Prediksi Kurs Rupiah: Menanti Data Neraca Dagang

Kamis, 14 November 2019 | 05:33 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Menanti Data Neraca Dagang
[ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs rupiah hari ini diperkirakan melanjutkan pelemahan. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.]
Reporter: Danielisa Putriadita, Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas membuat kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.

Kemarin, Rabu (13/11), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,17% menjadi Rp 14.079 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tertekan karena pelaku pasar kini pesimistis kesepakatan dagang tahap satu bisa segera diteken.

Baca Juga: Laba Induk Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Puradelta (DMAS) Naik Hampir Enam Kali Lipat premium

Selain itu, Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan, pasar khawatir Trump akan menaikkan lagi tarif impor produk China jika kesepakatan tidak menguntungkan AS.

Para analis menilai kurs rupiah masih berpotensi melemah hari ini, Kamis (14/11). Sentimen yang diperhatikan pasar antara lain neraca perdagangan Indonesia dan rilis data ekonomi AS.

Baca Juga: Gawat, perundingan dagang AS-China terhenti karena ketidaksepakatan pada sejumlah isu

Jika banyak kabar positif yang dirilis AS, rupiah berpeluang melanjutkan pelemahan.

Proyeksi Reny, rupiah bergerak di rentang Rp 14.040-Rp 14.115 per dollar AS. Sedangkan prediksi Faisyal, rupiah bergerak antara Rp 14.000-Rp 14.140 per dollar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Kilau Emas di 2025, Sikap Fed Lebih Hawkish Jegal Kenaikan?
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:48 WIB

Menakar Kilau Emas di 2025, Sikap Fed Lebih Hawkish Jegal Kenaikan?

Kenaikan harga emas selama 2024 menjadi performa terbaiknya dalam 14 tahun terakhir. Simak outlook harga emas pada 2025!

IBFN Pindah Haluan Guna Benahi Kinerja
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:47 WIB

IBFN Pindah Haluan Guna Benahi Kinerja

Melongok profil dan strategi PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) yang mengubah bisnisnya menjadi penyedia alat angkut 

Kinerja Saham Bank Asing Beragam Usai Penuhi Free Float
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:47 WIB

Kinerja Saham Bank Asing Beragam Usai Penuhi Free Float

Meski sudah memenuhi aturan free float, namun efeknya terhadap pergerakan saham bank asing tidaklah seragam.

Ade Yusriansyah Amankan Portofolio Lewat Diversifikasi
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:46 WIB

Ade Yusriansyah Amankan Portofolio Lewat Diversifikasi

Simak strategi investasi dan portofolio Ade Yusriansyah yang saat ini menduduki posisi Plt. Direktur Utama BNI Asset Management

Strategi Trisula International (TRIS) Menjahit Bisnis Tahun 2025
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:45 WIB

Strategi Trisula International (TRIS) Menjahit Bisnis Tahun 2025

Namun, TRIS belum mengungkapkan target penjualan dan laba bersih pada 2025 nanti dan hanya fokus pada optimalisasi operasonal..

Multifinance Masih Berani Memasang Target Tinggi
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:44 WIB

Multifinance Masih Berani Memasang Target Tinggi

Sejumlah perusahaan pembiayaan memasang target ambisius pada tahun 2025 meski sederet tantangan bisa menjadi batu sandungan.

MAP Boga Adiperkasa (MAPB) Pacu Penjualan di Momen Liburan
| Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:44 WIB

MAP Boga Adiperkasa (MAPB) Pacu Penjualan di Momen Liburan

MAPB memanfaatkan momentum libur Nataru untuk mengerek penjualan di berbagai gerai makanan dan minumannya.

Memblejeti Aset Sritex dan Keluarga Lukminto, Bisa Buat Bayar Utang?
| Jumat, 27 Desember 2024 | 16:06 WIB

Memblejeti Aset Sritex dan Keluarga Lukminto, Bisa Buat Bayar Utang?

Tinggal tersisa 1 opsi jika Keluarga Lukminto ingin menyelamatkan bisnis tekstil dan produk tekstilnya yakni mengajukan Peninjauan Kembali ke MA.

Crazy Rich Surabaya Divonis 15 Tahun Penjara atas Kasus Manipulasi Emas Antam
| Jumat, 27 Desember 2024 | 14:47 WIB

Crazy Rich Surabaya Divonis 15 Tahun Penjara atas Kasus Manipulasi Emas Antam

Pengusaha Budi Said divonis 15 tahun penjara dalam kasus dugaan korupsi manipulasi pembelian emas PT Aneka Tambang (Antam).

BEI Minta Klarifikasi Nilai Gabungan Merger EXCL dan FREN Capai Rp 104 Triliun
| Jumat, 27 Desember 2024 | 11:41 WIB

BEI Minta Klarifikasi Nilai Gabungan Merger EXCL dan FREN Capai Rp 104 Triliun

Berdasarkan nilai perusahaan EXCL sebesar Rp 75 triliun ditambah dengan FREN sebesar Rp 29,1 triliun, menghasilkan Rp 104,2 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler