Prospek Emiten Kebun Mulai Tertekan Kejatuhan Harga CPO

Senin, 21 November 2022 | 04:50 WIB
Prospek Emiten Kebun Mulai Tertekan Kejatuhan Harga CPO
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga jual minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali tertekan. Stok CPO yang mulai meningkat menjadi penyebab tren penurunan harga CPO. 

Kamis (17/11), harga CPO untuk kontrak pengiriman Februari 2023 berada di RM 3.850 per ton. Harga ini telah turun 16,43% sejak kontrak berjalan pada Februari 2022. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto berpendapat, peningkatan ekspor CPO Indonesia yang cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir membuat stok CPO di negara importir saat ini masih banyak. 

Baca Juga: Tak ubah Target Produksi, Harga Jual CPO Austindo (ANJT) Januari-September Naik 16,8%

Sementara itu, China sebagai negara importir utama CPO Indonesia mencatatkan peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir. Pemerintah China memberlakukan lockdown sejalan dengan kebijakan zero-Covid. "Aktivitas ekonomi yang menurun berdampak pada turunnya jumlah kebutuhan minyak sawit," kata Alroy, Minggu (20/11).

Saat ini, pasar global sedang dikhawatirkan dengan ancaman resesi di tahun depan yang akan melemahkan aktivitas ekonomi serta perindustrian.  Alroy memprediksikan, rata-rata harga jual alias average selling price (ASP) CPO pada kuartal IV-2022 akan lebih rendah dari kuartal III-2022. Dengan begitu, pendapatan dan laba bersih emiten perkebunan sawit akan turun secara kuartalan. 

Proyeksi harga CPO

Namun, emiten yang memiliki umur pohon prima, yakni antara 10-13 tahun masih memiliki peluang untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Pasalnya, pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO emiten dapat menutupi jatuhnya harga jual CPO.

Ke depan, Alroy memprediksikan, harga CPO kemungkinan akan berada di kisaran RM 3.600 per ton hingga RM 4.400 per ton. Menurut dia, harga CPO tidak akan kembali tinggi mencapai RM 7.000 per ton seperti pada semester I-2022. Sebab, Alroy bilang, kondisi saat itu sedang dalam high-base sebagai efek perang geopolitik Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Tahun Ini, Triputra Agro Persada (TAPG) Optimistis Raih Pertumbuhan Signifikan

Analis DBS Vickers Sekuritas Indonesia William Simadiputra dalam riset 10 November 2022 memperkirakan, rata-rata harga CPO akan berada di US$ 870-US$ 930 per ton (RM 3.961-RM 4.235) pada November-Desember 2022. Ini karena adanya diskon harga harga minyak kedelai namun diiringi naiknya permintaan minyak sayur.

 Analis UOB Kay Hian Sekuritas Leow Huey Chuen dalam riset 7 November juga yakin, harga CPO akan tetap kuat di sisa tahun ini dan memasuki kuartal I-2023. Hal ini didorong produksi yang lebih rendah di Indonesia dan Malaysia, sedangkan permintaan dari China dan India tetap kuat. Dalam jangka pendek, produsen CPO  memperkirakan, harga CPO akan di RM 3.500-RM 4.500 per ton.

Tapi dalam setahun depan, Leow memprediksikan, harga rata-rata CPO akan lebih rendah dari tahun ini, yakni di RM 4.000 per ton. Pada tahun 2022, harga rata-rata CPO di kisaran RM 5.200 per ton.

Leow bilang, faktor yang membuat harga rata-rata CPO pada 2023 bakal lebih rendah karena total produksi minyak sayur mulai dari minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak rapeseed meningkat 3,5% di tahun depan. 

Faktor lain yang menekan harga CPO adalah permintaan dari China dan India akan lebih rendah setelah peningkatan persediaan di kuartal IV-2022. "Lesunya permintaan ini akan terjadi sampai kuartal I-2023," ujar dia. 

Hal lain yang menurut Leow harus dicermati investor adalah perkembangan perang Rusia dan Ukraina. Apabila perang berakhir, maka pasar akan dibanjiri pasokan. "Permintaan biodiesel dan rencana Indonesia menjalankan program B40 pada 2023 akan mengerek kebutuhan CPO," ujar Leow.       

Baca Juga: Ditopang Harga CPO, Golden Agri Milik Sinarmas Kembali Cetak Rekor Laba                      

Simak ulasan dan rekomendasi saham emiten kebun secara rinci

Triputra Agro Persada (TAPG)
Laba bersih TAPG pada Juli-September 2022 menurun 29% secara kuartalan menjadi Rp 641 miliar karena harga jual rata-rata pada periode yang sama turun 29% menjadi Rp 10.000 per kg. TAPG juga menanggung biaya produksi yang lebih tinggi karena harga pupuk naik 26%. Untungnya di tahun 2023, TAPG telah memiliki 60% kebutuhan pupuk.
Rekomendasi: Add 
Target harga: Rp 930
Peter P Sutedja, CGS CIMB Sekuritas

Dharma Satya (DSNG)
DSNG mampu membukukan pertumbuhan produksi CPO 5% secara tahunan pada sembilan bulan pertama 2022. DSNG  memiliki pohon-pohon yang berumur prima dengan rata-rata 12,8 tahun. DSNG memiliki diversifikasi ke produk kayu yang sudah berkontribusi 12% terhadap laba sebelum pajak pada periode Januari-September 2022.
Rekomendasi: Buy 
Target harga: Rp 650
Alroy Soeparto, Henan Putihrai 

PP London Sumatra (LSIP)
Tren penurunan harga CPO masih berlanjut di sisa tahun ini karena permintaan yang stagnan. Di tahun 2023, permintaan CPO masih akan menurun karena potensi resesi. Analis memproyeksikan, harga CPO di kisaran harga rata-rata di US$ 855 hingga akhir tahun ini. Harapan LSIP ada pada kebutuhan CPO untuk biodiesel dan permintaan domestik. 
Rekomendasi: Buy 
Target harga: Rp 1.500
Marvin Lievincent, Philip Sekuritas Indonesia 

Astra Agro Lestari (AALI)
Sejak tahun 2021, AALI telah menerapkan teknologi digital dalam proses pemeliharaan perkebunan kelapa sawit dan infrastrukturnya. Analis berharap, penerapan digitalisasi ini bisa membantu AALI dalam memilih area untuk dilakukan penanaman kembali. AALI tengah berjuang melawan tanaman tua dengan profil umur 15,8 tahun. 
Rekomendasi: Buy 
Target harga: Rp 12.600
Yasmin Soulisa, Ciptadana Sekuritas

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Astra Agro Lestari (AALI) Turun di Kuartal III-2022

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler