Prospek Pasar Modal 2024, Bunga dan Pemilu Tanpa Kecurangan

Kamis, 04 Januari 2024 | 10:01 WIB
Prospek Pasar Modal 2024, Bunga dan Pemilu Tanpa Kecurangan
[ILUSTRASI. Hans Kwee, Praktisi Pasar Modal, Dosen Magister Universitas Atma Jaya dan Trisakti]
Hans Kwee | Praktisi Pasar Modal, Dosen Magister Universitas Atma Jaya dan Trisakti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal tutup di level tertinggi tahun 2023. Ini akibat aksi ambil untung di perdagangan terakhir, 29 Desember 2023. Tutup di 7.272, IHSG hampir melampaui level tertinggi tahunan 7.308 di 28 Desember 2023. Tidak ada window dressing di hari terakhir perdagangan. IHSG pun tidak berhasil ditutup pada all time high tahunan. 

Sebenarnya IHSG menunjukkan kinerja bagus di dua bulan terakhir 2023. Awal November masih di 6.642, level terendah bulan tersebut. IHSG tutup di akhir November pada level 7.080 atau naik 6,59% sebelum di tutup di 7.272 di akhir tahun.

Tahun 2023, IHSG mencatat beberapa pencapaian yang baik. Mulai kenaikan 6,62% sepanjang tahun 2023 di atas tahun 2022 yang hanya naik 2,03% di level 6.850. Kenaikan IHSG di tahun 2023 merupakan kenaikan tertinggi kedua di ASEAN setelah Vietnam. 

Tahun 2023 diwarnai berbagai sentimen yang menyebabkan fluktuasi pergerakan harga saham. Tahun 2022 pasar saham Indonesia sebenarnya cukup positif seiring  naiknya harga komoditas akibat perang Rusia Ukraina. IHSG yang naik sampai pertengahan September 2022 terhenti akibat capital outflow. 

Pembukaan ekonomi China dari lockdown Covid 19 mendorong dana keluar dari pasar saham banyak negara berkembang termasuk Indonesia. Terlihat Indeks Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong mendapat sentimen positif pembukaan ekonomi China. Dampak rebalancing portofolio ini masih terlihat di awal tahun 2023.

Baca Juga: Ada Pemilu, Intip Target IHSG Tahun Ini dari Sejumlah Sekuritas

Tetapi pasar saham kembali mendapatkan sentimen positif di awal tahun 2023 karena diperkirakan The Fed mendekati akhir kenaikan suku bunga dan hanya  menaikkan bunga acuan satu kali lagi di Februari 2023. 

Potensi berakhirnya kenaikan bunga mendorong sentimen positif pada sektor teknologi. Terlihat indeks saham Taiwan dan Kospi Korea Selatan mendapat sentimen positif. Terjadi outflow di sebagian pasar negara berkembang kedua negara itu.

Harapan berakhirnya kenaikan suku bunga oleh The Fed dan berbagai bank sentral global hanya bertahan sementara. Terbukti The Fed sepanjang tahun 2023 masih empat kali menaikkan suku bunga di Februari, Maret, Mei dan Juli. 

Berlanjutnya kenaikan bunga Fed dan bank sentral besar dunia menyebabkan fluktuasi besar pada pasar saham di 2023. Bank Indonesia (BI) dua kali menaikkan bunga acuan di Februari dan Oktober 2023. Lebih sedikitnya kenaikan bunga BI mendorong spread tipis bunga Indonesia dan luar negeri khususnya AS, sehingga menekan rupiah. Terlihat di akhir Oktober, rupiah  hampir menembus Rp 16.000 terhadap dolar AS.

Kenaikan suku bunga global, khususnya AS di tahun 2023 tak lepas dari inflasi tinggi, pasar tenaga kerja kuat dan ekonomi kuat. Terlihat ekonomi AS dan negara maju di Zona Eropa mampu menghindari resesi di tengah bunga tinggi. 

Sebenarnya di awal tahun, pasar keuangan global khawatir akan potensi resesi menyusul inverted yield curve di pasar obligasi AS. Dalam sejarah tujuh kali inverted yield curve selalu diikuti  resesi. Tapi sepanjang tahun 2023 ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan solid bahkan tumbuh 4,9% di kuartal III-2023. 

Ini menunjukkan ekonomi tetap bergerak di tengah tekanan bunga tinggi. Pertumbuhan ekonomi kuat karena konsumsi dan belanja korporasi usai pandemi. Sayang, mungkin hal ini tak akan terjadi lagi di tahun 2024. Konsumsi masyarakat sepanjang tahun 2023 menghabiskan tabungan dan sebagian dengan pinjaman pribadi.

Maret, pasar saham global termasuk IHSG mendapat tekanan akibat krisis perbankan AS yang menyebar ke Eropa. Beberapa bank AS menghadapi masalah keuangan akibat kenaikan suku bunga agresif. Seperti First Republic Bank, Silicon Valley Bank, Signature Bank dan beberapa bank lain. Krisis menyebar ke Credit Suisse dan Deutsche Bank, tapi berhasil ditanggulangi dan tidak berlangsung lama. 

Awalnya krisis perbankan AS ini dianggap sebagai fenomena gunung es. Banyak bank lokal AS bermasalah. Tapi bantuan likuiditas Fed bisa  mengatasi.
Fluktuasi pasar di Mei lebih di faktor kenaikan bunga Fed yang belum akan berakhir. Sedangkan tekanan pasar di akhir September dan Oktober lebih  faktor pernyataan bank sentral khususnya Fed yang menerapkan bunga higher for longer menyusul inflasi belum turun di bawah target 2%.

Potensi bunga tinggi lebih lama beserta kuatnya ekonomi AS dan pasar tenaga kerja telah mendorong sell off government bond AS dan menaikkan yield government bond AS. Yield obligasi Indonesia juga naik dan mendorong koreksi pasar saham dan rupiah melemah. Ini mendorong BI menaikkan bunga acuan 25 bps menjadi 6 % pada bulan Oktober.

Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal 31 Oktober-1 November 2023 memberi angin segar pada pasar saham global termasuk IHSG. Ada potensi penurunan suku bunga di semester II-2024. Hal ini mendorong pasar saham naik, setelah hampir semua bank sentral mempertahankan bunga di akhir tahun. Pernyataan pejabat Fed yang mengindikasikan penurunan bunga mendorong optimistis berlebih pasar di akhir tahun. 

Tahun 2024 pasar saham mungkin lebih positif dan tidak sefluktuatif 2023. Tapi tahun 2024 ada pemilu di AS, Rusia, India, Korea Selatan, Taiwan, Indonesia dan negara lain. Tahun pemilu, investor berhati-hati dan wait and see. 

Pemilu di Indonesia sangat penting bagi demokrasi. Pemerintah dan masyarakat harus menjaga pemilu berlangsung jujur, adil dan tanpa kecurangan. Proses yang demokrasi akan menaikkan reputasi Indonesia di mata dunia. Juga mendorong investor lebih optimistis terhadap ekonomi Indonesia.                      

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler