Proyek Infrastruktur yang Didanai China Terhenti, Termasuk KA Cepat Jakarta-Bandung

Selasa, 05 Mei 2020 | 14:11 WIB
Proyek Infrastruktur yang Didanai China Terhenti, Termasuk KA Cepat Jakarta-Bandung
[ILUSTRASI. Foto udara terowongan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Cibeber, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (18/12/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pd.]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pandemi virus corona juga berdampak pada pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Proyek infrastruktur di seluruh Asia Tenggara yang didanai oleh China dihentikan sementara. Salah satunya, pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta Bandung sepanjang 140 km. 

Proyek yang dibiayai oleh bank China itu akan ditunda. Rencana awalnya, proyek yang juga melibatkan perusahaan konstruksi China tersebut akan rampung pada 2021 mendatang. 

Baca Juga: Tingkat pengangguran terbuka turun tipis 4,99% pada Februari 2020

Pemerintah Indonesia juga telah memberlakukan pembatasan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sehingga, pekerja China di lokasi konstruksi juga ikut terkunci.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mengkaji kembali proyek tersebut usai pandemi ini. 

Mengutip Nikkei Asian Review, wabah corona memang mengganggu progress proyek sabuk dan jalan (Belt and Road Initiative) yang digagas China. 

Kementerian Perdagangan China menyebut, pada kuartal I 2020, perusahaan China menandatangani kontrak konstruksi baru senilai US$ 26,2 miliar di 57 negara yang berpartisipasi dalam proyek Belt and Road. Angka itu lebih rendah 14% ketimbang tahun sebelumnya. 

Kontraktor utama China Communications Construction mencatat penurunan 4% dari nilai kontrak baru dan pendapatan konstruksi pada periode Januari hingga Maret.

Baca Juga: Tak ada kasus Covid-19 baru di Provinsi Hubei China selama 30 hari berturut-turut

Saat ini, prioritas utama China adalah pemulihan ekonomi domestiknya. Lalu, prioritas kedua ialah memperbaiki rantai pasokan yang bekerja sama dengan negara-negara tetangga. 

"Untuk saat ini, China tidak punya pilihan selain mengurangi investasi ke infrastruktur dan perangkat keras lain di luar negeri," kata Koji Sako di Mizuho Research Institute.

Mengingat kurangnya pertumbuhan surplus neraca transaksi berjalan China, pembatasan investasi juga akan membuat aliran modal tetap berada di negara itu. 

Proyek di negara lain juga terhambat 

Tak hanya proyek di Indonesia, proyek kereta api cepat di Thailand juga terkena dampak. Tenggat waktu untuk perundingan tentang proyek kereta api cepat juga mundur. 

Sekarang Thailand mengharapkan kesepakatan tentang proyek sepanjang 250 km yang membentang dari jalur dari Bangkok ke Nakhon Ratchasima itu bisa dibahas di bulan Oktober, mundur dari perkiraan sebelumnya di bulan Mei.

Baca Juga: Kemenaker tunda kedatangan 500 TKA asal China ke Sulawesi Tenggara

Di Myanmar, proyek pembangkit listrik yang sedang dibangun oleh perusahaan BUMN China dan perusahaan Hong Kong juga mengalami keterlambatan.

Sebagian besar disebabkan karena masalah rantai pasokan karena wabah corona. Pembangkit listrik buatan China di Kamboja kemungkinan tidak akan beroperasi pada Mei seperti yang direncanakan.

Partai Komunis China menegaskan komitmennya pada inisiatif Belt and Road saat pertemuan di Politbiro, April lalu. Namun, dengan ditundanya kongres tahunan 22 Mei, China memfokuskan sumber daya untuk memulihkan perekonomian yang terkenda dampak corona. Sementara itu, proyek Asia Tenggara tak akan terlalu menjadi prioritas untuk sementara waktu. 

Media China melaporkan bahwa wabah corona akan berdampak pada program The Belt and Road Initiative yang menjadi strategi pembangunan jangka panjang China.

Proses konstruksi dapat mengalami penundaan lebih lanjut jika negara tuan rumah terus melakukan pembatasan masuknya orang asing. Hal ini dinilai bakal merusak pertumbuhan Asia Tenggara dan mempengaruhi daya tarik bagi investor asing.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler