapat Jatah PMN Rp 6,68 Triliun, SMF Siap Genjot Pembiayaan KPR FLPP

PMN dapat meningkatkan kontribusi terhadap sektor perumahan dengan mengalirkan dana dari pasar modal. 

Tarif Tiket Pesawat di Wilayah Bencana Disorot
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:15 WIB

Tarif Tiket Pesawat di Wilayah Bencana Disorot

Kondisi darurat bencana di Provinsi Aceh mendorong meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi udara.

Sanksi Denda bagi Penambang Ilegal di Hutan
| Kamis, 11 Desember 2025 | 04:00 WIB

Sanksi Denda bagi Penambang Ilegal di Hutan

Pemerintah berkomitmen menindak pelanggar aturan pertambangan, terutama bila aktivitas ini merugikan masyarakat.

Sinyal Kuat Soft Landing, The Fed Kerek Proyeksi Pertumbuhan AS 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 02:39 WIB

Sinyal Kuat Soft Landing, The Fed Kerek Proyeksi Pertumbuhan AS 2026

The Fed secara mengejutkan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2026 menjadi 2,3%, naik dari proyeksi bulan September yang hanya 1,8%.​

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

INDEKS BERITA

Terpopuler