Market Moving Trump

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:12 WIB
Market Moving Trump
[ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar]
Syamsul Ashar | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhatian dunia pada beberapa waktu terakhir ini, sedang tertuju kepada perang Iran vs Israel yang didukung oleh Amerika Serikat. Perang di Teluk Persia ini menambah pelik ketidakpastian perekonomian dan keuangan global.

Sehari setelah Amerika Serikat cawe-cawe ikut membantu Israel menyerang tiga situs penting nuklir Iran, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan genjatan senjata terjadi antara Israel dan Iran. Meskipun, pernyataan sepihak dari Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dibantah keras oleh Iran yang beberapa saat sebelumnya telah membalas serangan Amerika Serikat dengan menembakkan rudal terbaru mereka ke markas tentara Amerika Serikat di Qatar. 

Pemimpin tertinggi Iran sendiri menyatakan perang baru saja dimulai. Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengutip postingan Instagram Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, (24/6) melalui telepon menyatakan bahawa Iran bersedia menghentikan tindakan militer dan menyambut perdamaian—dengan syarat bahawa Israel menghentikan serangan terhadap wilayah-wilayah kedaulatan Palestin dan Iran.

Genjatan senjata sepihak ini memang mendapatkan sambutan positif dari pasar keuangan global. Indeks di bursa global berbalik arah jadi positif, harga komoditas energi terutama minyak mentah dan gas alam yang sempat melompat naik hingga tembus US$ 77 per barrel pada 20 Juni, juga kembali mereda di level US$ 69/barrel. Indeks harga saham gabungan di  Bursa Efek Indonesia (BEI) menghijau Selasa (24/6) naik 1,2% ke level 6.869,17.

Sebagai pengusaha yang berkecimpung di pasar global, Trump tampaknya sadar betul apa yang ia perbuat dan ia ucapkan akan mengguncang pasar dan ekonomi global.  Saat membiarkan Israel menyerang Iran, ia sadar waktunya untuk "serok bawah" di pasar keuangan. Sebaliknya, respon positif dari ucapannya akan gencatan senjata Iran Israel sebagai sinyal ambil untung.

Mengutip kantor berita AP, aksi Trump pada saat mengumumkan tarif resiprokal secara sepihak dan enundanya empat jam kemudian, telah menyebabkan Harga saham melonjak karena berita tersebut.Volume pasar, yang diukur dengan S&P 500, memperoleh kembali sekitar US$ 4 triliun, atau 70%, dari nilai yang telah hilang selama empat hari perdagangan akibat isu tarif. 

Tampaknya, ke depan modus hitungan untung dan rugi akan terus mendominasi kebijakan luar negeri AS di bawah Donald Trump.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler