Proyek LRT Adhi Karya Bisa Meleset dari Target Awal

Selasa, 15 Januari 2019 | 06:50 WIB
Proyek LRT Adhi Karya Bisa Meleset dari Target Awal
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warga Bekasi dan wilayah sekitarnya bakal merasakan macet lebih lama. Sebab, pengoperasian proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jabodetabek yang dikerjakan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bakal molor dari target.

Direktur Operasional II ADHI Pundjung Setya Brata menuturkan, LRT baru bisa dioperasikan secara komersial paling cepat 2020. Skenario paling buruk, LRT beroperasi tahun 2021. Padahal, sebelumnya proyek ini ditargetkan bisa beroperasi tahun ini.

ADHI mengalami kendala pembebasan lahan untuk depo di Bekasi Timur. ADHI butuh 300 bidang tanah seluas 12 hektare (ha) untuk membangun depo. "Proses yang baru dibayarkan 33 bidang," ujar Pundjung, Senin (14/1).

ADHI juga mengalami kendala atas penentuan titik stasiun LRT Setiabudi. Stasiun ini bakal melayani penumpang jurusan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas. Manajemen ADHI memastikan sudah menemukan solusi untuk kendala itu. Cuma memang, kendala yang dialami membuat uji coba proyek ikut mundur.

Padahal, jangka waktu uji coba bisa memakan waktu tiga bulan. "Ini untuk memastikan kereta ini aman," imbuh Pundjung.

Secara rinci, realisasi proyek LRT baru mencapai 56,1%. Perkembangan penyelesaian rute Cawang-Cibubur paling bagus mencapai 76,21%. Sedangkan rute Cawang-Kuningan Dukuh Atas dan Cawang-Bekasi Timur masing-masing 44,19% dan 51,06%.

Pundjung menambahkan, biaya pembangunan LRT sebesar Rp 673 miliar per kilometer (km). Biaya tersebut, sudah termasuk biaya prasarana dan sarananya. "Ini lebih murah dibanding underground. Kami juga sudah melakukan kajian dan ini yang paling optimum," kata Pundjung.

Untuk melaksanakan pembangunan LRT ini, ADHI sudah menyerap dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 6,6 triliun. Sekadar informasi, perusahaan pelat merah ini menganggarkan capex untuk proyek LRT Tahap I Jabedebek sebesar Rp 22 triliun sesudah PPN.

Sumber pendanaan capex berasal dari penanaman modal negara (PMN) dan sindikasi perbankan. Seluruh pendanaan dari PMN sudah terserap. Pundjung menuturkan, selanjutnya ADHI akan memakai pinjaman bank.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Emas Masih Sulit Keluar dari Tekanan Jangka Pendek
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 05:30 WIB

Harga Emas Masih Sulit Keluar dari Tekanan Jangka Pendek

Pasca The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga pada level 4,25% - 4,5%, harga emas masih dalam zona tertekan.

Dalih Perlindungan Bisa Bikin Panik Pemilik Duit
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 05:20 WIB

Dalih Perlindungan Bisa Bikin Panik Pemilik Duit

Pemerintah pastikan dana masyarakat yang terkena pemblokiran rekening aman dan dilakukan untuk melindungi publik.

Menjaga Arah Inovasi Keuangan Digital
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Menjaga Arah Inovasi Keuangan Digital

Tanpa intervensi negara yang progresif, Innovative Credit Scoring (ICS) rawan melenceng dari misi inklusi.

Waspadai Tekanan Daya Saing Produk Indonesia di AS
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Waspadai Tekanan Daya Saing Produk Indonesia di AS

Pemerintah tengah berupaya menurunkan kembali tarif impor beberapa produk andalan ekspor Indonesia ke AS.

Laba Emiten Grup Triputra Masih Perkasa
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Laba Emiten Grup Triputra Masih Perkasa

Pertumbuhan kinerja emiten Grup Triputra di semester I-2025 dimotori dua emiten di sektor perkebunan sawit.

Neraca Dagang Diperkirakan Tetap Surplus Meski Nilainya Menyusut
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:55 WIB

Neraca Dagang Diperkirakan Tetap Surplus Meski Nilainya Menyusut

Bank Mandiri memperkirakan, neraca dagang masih surplus US$ 3,32 miliar pada Juni 2025. Namun nilai ini lebih rendah dari Mei US$ 4,3 miliar.

Pasar Volatil, Return Dana Pensiun Turut Mengecil
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Pasar Volatil, Return Dana Pensiun Turut Mengecil

. Industri dana pensiun (dapen) dihadapkan pada kondisi pasar yang tak mudah dalam mengelola aset investasi

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal

Penggunaan teknologi digital yang semakin masif menjadi berkah bagi sejumlah perusahaan asuransi umum. 

DJP Menarik Pajak  dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

DJP Menarik Pajak dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion

Mengukur potensi penerimaan pajak dari pengenaan pajak terhadap emas dan kripto dinilai tidak akan banyak menggenjot kinerja. 

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik

Inflasi secara bulanan pada Juli 2025 diperkirakan sebesar 0,29% month to month (mtm), dari bulan sebelumnya 0,19% 

INDEKS BERITA

Terpopuler