KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah tampak masih sulit menguat.
Hari ini, analis memprediksi kurs rupiah masih bergerak sideways.
Sejatinya, kurs rupiah bisa menguat ditopang sentimen keputusan Donald Trump menunda penerapan tarif atas barang impor asal China.
Sentimen ini memberi ruang bagi pelaku pasar kembali masuk ke pasar valas.
Di saat yang sama, rupiah dibayangi sentimen negatif.
"Rupiah jadi cenderung bergerak sideways," kata Reny Eka Putri, ekonom Bank Mandiri, kemarin.
Ia memprediksi rupiah akan bergerak antara Rp 14.230-Rp 14.298 per dollar Amerika Serikat (AS).
Rupiah antara lain tertekan sentimen neraca dagang. Di Juli, neraca dagang defisit US$ 63,5 juta.
Baca Juga: Neraca dagang Juli defisit, tren surplus dua bulan berturut-turut terhenti
Selain itu, ada kekhawatiran resesi global.
"Lima negara maju diprediksi resesi akibat perang dagang yang berujung ke perang mata uang, yaitu Inggris, Jerman, Itali, Meksiko, dan Brasil," kata Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka.
Ia menghitung rupiah bergerak antara Rp 14.213-Rp 14.306 hari ini.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Mulai Wait and See