Proyeksi 2025: Perbankan Syariah Tetap Tumbuh di Tengah Tantangan Global

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis bahwa kinerja perbankan syariah akan terus tumbuh positif sepanjang 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aset, penghimpunan dana, serta penyaluran pembiayaan.
"Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik, sehingga mendorong permintaan pembiayaan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Sabtu (29/3).
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Optimistis Kinerja Solid Usai Dua Direksinya Pindah ke BRI
Pertumbuhan Market Share dan Pembiayaan
Pada 2024, pangsa pasar (market share) perbankan syariah mencapai 7,72%, meningkat dari 7,44% pada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 10,09%, jauh melampaui pertumbuhan industri perbankan nasional yang sebesar 4,49%.
Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tercatat sebesar 9,92%, hampir sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan secara keseluruhan yang mencapai 10,30%.
Dian menyatakan bahwa pengembangan produk perbankan syariah juga semakin diperkuat dengan implementasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Regulasi ini memberikan ruang bagi inovasi produk syariah berbasis prinsip Islam (shariah-based products), sehingga memperkuat daya saing industri perbankan syariah.
Baca Juga: Kinerja Aset Unit Usaha Syariah Perbankan Terus Bertumbuh di Tengah Dorongan Spin Off
Fokus Pengembangan Perbankan Syariah di 2025
OJK menegaskan bahwa pengembangan industri perbankan syariah akan terus diarahkan sesuai dengan visi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027.
Visi ini bertujuan untuk menciptakan perbankan syariah yang sehat, efisien, berintegritas, serta mampu berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
"Fokus utama pada 2025 adalah penyusunan pedoman produk serta pengembangan produk unik perbankan syariah guna memperkuat karakteristik industri ini," jelas Dian.
Selain itu, OJK memperkirakan bahwa potensi penurunan suku bunga domestik pada 2025 akan berdampak positif terhadap biaya dana (cost of fund).
Meskipun demikian, suku bunga simpanan diperkirakan tetap cukup menarik bagi nasabah deposan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan DPK dan menjaga likuiditas perbankan.
Baca Juga: Lampaui Bank Konvensional, Laba Bersih Perbankan Syariah Tumbuh Dua Digit pada 2024
Tantangan Global yang Perlu Diwaspadai
Meski prospek pertumbuhan tetap positif, OJK mengingatkan bahwa perbankan syariah harus tetap waspada terhadap risiko global.
Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi industri ini antara lain:
- Ketidakpastian global, termasuk lambatnya penurunan suku bunga di tingkat internasional akibat tingginya inflasi.
- Volatilitas pasar keuangan dan fluktuasi perdagangan global, yang dapat dipengaruhi oleh dinamika harga komoditas dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang dikenal sebagai Trump Effect.
- Ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi dan kepercayaan pasar.