Proyeksi IHSG: Ditopang Window Dressing

Selasa, 17 Desember 2019 | 05:55 WIB
Proyeksi IHSG: Ditopang Window Dressing
[ILUSTRASI. IHSG MENGUAT. Penengendara berada di depan layar pergerakan saham kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (13/12). KONTAN/Fransiskus Simbolon]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23% ke 6.211,59 pada Senin (16/12). Indeks turut didukung investor asing yang mencatat beli bersih Rp 189,76 miliar.

Pada perdagangan Selasa (17/12), beberapa analis meramal IHSG lanjut menguat. Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani memperkirakan, IHSG akan melanjutkan penguatan dengan sentimen utama window dressing.

Baca Juga: Rekomendasi teknikal saham PTBA, AKRA dan SILO pada perdagangan, Selasa (17/12)

Sentimen inilah yang menjaga bursa kemarin tetap hijau kendati ada faktor negatif berupa defisit neraca dagang November sebesar US$ 1,3 miliar. Selain itu, pasar memperkirakan, suku bunga Bank Indonesia (BI) akan tetap ditahan di level 5%.

Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, IHSG akan lanjut menguat. Kesepakatan dagang fase pertama antara AS dengan China sedikit banyak dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG.

Baca Juga: Meski ada kesepakatan fase satu, defisit yang dialami AS masih besar ketimbang China

Sementara dari sisi teknikal, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG masih berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya.

Karena itu, William memperkirakan, IHSG akan lanjut menguat dengan rentang pergerakan 6.089-6.261. Proyeksi Herditya, support dan resistance IHSG akan berada di 6.130-6.260.

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

INDEKS BERITA

Terpopuler