PP London Sumatra (Lonsum) Masih Bisa Memanen Laba

Jumat, 21 Oktober 2022 | 04:50 WIB
PP London Sumatra (Lonsum) Masih Bisa Memanen Laba
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) diramal memiliki kinerja lebih baik pada semester II-2022. Cuaca yang lebih baik bisa menggenjot produksi dan penjualan LSIP yang sempat turun tipis pada paruh pertama tahun ini.

Pada semester satu lalu, produksi tandan buah segar (TBS) LSIP turun 18% secara tahunan menjadi 505.000 ton. Akibatnya total produksi CPO LSIP di periode tersebut menyusut 23% secara tahunan menjadi 127.000 ton. 

Analis Samuel Sekuritas Asia Yosua Zisokhi mengatakan, volume produksi di semester dua biasanya meningkat. Produksi CPO di semester dua menyumbang 55%-60% dari total produksi sepanjang tahun. Sementara, produksi di semester I hanya berkontribusi sebanyak 40%-45%. 

Baca Juga: Kinerja London Sumatra (LSIP) Diramal Lebih Baik Sepanjang Semester Kedua

Menurut Yosua, emiten perkebunan sawit ini juga harus segera melakukan peremajaan tanaman. Ini agar perusahaan bisa menghindari kesulitan pertumbuhan produksi karena umur tanaman sudah dalam usia tua, yakni rata-rata kisaran 18 tahun.

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap juga memprediksi volume penjualan LSIP bakal lebih tinggi di semester ini. Alasannya, karena adanya musim panen yang biasanya dimulai pada kuartal III. Meski begitu dia melihat harga jual rata-rata CPO masih sejalan dengan proyeksi. 

Ini karena permintaan CPO untuk ekspor naik di semester II-2022. "Kami melihat pendapatan yang lebih baik akan dicapai LSIP di semester kedua," tulis Juan dalam riset.

Yosua juga berpendapat jika kinerja LSIP masih in-line dengan target yang diestimasikan sebelumnya. Bahkan penurunan harga CPO di semester II sudah diprediksi sejak tahun lalu. LSIP juga seharusnya sudah siap menerima kenyataan akan mengalami penurunan harga jual hingga tahun 2023.

Hitungan Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Suparto, harga jual CPO diperkirakan masih bisa naik dari harga terendahnya di RM 3.226 per ton pada akhir September 2022. Buat perbandingan, harga CPO sempat berada di level tertinggi pada April 2022 di RM 7.104 per ton.

Alroy memperkirakan, harga jual rata-rata CPO di semester II tahun 2022 akan berada pada kisaran RM 3.800 hingga RM 4.100 per ton. Menurut dia, harga CPO masih akan ditopang dari tingginya harga minyak dunia setelah negara anggota OPEC+ setuju untuk mengurangi produksi minyak mentah hingga 2 juta barel per hari.

Baca Juga: Kinerja Lonsum (LSIP) Diramal Membaik, Simak Rekomendasi Sahamnya

"CPO masih merupakan produk alternatif, maka permintaan CPO masih akan meningkat. CPO banyak dibutuhkan di Eropa. Di sana digunakan untuk memenuhi kebutuhan biodiesel," kata Alroy, Kamis (20/10).

Harga jual

Di semester II, tantangan yang akan dihadapi oleh LSIP adalah potensi margin yang akan menciut. Yosua menyebut, margin laba LSIP di semester II akan terganggu sebab harga CPO yang menurun dan tingginya harga pupuk. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa dalam riset 15 Agustus 2022 menyebut, perlambatan harga CPO yang terjadi di semester dua tahun ini membuat ia menghitung ulang proyeksi kinerja LSIP. 

Namun dia masih percaya pendapatan LSIP akan lebih tinggi, meski tidak sebesar tahun lalu. Dia memperkirakan pendapatan dan laba bersih LSIP masing-masing mencapai Rp 3,99 triliun dan Rp 1,08 triliun. Sedangkan di 2023, pendapatan LSIP mencapai Rp 5,46 triliun dengan laba bersih Rp 1,23 triliun. Dia menyarankan beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.810. 

Juan merekomendasikan trading buy saham LSIP dengan target sebesar Rp 1.370. Sedangkan, Yosua menyarankan beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.230. Kamis (20/10) harga saham LSIP ditutup di Rp 1.130, naik 4,63% dari hari sebelumnya.  

Baca Juga: Harga CPO Kembali Normal, Masihkah Saham Emiten CPO Menarik?

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 08:34 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 19 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:56 WIB

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun

PT Petrosea Tbk (PTRO) menandatangani perjanjian pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 135 juta, setara Rp 2,19 triliun.

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:51 WIB

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%

Di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, kinerja top line dan bottom line PT PAM Mineral Tbk (NICL) melesat signifikan.​

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:46 WIB

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral

Harga sejumlah komoditas logam mineral di pasar global terus mencatatkan kenaikan di sepanjang tahun 2025 berjalan.

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:37 WIB

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan

Penguatan IHSG di pekan ini, antara lain, ditopang rilis data ekonomi China, data inflasi Amerika Serikat (AS) dan saham-saham konglomerasi.

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:30 WIB

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham

Mengupas profil dan rencana bisnis PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) pasca menggelar penawaran saham perdana

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:29 WIB

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025

Per 30 Juni 2025, laba bersih PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mencapai Rp 7,77 miliar di semester I-2025, melesat 666,66% secara tahunan.

Penurunan Tarif Impor AS, Membuka Peluang Ekspor CPO
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:22 WIB

Penurunan Tarif Impor AS, Membuka Peluang Ekspor CPO

Penurunan tarif impor produk Indonesia ke AS jadi 19% bisa jadi katalis positif emiten produsen minyak sawit (CPO​).

Balada BI Rate
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:05 WIB

Balada BI Rate

Penurunan BI rate tidak serta merta membuat suku bunga perbankan ikut-ikutan turun lantaran masih ketatnya likuiditas perbankan. 

Darurat Ekonomi dan Habitus Pemberdayaan
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:00 WIB

Darurat Ekonomi dan Habitus Pemberdayaan

Untuk mengatasi darurat ekonomi yang tengah terjadi di Indoneisa maka yang dibutuhkan adalah kebijakan yang tepat sasaran.​

INDEKS BERITA

Terpopuler