PPRO Melirik Kawasan Strategis Baru

Kamis, 09 September 2021 | 06:10 WIB
PPRO Melirik Kawasan Strategis Baru
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) menjalankan sejumlah strategi untuk mencetak pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di masa mendatang. Salah satu strategi PP Properti adalah menggarap proyek di kawasan strategis nasional. Direktur Utama PT PP Properti Tbk I Gede Upeksa Negara, mengatakan, pihaknya mengubah strategi pembangunan dari yang semula dilakukan secara individual kini menjadi government support. Artinya, pengembangan bisnis PP Properti diarahkan untuk mendukung kebutuhan properti di proyek-proyek strategis nasional.

Proyek strategis yang dimaksud seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Kemudian ada pembangunan hotel di kawasan pariwisata terpadu prioritas di Lombok Nusa Tenggara Barat. Kawasan ini bakal ramai lantaran ada proyek Sirkuit Mandalika, dengan didukung ajang MotoGP dan balapan internasional lainnya. "Ada kawasan industri yang besar dan strategis, didukung penuh oleh pemerintah. Kami akan mendukung dari sisi properti. Untuk pariwisata,  kami membangun hotel di Lombok untuk mendukung Mandalika yang sirkuitnya sudah jadi," kata Gede dalam paparan publik, Rabu (8/9).

Mengenai KIT Batang, dia menjelaskan, kawasan industri tersebut memiliki total area seluas 4.300 hektare (ha) dengan tiga klaster. Adapun seluas 800 ha di antaranya akan digunakan untuk area residensial dan komersial. Di kawasan ini, PPRO bakal mengembangkan low rise residence, landed house, commercial dan hotel. Pembangunan properti akan sejalan dengan pengembangan kawasan industri dan investasi yang masuk ke KIT Batang.

Pada tahap awal, sudah ada 7 ha lahan yang akan dikembangkan dengan total investasi Rp 759 miliar. Secara keseluruhan, di KIT Batang, PPRO menargetkan revenue sekitar Rp 1,5 triliun.
Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini juga bakal mengembangkan proyek hunian di daerah lain, seperti Cibubur, Bandung dan Semarang. Saat ini PPRO memiliki landbank sekitar 300 ha yang sebagian besar berada di Jawa. Landbank tersebut akan dipakai untuk pengembangan proyek high-rise, landed house, komersial dan hotel.

Ibu kota baru
Direktur Business Development & Human Capital Management PPRO, Fajar Saiful Bahri menambahkan, PPRO juga siap menggarap proyek properti di sekitar daerah ibu kota negara yang baru di Kalimantan. Misalnya, PPRO menggarap mal Ocean Park Square dan Hotel Swiss-Bellhotel di Balikpapan, Kalimantan Timur. "Nantinya akan menjadi city hub menuju ibu kota baru. Jadi, kami sudah siap menyambut proses pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan," ujar Fajar, tanpa memerinci proyek properti apa saja yang akan disiapkan di sekitar wilayah ibu kota baru tersebut.

Selain itu, Gede menuturkan, strategi pertumbuhan bisnis PPRO juga akan melihat perkembangan pasar dan kebutuhan masyarakat terhadap hunian. Alhasil, manajemen PP Properti akan mengadopsi smart development dengan mengombinasikan high-rise, low-rise dan landed house. PPRO pun akan menjalankan asset recycling sesuai program Kementerian BUMN. "Kami ada beberapa strategi untuk manajemen stok. Ada stok yang sudah ready, ada yang on progress. Untuk on progres, kami lakukan re-modeling sehingga bisa mengadopsi kebutuhan masyarakat ke depan," ujar Gede.

Dia optimistis kinerja PPRO bisa terdongkrak pada semester kedua tahun ini seiring dengan penurunan kasus pandemi Covid-19 dan strategi penjualan yang dilancarkan. Di sepanjang 2021, manajemen PPRO membidik pendapatan berkisar Rp 1,3 triliun - Rp 1,7 triliun. PPRO pun mengejar target laba bersih sebesar Rp 94,9 miliar.   

Bagikan

Berita Terbaru

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas
| Jumat, 23 Mei 2025 | 11:02 WIB

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas

Kementerian Lingkungan Hidup sedang dalam proses revisi beberapa aturan untuk bisa mempercepat perizinan.

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 09:21 WIB

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan

Kapsupenkum Kejaksaan Agung menyatakan, negara harus mendapat prioritas atas pengembalian kerugian negara dari aset Sritex​.

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:55 WIB

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih menduduki menjadi penguasa pasar produk biskuit dengan pangsa pasar 37% dan sereal dengan pangsa pasar 69%.​

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:43 WIB

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Mei 2025) 1 gram Rp 1.910.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,41% jika menjual hari ini.

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:37 WIB

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat

Rasio pendapatan negara terhadap PDB diperkirakan ada di kisaran 11,71%–12,22%, lebih rendah dibanding target APBN 2025 sebesar 12,36%.

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:31 WIB

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD untuk kuartal I-2025 sebesar US$ 177 juta

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:27 WIB

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus kredit Sritex.

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:22 WIB

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya

Investor perlu hati-hati lantaran lonjakan harga saham gocap tak selalu sejalan dengan perbaikan di sisi kinerja keuangan.

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:06 WIB

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO

Laba tahun berjalan PT Chandra Daya Investasi (CDI) melambung 271,86% menjadi sebesar US$ 30,23 juta pada kuartal I-2025.

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05 WIB

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana

Penguatan rupiah ini masih didorong  pelemahan dolar AS.  “Pasar bersikap hati-hati. Jumat pagi (23/5), indeks dolar melemah 0,16% ke 99,69.

INDEKS BERITA

Terpopuler