Berita Global

Prospek Pemulihan Suram, Dana Asing Menjauhi Obligasi Asia

Selasa, 17 Agustus 2021 | 15:41 WIB
Prospek Pemulihan Suram, Dana Asing Menjauhi Obligasi Asia

ILUSTRASI. Pengunjung melintas dekat papan edukasi investasi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Pasar obligasi di banyak negara Asia menyaksikan derasnya arus keluar dana asing selama bulan Juli. Outflow dipicu kecemasan pasar terhadap pemulihan kawasan, seiring dengan kain luasnya penyebaran varian Delta virus corona.

Nilai total penjualan bersih investor asing mencapai US$2,06 miliar (setara Rp 29,6 triliun) di Indonesia, Malaysia, Thailand dan India. Angka itu diolah dari data yang dipublikasikan regulator dan asosiasi pasar obligasi di masing-masing negara.

“Investor global kemungkinan berhati-hati menjelang aksi The Fed mengetatkan kebijakan moneternya, serta prospek valuta Asia yang lebih lemah. Gelombang kebangkitan virus saat ini di seluruh Asia dan risiko penurunan yang dihasilkan terhadap pertumbuhan regional juga membebani sentimen investor,” tutur Duncan Tan, ahli strategi di DBS Bank.

Baca Juga: Pemerintah turunkan porsi utang dari SBN pada 2022, ini kata ekonom Bank Permata

Di sisi lain, obligasi Korea Selatan mencatat pembelian bersih investor asing senilai US$ 8,07 miliar (Rp 116,1 triliun) sepanjang bulan lalu, data menunjukkan. Tan mengatakan obligasi Korea Selatan cenderung mengalami arus masuk dana asing yang kuat selama investor bersikap hati-hati.

“Karena memegang obligasi negara Korea pada basis lindung nilai valuta cenderung menjadi lindung nilai yang baik untuk pertumbuhan regional yang lebih lemah dan volatilitas pasar global,” ujar dia.

Penyebaran cepat varian Delta di Asia memukul aktivitas ekonomi bulan lalu. Indonesia, Thailand dan Malaysia melaporkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur.

Malaysia mencatat arus keluar asing senilai US$ 862 juta (Rp 12,4 triliun), dibandingkan dengan arus keluar US$ 120 juta (Rp 1,7 triliun) pada bulan Juni.

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan SBN pada 2022 senilai Rp 991,3 triliun

Indonesia dan Thailand mencatat penjualan bersih masing-masing US$ 794 juta (Rp 11,4 triliun) dan US$ 302 juta (Rp 4,3 triliun)

Obligasi India juga membukukan arus keluar lintas batas selama tujuh bulan berturut-turut, dengan nilai bersih US$ 105 juta (Rp 1,5 triliun).

“Situasi virus Asia yang bangkit kembali, terutama di antara ekonomi ASEAN, telah mendorong kami untuk menurunkan pertumbuhan 2021 dan prospek FX kami untuk kawasan ini,” kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ.

“Ini juga memicu arus keluar portofolio, yang hanya akan mereda dan berbalik ketika gelombang pandemi yang terjadi saat ini, mengalami surut secara signifikan dan pemulihan pertumbuhan kembali berlanjut,” imbuh dia.

Selanjutnya: Harganya Sudah Rontok 40%, Saham Didi Masih Ada di Portofolio Temasek dan Soros

 

Terbaru