Berita Bisnis

Proyek Jalan Tol Pangkas Biaya Logistik

Kamis, 04 November 2021 | 10:00 WIB
Proyek Jalan Tol Pangkas Biaya Logistik

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan biaya logistik nasional telah menurun pada tahun 2020. ALFI menghitung, biaya logistik turun menjadi 21,3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Ketua Umum DPP ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, sebelumnya biaya logistik nasional di kisaran 23%-24% terhadap PDB. “Kita tahu biaya logistik itu bergantung pada volume. Kita melihat adanya kenaikan pada dua hal, yakni di konsumsi dan investasi, yang menyebar di wilayah Jawa dan Indonesia Timur,” ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (31/10). 
 
Faktor lain yang mendorong penurunan biaya logistik adalah biaya yang berkaitan dengan infrastruktur dan faktor perizinan. Yukki mengatakan, faktor yang turut memangkas biaya logistik berasal dari proyek infrastruktur yang terus bergulir di Indonesia, seperti Jalan Tol Trans Jawa yang sudah rampung. Ada pula proyek Jalan Tol Trans Sumatra yang saat ini masih bergulir. 
 
Sementara di wilayah Indonesia Timur, menurut dia, banyak proyek pelabuhan yang telah ditingkatkan sehingga semua pihak dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan infrastruktur untuk modal transportasi laut tersebut. 
 
“Kita melihat pembangunan infrastruktur dilakukan secara masif oleh pemerintah, memang belum selesai semua, tetapi ini dapat memberikan pilihan para pengguna jasa untuk menggunakan akses laut, darat maupun udara. Hal ini tentunya memberikan dampak pada efisiensi biaya,” ucap Yukki. 
 
Dari sisi perizinan, pemerintah juga turut melakukan relaksasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law yang telah mendorong kemudahan dalam perizinan berusaha. 
 
Eri Palgunadi, Vice President of Marketing JNE mengungkapkan, pihaknya belum mendapatkan informasi secara spesifik terkait penurunan biaya logistik hasil riset ALFI.  
 
Alhasi, menurut dia, biaya operasional di bisnis jasa pengiriman pos, ekspres dan logistik masih bersifat end to end dari satu titik ke titik lain, baik domestik maupun internasional.
 
“Kami belum melihat isu terkait cost operasional. Saat ini fokus perhatian kami masih pada situasi pandemi, dimana masih ada pembatasan-pembatasan yang menghambat kelancaran arus barang, baik domestik maupun internasional,” ujar dia kepada KONTAN, kemarin. 
 
JNE pada tahun ini telah mengalami pertumbuhan jumlah kiriman lebih dari 30% secara konsisten setiap tahun sejak 2010. “JNE bersyukur saat ini pertumbuhan masih mencapai lebih dari 20%-30% dimana beragam tantangan muncul serta situasi yang masih dinamis karena pandemi Covid-19,” jelas Eri. 
 
Robin Lo, Chief Executive Officer J&T Express bilang, beberapa infrastruktur yang akan rampung memang akan membantu menurunkan biaya logistik, walaupun tidak secara signifikan. "Dengan adanya penurunan biaya logistik, kami berharap pertumbuhan bisnis akan meningkat lagi,” kata dia kepada KONTAN, Minggu (31/10).
 
Sebagai gambaran, sampai saat ini permintaan pengiriman per hari di J&T Express mencapai 2,5 juta paket. Robin pun menargetkan permintaan pengiriman akan tumbuh dua kali lipat pada tahun ini dibandingkan realisasi pengiriman di tahun sebelumnya.
 
“Kami juga optimistis hingga akhir tahun 2021 permintaan tumbuh. Apalagi di akhir tahun ini ada event Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional)," terang dia.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru