Prabowo Dorong Bank Alirkan Kredit ke Sektor Tekstil

Kamis, 10 April 2025 | 06:30 WIB
Prabowo Dorong Bank Alirkan Kredit ke Sektor Tekstil
[ILUSTRASI. Buruh berjalan keluar dari Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). ]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya dukungan terhadap industri tekstil, meski sektor ini sempat diguncang kasus gagal bayar, seperti yang menimpa Pan Brothers maupun Sritex. Alasannya, industri tekstil merupakan sektor padat karya yang menyerap jutaan tenaga kerja.

Untuk itu, Prabowo meminta bank-bank BUMN agar tetap mengucurkan kredit ke industri tekstil. Ia meyakini pasar domestik Indonesia cukup besar, terutama dari kebutuhan seragam sekolah bagi sekitar 44 juta siswa di seluruh Indonesia.

“Kemarin kami rapat dengan Dirut Himbara, Gubernur BI dan Menko Perekonomian. Kami tekankan, industri padat karya seperti tekstil harus terus didukung,” ujar Prabowo, Selasa (8/4).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengapresiasi arahan presiden tersebut. Namun, ia juga mengingatkan perlunya kesiapan industri dan respons perbankan, agar dukungan pembiayaan benar-benar efektif.

Baca Juga: BRI Danareksa & Bank BRI Hadirkan Layanan Investasi di Sentra Layanan BRI Prioritas

Dian menambahkan, industri tekstil belum tentu masuk masa sunset. Dengan dukungan teknologi dan pembiayaan, industri ini justru berpotensi membuka peluang baru yang kompetitif di masa depan.

Data spesifik soal kredit tekstil memang tak dirinci. Namun Bank Indonesia mencatat kredit modal kerja sektor industri pengolahan tumbuh 10,9% secara tahunan per Februari 2025, dan kredit investasi tumbuh 10,8%.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara mengakui sektor tekstil termasuk dalam industri pengolahan yang berkontribusi besar terhadap ekonomi. Penyaluran kredit ke sektor manufaktur, termasuk tekstil, mencapai Rp 182,9 triliun, atau 14% dari total portofolio per Februari 2025.

Meski begitu, Bank Mandiri tetap selektif menyalurkan kredit. Faktor seperti kapasitas produksi, prospek permintaan, efisiensi dan tatakelola jadi pertimbangan utama dalam membiayai sektor tekstil.

Baca Juga: Rupiah Terus Melemah, BNI Belum Lihat Ada Lonjakan Jual-Beli Dolar AS

“Bank Mandiri akan terus memperkuat sinergi dengan pelaku industri, regulator, dan mitra strategis lainnya, guna mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan secara inklusif dan berdaya saing tinggi,” kata Ashidiq.

Pemain  swasta, Bank OCBC NISP, juga melihat sektor tekstil masih positif. Presiden Direktur Parwati Surjaudaja menyebut portofolio kredit tekstil mereka masih sehat, dengan pertumbuhan single digit tinggi. 

Sebagai bank asal Bandung, OCBC mengaku paham karakteristik industri ini." Selama nasabah sehat, kami siap melayani." tandas Parwati

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Mendekati 6.900, Intip Saham-Saham Dengan Net Buy Terbesar Asing, Selasa (6/5)
| Selasa, 06 Mei 2025 | 19:41 WIB

IHSG Mendekati 6.900, Intip Saham-Saham Dengan Net Buy Terbesar Asing, Selasa (6/5)

Selasa (6/5), IHSG melonjak 0,97% atau 66,24 poin ke 6.898,2 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ada Transaksi Jumbo Rp 5,54 Triliun, Pemegang Saham Pengendali ANJT Resmi Beralih
| Selasa, 06 Mei 2025 | 14:22 WIB

Ada Transaksi Jumbo Rp 5,54 Triliun, Pemegang Saham Pengendali ANJT Resmi Beralih

Setelah akuisisi rampung, First Resources Limited akan melaksanakan penawaran tender wajib saham ANJT.

Konflik Sosial dan Lingkungan Warnai Pengembangan Panas Bumi (Geothermal) Flores
| Selasa, 06 Mei 2025 | 12:00 WIB

Konflik Sosial dan Lingkungan Warnai Pengembangan Panas Bumi (Geothermal) Flores

Sebanyak enam Uskup (Pemimpin Gereja Katolik) yang bernaung di bawah Provinsi Gerejawi Ende menolak rencana pengembangan panas bumi di Flores.

Investasi Sektor Bauksit Rp 12,84 T di Kuartal I 2025 Juga Mengalir ke Non Smelter
| Selasa, 06 Mei 2025 | 10:57 WIB

Investasi Sektor Bauksit Rp 12,84 T di Kuartal I 2025 Juga Mengalir ke Non Smelter

Tahun-tahun sebelumnya, bauksit bukan merupakan sektor mineral dengan kontribusi jumbo, sektor ini lebih lambat dibanding sektor mineral lain.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (6 Mei 2025)
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:51 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (6 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (6 Mei 2025) 1 gram Rp 1.931.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

Sempat Ditolak Pemerintah, AMMN Kembali Ajukan Ekspor Konsentrat dan Katoda Tembaga
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:48 WIB

Sempat Ditolak Pemerintah, AMMN Kembali Ajukan Ekspor Konsentrat dan Katoda Tembaga

Pada kuartal I-2025 penjualan bersih AMMN anjlok 99,65%, efek produksi pertama katoda tembaga baru dimulai pada akhir Maret.​

Kinerja INDF Ditopang Pertumbuhan ICBP & SIMP, Prospek Positif Masih Bisa Berlanjut
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:22 WIB

Kinerja INDF Ditopang Pertumbuhan ICBP & SIMP, Prospek Positif Masih Bisa Berlanjut

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) masih menjadi kontributor utama bagi pendapatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Industri Mebel dan Kerajinan Pangkas Volume Kerja
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:22 WIB

Industri Mebel dan Kerajinan Pangkas Volume Kerja

Dari total nilai ekspor mebel Indonesia sebesar US$ 2,2 miliar, porsi ekspor ke Amerika Serikat mencapai 60%.

BLES Siap Mengerek Kapasitas Produksi
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:19 WIB

BLES Siap Mengerek Kapasitas Produksi

BLES mengoperasikan empat pabrik dengan lima line produksi. Pabrik BLES berlokasi di Mojokerto, Lamongan, Sidoarjo, Jawa Timur, serta Srage

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Pacu Kinerja di Tahun Ini
| Selasa, 06 Mei 2025 | 08:15 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Pacu Kinerja di Tahun Ini

PRDA di kuartal II-2025 akan meluncurkan serangkaian inisiatif terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan customer engagement.

INDEKS BERITA

Terpopuler