Berita Bisnis

Proyek Properti Pengembang Jumbo Mulai kepung Ibu Kota Baru di Kaltim

Selasa, 05 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Proyek Properti Pengembang Jumbo Mulai kepung Ibu Kota Baru di Kaltim

Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur terus bergulir. Sejalan dengan itu, sejumlah pengembang properti jumbo terus melancarkan proyek di Pulau Borneo.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengemukakan pemindahan ibu kota baru akan berefek pada sejumlah proyek mereka di wilayah Kalimantan Timur. Sejauh ini, Grup Ciputra mengembangkan sejumlah proyek properti di wilayah Samarinda, Kalimantan Timur. 
 
Direktur PT  Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan, pihaknya akan terus mengeksplorasi peluang bisnis properti, termasuk membidik proyek di calon ibu kota negara. "Tentu kami akan membidik peluang properti sesuai dengan visi dan misi Ciputra. Sampai saat ini kami masih dalam tahap exploring mengenai pembangunan proyek di Kalimantan Timur," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Minggu (3/10). 
 
Sejauh ini Ciputra belum memastikan jenis properti apa saja yang akan dibangun di sana. "Tapi yang pasti ibu kota negara akan menjadi katalisator utama bagi perkembangan dan pertumbuhan Kalimantan,  khususnya Kalimantan Timur," sambung Harun.
 
CTRA memang telah memiliki dua proyek di Samarinda, yakni Citra Land City Samarinda dan Citra Grand Senyiur City. Ciputra memiliki land bank seluas total 870 hektare di Kalimantan. Tanah paling dominan atas nama Citra Grand Senyiur City Samarinda seluas 397 hektare. "Sampai saat ini, pembangunan kedua proyek tersebut masih terus berlangsung," kata Harun. 
 
Dia menyebutkan, proyek-proyek perumahan di Samarinda memang sudah dikembangkan lebih dari 10 tahun, atau jauh sebelum adanya rencana pemindahan ibu kota baru di Kalimantan Timur. ​"Tentu akan kami kembangkan lagi dan tetap explore proyek baru," kata Harun. 
 
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi juga menyatakan, pihaknya akan selalu terbuka di setiap kesempatan bisnis. "Pada dasarnya kami terbuka pada segala opportunity, termasuk soal ibu kota negara," ujar dia, Minggu (3/10). 
 
Namun DILD belum bisa menyampaikan lebih lanjut seperti apa proyek yang akan dikembangkan. Saat ini semua perencanaan akan disesuaikan dengan rencana bisnis yang telah disusun. 
 
Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker, Tommy H Bastami menghitung, dalam jangka pendek akan ada kebutuhan untuk 400.000 pekerja pemerintah yang akan berpindah sampai tahun 2030. Sedangkan dalam jangka panjang diperkirakan jumlah penduduk di ibu kota negara baru akan mencapai 2,75 juta penduduk hingga tahun 2045 mendatang.
 
Tommy juga memprediksikan dalam jangka pendek pengembangan properti akan sangat signifikan dalam rangka menunjang aktivitas pemerintahan dan hunian serta fasilitas komersial di Kalimantan Timur. 
"Selain pembangunan gedung pemerintahan, dalam mengantisipasi permintaan baru untuk sektor hunian dan fasilitas komersial penunjangnya akan menarik investor untuk mengembangkan properti di ibu kota negara baru," kata dia, Minggu (3/10).
 
Namun, Tommy bilang, apabila berkaca kepada beberapa ibu kota baru di negara lain seperti Brasilia di Brasil, Canberra di Australia, Putrajaya di Malaysia, pertumbuhan properti dalam jangka panjang tidak akan sepesat pada awal pengembangannya.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru