Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB
Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
[ILUSTRASI. PT RMK Energy Tbk (RMKE) (Dok/RMKE)]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten penyedia jasa logistik batubara terintegrasi PT RMK Energy Tbk (RMKE) diproyeksi masih tetap terjaga bahkan bertumbuh walau harga batubara terpuruk. 

Asal tahu saja, harga batubara sepanjang 2025 atau year to date (YtD), masih anjlok 12,93% walau naik tipis pada perdagangan akhir pekan lalu. Pada Jumat (26/12), harga batubara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 109.05/ton, menguat terbatas 0,05% dari posisi sebelum libur Hari Natal.

Walau demikian, dalam riset terbaru Ajaib Sekuritas yang tayang pada 18 Desember 2025 memproyeksi bahwa kinerja RMKE masih berkembang dan bahkan berpotensi melalui momen ekspansi struktural yang kuat dari sistem logistik rel kereta api yang dijalankannya.

Menurut Analis Ajaib Sekuritas Rizal Rafly, model bisnis tersebut menciptakan keunggulan tersendiri bagi bisnis RMKE, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya per unit yang rendah.

"Tak hanya itu, sistem ini juga berkelanjutan dalam angka panjang," papar Rizal dalam risetnya yang dikutip KONTAN, Senin (29/12).

Baca Juga: Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru

Melalui sistem ini, RMKE, sebagai penyedia logistik batubara terbesar di bagian selatan Sumatra, mengoperasikan platform logistik batubara terintegrasi berbasis rel, mulai dari tambang hingga pelabuhan. Perusahaan mengendalikan rantai secara menyeluruh, mulai dari layanan di area tambang (in house mining services), pemuatan rel, transportasi kereta, bongkar muat pelabuhan, pemuatan tongkang, hingga perdagangan batubara.

Integrasi ini memungkinkan RMKE menekan biaya switching alias peralihan bagi pelanggan dan menciptakan visibilitas pendapatan yang lebih stabil.

Selain itu, Ajaib Sekuritas juga menilai keunggulan RMKE lainnya juga ada di Pelabuhan Kramasan dan sistem logistik rel yang terhubung langsung dengannya. Pelabuhan Kramasan, khususnya terminal Musi 2, merupakan titik temu rel menuju sungai dengan biaya terendah di Sumatra Selatan.

"Biaya angkut rel diperkirakan hanya sekitar Rp 806 hingga Rp 922 per ton per km, lebih murah dan lebih stabil dibandingkan angkutan jalan raya. Selain itu, angkutan rel memungkinkan muatan kereta yang lebih besar, yakni sekitar 2.800 ton per rangkaian, meningkatkan keandalan operasional serta selaras dengan aspek keselamatan dan sosial dibandingkan truk," imbuhnya.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
| Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Menurut analis, model bisnis RMKE memiliki keunggulan, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya.

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

INDEKS BERITA

Terpopuler