Prediksi Kurs Rupiah: Konflik AS-China Masih Jadi Sentimen Utama

Selasa, 03 Desember 2019 | 06:26 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Konflik AS-China Masih Jadi Sentimen Utama
[ILUSTRASI. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019).]
Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar makin waswas melihat perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya, belum ada tanda-tanda kesepakatan dagang akan terwujud.

Kondisi ini membuat kurs rupiah melemah 0,12% jadi Rp 14.125 per dollar AS di pasar spot, Senin (2/12). Inflasi Indonesia November yang positif juga tidak mampu menopang rupiah. "Karena deadline AS-China sudah dekat, 15 Desember mendatang," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede, kemarin.

Baca Juga: Rupiah melemah terdorong sentimen eksternal

Sentimen perang dagang masih akan mempengaruhi kurs rupiah hari ini. Apalagi, kata Direktur Garuda Berjangka Indonesia Ibrahim, China mengumumkan data manufaktur November yang menunjukkan pertumbuhan tercepat dalam tiga tahun terakhir.

Hal ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi niatan AS membuat kesepakatan damai dengan China. Selain itu, bila data manufaktur AS positif, ada kemungkinan kurs rupiah kembali melemah.

Baca Juga: Rupiah, baht, ringgit, dollar Singapura bertekuk lutut terhadap dollar AS

Karena itu, rupiah diprediksi kembali melemah hari ini. Josua memprediksi rupiah bergerak antara Rp 14.075-14.150. Proyeksi Ibrahim, rupiah bergerak antara kisaran Rp 14.010- Rp 14.150.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Dorong Likuiditas, Bank Syariah Memilih Lebih Banyak Genjot Dana Murah
| Selasa, 19 November 2024 | 04:07 WIB

Dorong Likuiditas, Bank Syariah Memilih Lebih Banyak Genjot Dana Murah

Bank syariah mengaku memiliki sejumlah cara untuk menggenjot dana pihak ketiga (DPK). Bahkan tren DPK bank syariah meningkat. 

Manufaktur Masih Menjadi Motor Pertumbuhan
| Selasa, 19 November 2024 | 04:07 WIB

Manufaktur Masih Menjadi Motor Pertumbuhan

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, pertumbuhan manufaktur harus mencapai 9% per tahun

Bank Banyak Lego Aset Bermasalah Demi Perbaiki Kualitas Aset
| Selasa, 19 November 2024 | 04:07 WIB

Bank Banyak Lego Aset Bermasalah Demi Perbaiki Kualitas Aset

Pendapatan recovery menjadi salah satu penopang pertumbuhan pendapatan non bunga di kuartal III-2024.

ADRO Bersalin Nama dan Tebar Dividen Tunai Bernilai Jumbo
| Selasa, 19 November 2024 | 04:07 WIB

ADRO Bersalin Nama dan Tebar Dividen Tunai Bernilai Jumbo

Para pemegang saham memberikan persetujuan kepada ADRO untuk mengganti nama perusahaan dan memberikan tambahan dividen final tunai jumbo.

Harga Tertekan, Saatnya Masuk Saham Perbankan
| Selasa, 19 November 2024 | 04:07 WIB

Harga Tertekan, Saatnya Masuk Saham Perbankan

Harganya sudah naik cukup tinggi, analis mulai menyarankan investor hati-hati. Analis memberi rekomendasi hold bagi BRIS. 

China Bakal Investasi Hilirisasi Komoditas
| Selasa, 19 November 2024 | 04:06 WIB

China Bakal Investasi Hilirisasi Komoditas

Investor asal China akan menanamkan modalnya pada sektor hilirisasi komoditas di kawasan industri di Luar Jawa

Emiten BUMN Ketiban Program Makan Bergizi Gratis
| Selasa, 19 November 2024 | 04:06 WIB

Emiten BUMN Ketiban Program Makan Bergizi Gratis

Sebanyak lima  emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).ditunjuk jadi pendukung program makan bergizi gratis.

Diramal Bertahan Meski Ada Ruang Penurunan
| Selasa, 19 November 2024 | 04:06 WIB

Diramal Bertahan Meski Ada Ruang Penurunan

Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Selasa (19/11) hingga Rabu (20/22) 2024

Jelang RDG BI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 19 November 2024 | 04:06 WIB

Jelang RDG BI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Di tengah kencangnya volatilitas IHSG, saham-saham emiten ini masih layak koleksi. Berikut beberapa di antaranya.

Rame-Rame Menolak Kenaikan Tarif PPN
| Selasa, 19 November 2024 | 04:06 WIB

Rame-Rame Menolak Kenaikan Tarif PPN

Pemerintah tak sensitif, kenaikan tarif PPN menjadi sebesar 12% kian menghantam daya beli masyarakat

INDEKS BERITA

Terpopuler