Prospek Emiten Semen Tergerus Tingginya Harga Batubara

Senin, 06 Juni 2022 | 04:10 WIB
Prospek Emiten Semen Tergerus Tingginya Harga Batubara
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen masih akan dibayangi oleh tingginya biaya operasi, terutama biaya bahan bakar, akibat kenaikan harga batubara. Kondisi ini membuat sejumlah emiten semen membukukan penurunan laba bersih di kuartal I tahun ini. 

Pertumbuhan volume penjualan semen di pasar domestik juga masih melambat. Ini ikut berkontribusi menyebabkan penurunan laba emiten. 

Volume penjualan semen domestik hanya naik 2,5% secara tahunan di Maret 2022 menjadi 5,5 juta ton. Tapi untungnya, sepanjang kuartal I-2022, penjualan semen secara industri telah mencapai 15,5 juta ton, atau naik 4,4%. 

Baca Juga: Krisis Listrik India Melambungkan Harga Batubara Acuan (HBA) Bulan Juni

Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery, penjualan semen selama kuartal I-2022 memang sudah sesuai proyeksi. "Kami mencatat penjualan domestik memenuhi 99,3% proyeksi kami," jelas dia. 

Tapi Michael menambahkan, karena beberapa emiten mulai menaikkan harga jual semen pada Maret 2022, permintaan semen di bulan tersebut juga mengalami kontraksi. Penurunan penjualan segmen semen kantong terbesar terjadi luar pulau Jawa, yakni turun 6,3%. Di pulau Jawa, penjualan masih naik 1,1%. 

Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa menyebut, kenaikan harga batubara dan gas membuat biaya produksi meningkat. Karena itu, emiten semen harus menaikkan harga, demi mengimbangi beban biaya bahan bakar dan power yang juga tumbuh. 

Biaya bahan bakar adalah salah satu beban terbesar bagi emiten semen. "Tentunya, kenaikan harga batubara berpengaruh terhadap emiten semen," ujar Rizky, Jumat (3/6).

Untungnya penjualan semen jenis bulk masih tumbuh. Di Jawa, penjualan untuk permintaan beton serta pembangunan infrastruktur dan proyek komersial, seperti pabrik, rumah tapak dan gudang, cukup tinggi. Di Sulawesi, permintaan juga meningkat karena adanya pembangunan smelter. 

Baca Juga: Margin Tergerus, Ini Rekomendasi Saham Indocement (INTP)

Rizky juga sepakat menyebut pemulihan ekonomi membuat proyek pembangunan properti dan konstruksi infrastruktur yang semula tertunda mulai berjalan di tahun ini. Sehingga, dia masih yakin jika permintaan semen masih bisa kembali pulih. 

"Pembangunan konstruksi ibukota negara bisa membuat penjualan atau kinerja emiten semen membaik," ucap Rizky. Pilihan saham emiten semen yang disarankan Rizky adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). 

Michael juga mempertahankan pandangan overweight pada saham emiten semen. "Kami percaya lonjakan harga batubara dan gas akan bisa dilewati oleh para emiten dengan menaikkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP)," tutur dia. 

Terlebih untuk mendapatkan batubara dengan harga domestic market obligation (DMO) penuh perjuangan. "Jadi kami memperkirakan jika pemain semen akan menaikkan ASP secara bertahap demi menjaga margin," ujar Michael. Dia juga yakin volume penjualan semen akan tumbuh 4%-5% tahun ini karena pemulihan ekonomi. 

Analis JP Morgan Henry Wibowo dan Arnanto Januri dalam risetnya menulis, SMGR telah mengamankan pasokan batubara untuk sisa tahun ini dengan harga US$ 90 per ton. Ini adalah pasokan batubara dalam kebijakan (DMO). Bagi emiten semen, ini katalis positif signifikan, karena memberikan jaminan potensi pendapatan lebih tinggi.  

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Mengamankan Stok Batubara Tahun Ini

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler