Produksi Naik, Sat Nusapersada Jalankan Satu Pabrik Baru

Jumat, 04 Januari 2019 | 08:10 WIB
Produksi Naik, Sat Nusapersada Jalankan Satu Pabrik Baru
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sat Nusapersada Tbk langsung tancap gas di awal tahun ini. Pada Januari 2019, mereka menjadwalkan operasional dua pabrik baru dengan total investasi mencapai Rp 193 miliar.

Pabrik pertama bernama pabrik 12A meliputi lima lantai dengan luas tanah 1.152 meter persegi (m²) dan luas bangunan 4.880 m². Sat Nusapersada membangun pabrik bernilai Rp 45 miliar tersebut sejak 10 Juni 2018.

Pabrik lain yakni pabrik 12 berlantai enam dengan luas tanah 2.560 m² dan luas bangunan 16.639 m². Proses konstruksi pabrik senilai Rp 148 miliar itu berlangsung sejak April tahun lalu.

Sat Nusapersada berencana memanfaatkan pabrik 12 untuk mendukung kerjasama perakitan produk dengan Pegatron Corporation. "Yang dirakit smarthome, bukan smartphone," terang Bidin Yusuf, Direktur PT Sat Nusapersada Tbk kepada KONTAN, Kamis (3/1).

Adapun produk smarthome rakitan Sat Nusapersada nanti seperti gateway, router, modem, smart speaker dan internet protocol camera (IP cam). Kalau tak meleset, produk pesanan Pegatron tersebut untuk memenuhi pasar ekspor Amerika Serikat (AS). Jadwal ekspor perdana mulai 24 Januari 2019.

Menurut perjanjian bisnis, kontrak kerjasama antara Pegatron dan Sat Nusapersada bakal berlangsung selama tiga tahun plus setahun. Selanjutnya, kontrak kerjasama akan diperbarui sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Hanya, manajemen Sat Nusapersada tidak mengungkapkan nilai kerjasama tersebut.

Selain pembuatan smarthome, sebelumnya sempat beredar rumor jika kerjasama Sat Nusapersada dengan Pegatron menyangkut produksi telepon seluler (ponsel) pintar iPhone. Namun, manajemen Sat Nusapersada memastikan sejauh ini belum ada obrolan mengenai kongsi perakitan ponsel besutan Apple Inc.

Pegatron merupakan perusahaan manufaktur asal Taiwan. Mereka bergerak dalam bisnis komputasi, komunikasi dan elektronik. Pegatron melayani berbagai vendor perusahaan. Salah satunya adalah Apple.

 

Produksi meningkat

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Desember 2018, Sat Nusapersada menjelaskan jika perolehan kontrak dari Pegatron adalah efek dari perang dagang AS dan China. Jadi, pengusaha yang memproduksi barang di China lalu menjualnya ke AS, akan dikenai pajak tambahan.

Demi menghindari pungutan berlebih, sejumlah perusahaan hengkang dari China dan bermigrasi ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Adapun bagi Sat Nusapersada, AS bukan pasar yang asing. Hingga September 2018, penjualan ke pasar negeri Uwak Sam menempati urutan keempat dari sisi kontribusi ekspor terbesar (lihat tabel).

Sat Nusapersada memiliki empat pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan per 30 September 2018. Keempatnya meliputi Asus Global Pte Ltd, TOA E & I International Pte Ltd, Allied Telesyn International (Asia) Pte Ltd dan Sony Energy Devices Corporation.

Menurut materi paparan publik yang dipublikasikan di BEI pada Rabu (2/1) lalu, sepanjang 2018 Sat Nusapersada memproduksi sekitar 11,29 juta unit ponsel pintar alias smartphone. Perusahaan berkode saham PTSN di BEI tersebut menjual 16,39% produknya ke pasar luar negeri.

Produksi ponsel pintar tahun lalu melonjak hampir empat kali lipat ketimbang tahun 2017 yang tercatat 2,93 juta unit. Sementara volume produksi 2017 tumbuh 2,5 kali lipat dari 2016 yang menyentuh angka 1,17 juta unit.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Institusi Asing Kembali Masuk, Saham ADRO Menguat dan Masuk Fase Bullish
| Rabu, 23 Juli 2025 | 17:31 WIB

Institusi Asing Kembali Masuk, Saham ADRO Menguat dan Masuk Fase Bullish

Harga saham ADRO tercatat menguat 8,11% dalam sepekan ke Rp 2.000 per Rabu (23/7), mengakumulasi peningkatan 11,11% dalam sebulan terakhir.

Permintaan dari India Bakal Meningkat, Harga CPO Terangkat
| Rabu, 23 Juli 2025 | 14:14 WIB

Permintaan dari India Bakal Meningkat, Harga CPO Terangkat

Harga minyak sawit berjangka Malaysia melonjak lebih dari 1% hingga di atas MYR 4.300 per ton pada Rabu (23/7).

Harga Tembaga Terangkat Kesepakatan AS dan Jepang Terkait Tarif
| Rabu, 23 Juli 2025 | 14:08 WIB

Harga Tembaga Terangkat Kesepakatan AS dan Jepang Terkait Tarif

Harga tembaga berjangka naik tipis ke sekitar US$ 5,73 per pon pada hari Rabu (23/7), mendekati rekor tertinggi.

Euforia MSCI Jaga Dorongan Harga Saham Emiten Grup Sinarmas, Dian Swastatika (DSSA)
| Rabu, 23 Juli 2025 | 13:00 WIB

Euforia MSCI Jaga Dorongan Harga Saham Emiten Grup Sinarmas, Dian Swastatika (DSSA)

DSSA juga sedang gencar akan pengembangan bisnis energi terbarukan dengan pengoperasian pabrik panel surya.

Rencana Program B50, Implementasi B40, Serta Persoalannya
| Rabu, 23 Juli 2025 | 12:00 WIB

Rencana Program B50, Implementasi B40, Serta Persoalannya

Biosolar memiliki spesifikasi di bawah bahan bakar minyak fosil murni, sehingga penggunaannya bisa berdampak negatif kepada mesin alat berat.

Lima Tahun Terakhir, Porsi Pendapatan ASII dari Sektor Otomotif Menyusut Menjadi 39%
| Rabu, 23 Juli 2025 | 10:26 WIB

Lima Tahun Terakhir, Porsi Pendapatan ASII dari Sektor Otomotif Menyusut Menjadi 39%

Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy bilang Sektor 0tomotif juga akan menggeliat jika pertumbuhan ekonomi kita kembali naik.

Profit 29.34% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (23 Juli 2025)
| Rabu, 23 Juli 2025 | 08:31 WIB

Profit 29.34% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (23 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 23 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.970.000 per gram, harga buyback juga tetap Rp 1.816.000 per gram.

Visinema Menggarap Film Pangeran Diponegoro
| Rabu, 23 Juli 2025 | 07:42 WIB

Visinema Menggarap Film Pangeran Diponegoro

Angga menjelaskan bahwa Perang Jawa bukan sekadar proyek film, tetapi bentuk eksplorasi baru dalam karier penyutradaraannya

Freeport Ungkap Efek Tarif 50% untuk Tembaga
| Rabu, 23 Juli 2025 | 07:38 WIB

Freeport Ungkap Efek Tarif 50% untuk Tembaga

Ndonesia tidak ada ekspor tembaga baik copper concentrate sebelumnya ke Amerika Serikat, juga katoda tembaga

Koperasi Desa Berpeluang Garap Tambang
| Rabu, 23 Juli 2025 | 07:35 WIB

Koperasi Desa Berpeluang Garap Tambang

Selain UKM dan koperasi, UU No. 2/2025 memberikan kewenangan bagi organisasi kemasyarakatan (ormas) mengelola konsesi tambang.

INDEKS BERITA

Terpopuler