Harganya Sudah Rontok 40%, Saham Didi Masih Ada di Portofolio Temasek dan Soros

Selasa, 17 Agustus 2021 | 15:00 WIB
Harganya Sudah Rontok 40%, Saham Didi Masih Ada di Portofolio Temasek dan Soros
[ILUSTRASI. Logo aplikasi raksasa ride-hailing China, Didi, dalam ilustrasi yang dibuat pada 7 Juli 2021. REUTERS/Florence Lo/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Sejumlah pengelola dana kelas dunia turut membenamkan dana dalam penawaran saham perdana (IPO) Didi Global Inc, Juni silam. Penyelidikan yang dilakukan regulator China hanya beberapa saat sebelum IPO, membenamkan harga saham Didi di bursa.

Dari keterbukaan informasi yang diajukan ke pengelola bursa, salah satu pengelola dana yang ikut bertaruh dalam IPO saham Didi adalah Temasek. Perusahaan investasi milik Singapura itu membeli 33 juta American Depository Receipts (ADR) Didi.

Nama-nama tenar lain yang mengikuti IPO Didi adalah T. Rowe Associates yang membeli 10,2 juta ADRs di perusahaan China. Lalu,  Tiger Global Management LLC dan Adage Capital Partners yang berbasis di Amerika Serikat. Sementara pengelola dana milik miliarder George Soros membeli 2,72 juta ADR Didi.

Baca Juga: Startup China mati kutu dengan aturan IPO ketat bursa Hong Kong

Keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada Jumat itu, mengungkap ke publik siapa saja investor global yang terancam menanggung rugi akibat anjloknya nilai saham Didi.

Didi mengumpulkan dana senilai US$ 4,4 miliar (setara Rp 63,3 triliun) dengan menjual 316,8 juta ADR dalam IPO di AS pada 30 Juni. Pada 2 Juli, regulator dunia maya China mengatakan, tengah menyelidiki perusahaan tersebut, hingga hargar saham Didi pun turun lebih dari 40% dibanding harga IPO.

Dalam keterbukaan untuk periode yang berakhir 30 Juni tahun ini, Temasek juga menyatakan meningkatkan kepemilikannya di TAL Education Group dan mengambil saham di New Oriental Education and Technology Group sebesar 1,7 juta ADR.

TAL dan New Oriental merupakan dua perusahaan jasa pendidikan luar sekolah yang turut terkena tindakan keras Beijing.

Baca Juga: China Perketat Berbagai Sektor Bisnis, Investor Khawatir

Dokumen keterbukaan yang bertajuk form 3F, harus diajukan oleh pengelola hedge fund setiap tiga bulan sekali ke Securities and Exchange Commission (SEC). Dalam form yang berisikan kepemilikan asetnya, pengelola dana tidak harus mengungkapkan tanggal pembelian aset.

Itu membuat tidak jelas kapan investor membeli saham Didi dan apakah mereka untung atau rugi.

Beberapa investor yang tampak kecewa dengan kinerja emiten saham-saham China, melepaskan kepemilikan mereka di raksasa teknologi China selama kuartal tersebut.

Appaloosa LP yang berbasis di A.S. memotong lebih dari setengah 1,1 juta saham ADS di Alibaba China, seperti terlihat dalam keterbukaan 3F yang diajukannya. Sedang Soros Fund Management mencairkan kepemilikannya di Baidu Inc dan Tencent Music Entertainment.

Selanjutnya: Pasar Pilih Dolar Sebagai Safe Haven, Harga Emas Tergelincir

 

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler