Prediksi Kurs Rupiah: Berpotensi Terkoreksi

Kamis, 12 September 2019 | 04:56 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Berpotensi Terkoreksi
[ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah]
Reporter: Adrianus Octaviano, Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persoalan geopolitik berpengaruh negatif pada kurs rupiah. Kemarin nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,05% menjadi Rp 14.060 per dollar AS. Sementara, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) melemah 0,23% menjadi Rp 14.063 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan pelemahan rupiah masih dipengaruhi oleh aksi bargain hunting. Pelaku pasar cenderung memburu dollar AS jelang rapat FOMC.

Baca Juga: BJ Habibie, jenius berkat pola asuh sang ayah

Belum lagi, sengketa dagang Jepang dan Korea Selatan turut menekan rupiah. Selain itu, harga minyak dunia yang mulai merangkak naik memberi sentimen negatif bagi rupiah.

Faisyal memperkirakan hari ini kurs rupiah masih berpotensi kembali terkoreksi. Pergerakan mata uang Garuda ini akan dipengaruhi data neraca perdagangan China dan keputusan moneter dari European Central Bank (ECB).

Baca Juga: Penakluk dolar itu telah tiada, Habibie pernah bawa rupiah 6.500 per dolar AS

Sementara, Fikri C Permana, Ekonom Pefindo, memproyeksikan hari ini rupiah akan bergerak sideways. Pelaku pasar akan cenderung wait and see hingga keputusan moneter The Fed diumumkan.

Menurut hitungan Fikri, kurs rupiah hari ini akan bergerak antara Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS. Sementara, Faisyal menganalisa, kurs rupiah akan bergerak dengan rentang pergerakan Rp 14.020-Rp 14.100 per dollar AS.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler