Produksi Mineral dan Batubara Digenjot Demi Mengerek Setoran Negara

Jumat, 26 Juli 2019 | 04:00 WIB
Produksi Mineral dan Batubara Digenjot Demi  Mengerek Setoran Negara
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor mineral dan batubara (minerba) masih rendah. Hingga Juli tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat PNBP minerba baru mencapai Rp 23,3 triliun, atau 53,85% dari target PNBP di sepanjang tahun 2019 yang berjumlah Rp 43,27 triliun.

Agaknya, kondisi ini mendorong pemerintah untuk menaikkan volume produksi mineral dan batubara. Kementerian ESDM membuka peluang kepada perusahaan mineral dan batubara untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Revisi itu juga berisi rencana menambah kuota produksi.

Untuk produksi batubara, pemerintah memang belum mau terang-terangan memasang target penambahan kuota produksi. "Saya tidak mau bicara tegas angkanya, karena ini memang akan mempengaruhi harga. Namun kisaran target produksi tahun ini antara 400 juta ton hingga 500 juta ton," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, Kamis (25/7).

Di awal tahun ini, pemerintah menetapkan target produksi batubara nasional mencapai 489,13 juta ton. Dengan asumsi produksi maksimal 500 juta ton, maka tambahan kuota produksi batubara sebesar 10,87 juta ton.

Namun, Kementerian ESDM menjamin akan tetap menjaga stabilitas pasar di tengah tren penurunan harga batubara. Hingga Juli tahun ini, harga batubara acuan (HBA) kembali menyusut 11,73% menjadi US$ 71,92 per metrik ton dibandingkan Juni lalu di level US$ 81,48 per metrik ton.

Selain di sektor batubara, perusahaan mineral juga berencana mengerek produksi.Misalnya, PT Freeport Indonesia sudah mengajukan tambahan produksi konsentrat tembaga berkisar 200.000 ton hingga 300.000 ton. Tahun ini, Freeport mendapatkan persetujuan produksi sekitar 1,3 juta ton konsentrat.

Bambang bilang, pengajuan tambahan kuota produksi Freeport juga seiring revisi RKAB yang tengah berlangsung. "Sekarang sedang proses evaluasi revisi RKAB. Kami mengharapkan selesai Agustus," ujar Bambang.

Selain produksi, Freeport akan mengajukan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga. Namun Bambang belum tahu berapa tambahan kuota ekspor yang diajukan Freeport. "Sepertinya in line dengan itu (pengajuan tambahan produksi)," ungkap dia.

Direktur Penerimaan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Jonson Pakpahan, menyebutkan jika sudah ada persetujuan kenaikan produksi maka pihaknya akan mengoptimalkan PNBP. "Kami optimalkan untuk mengawasi pembayaran PNBP dan royalti," kata dia. Namun Kementerian ESDM belum merevisi target PNBP tahun ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, meminta pemerintah berhati-hati dalam menyetujui tambahan kuota produksi. Dia mengkhawatirkan penambahan kuota produksi akan semakin menekan harga batubara.

Dengan target produksi saat ini, sebenarnya pasar sudah kelebihan pasokan, sementara permintaan tetap. "Itu yang harus menjadi pertimbangan. Kalau tidak dampaknya ke harga," ungkap dia.

Perusahaan batubara memang punya pertimbangan masing-masing untuk menggenjot atau menahan produksi. Hendra bilang, sejumlah perusahaan ingin menggenjot produksi pada kuartal III ini, dengan pertimbangan aturan impor batubara China yang belum ketat.

Kinerja Freeport Indonesia merosot

Sepanjang semester pertama tahun ini, produksi maupun penjualan tembaga dan emas Freeport menurun lebih dari separuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Freeport mencatatkan produksi tembaga sebesar 270 juta pounds di semester I-2019, merosot 58,97% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 658 juta pounds.

Adapun penjualan tembaga menyusut 48,81% year-on-year (yoy) menjadi 325 juta pounds di semester I-2019. Pada Juni tahun lalu, Freeport bisa menjual 635 juta pounds tembaga.

Bukan hanya tembaga, produksi emas Freeport juga anjlok hingga 76,32% (yoy) menjadi 316.000 ounces. Pada periode yang sama tahun lalu, produksi emas Freeport masih mencapai 1,33 juta ounces.

Penurunan produksi emas ini berdampak pada pencapaian penjualan. Hingga akhir Juni 2019, volume penjualan emas Freeport sebesar 420.000 ounces, turun 67% dibandingkan setahun lalu 1,27 juta ounces.

Bagikan

Berita Terbaru

ESG XLSmart (EXCL): Memadukan Strategi biar Jadi Paling Dicintai
| Senin, 09 Juni 2025 | 11:05 WIB

ESG XLSmart (EXCL): Memadukan Strategi biar Jadi Paling Dicintai

Usaha baru hasil merger XL Axiata dan Smartfren efektif berjalan pada tahun ini. Manajemen berjanji lebih ambisius untuk menerapkan ESG.

Gelombang PKPU Anak Usaha BUMN Karya Masih Berlanjut, Kali Ini Menerpa Anak WSKT
| Senin, 09 Juni 2025 | 10:54 WIB

Gelombang PKPU Anak Usaha BUMN Karya Masih Berlanjut, Kali Ini Menerpa Anak WSKT

Sebelumnya gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) juga diajukan terhadap anak usaha PTPP dan WIKA.

Proyeksi IHSG Usai Idul Adha, Minim Sentimen Domestik dan Waspadai Profit Taking
| Senin, 09 Juni 2025 | 09:56 WIB

Proyeksi IHSG Usai Idul Adha, Minim Sentimen Domestik dan Waspadai Profit Taking

Selama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak menembus ke bawah 7.000, outlook mingguan masih netral ke positif.

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana
| Senin, 09 Juni 2025 | 09:23 WIB

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana

DSNG menjadi salah satu pesaing PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) di bisnis bio CNG.

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:58 WIB

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam

Masuknya Danantara berpotensi membuat free float BRIS lebih tinggi, sehingga di atas kertas akan berefek positif pada perdagangan saham BRIS.​

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:56 WIB

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak

Kebijakan pajak dinilai perlu diisusun secara adil, transparan, dan bebas dari pengaruh kepentingan bisnis maupun jabatan ganda pejabat negara

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:47 WIB

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah

Pada bulan April 2025, Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan US$ 65,29 per barel di bawah asumsi US$ 82 per barel

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:45 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:11 WIB

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing

Menghadapi aksi jual para investor asing, baik pengelola bursa juga emiten tak berpangku tangan. Mereka bergerak aktif berdialog dengan hedgefund.

Sektor Otomotif Masih Belum Bisa Ngebut, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:03 WIB

Sektor Otomotif Masih Belum Bisa Ngebut, Simak Rekomendasi Sahamnya

Kondisi makroekonomi domestik dan global yang belum stabil menjadi pemberat utama pertumbuhan sektor otomotif.

INDEKS BERITA

Terpopuler