Proyeksi IHSG: Masih Diselimuti Sentimen The Fed dan Laporan Keuangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ini dengan pelemahan.
Jumat (26/7), IHSG merosot 1,19% ke 6.325,24. Bila dihitung dalam sepekan, IHSG minus 2,03%.
Ini merupakan penurunan mingguan IHSG terbesar sejak Mei 2019.
IHSG tertekan sentimen negatif global. Pasar memilih wait and see seiring memanasnya kondisi geopolitik Iran dan potensi no-deal Brexit.
Baca Juga: Bank Indonesia waspadai sentimen negatif ECB dan hard Brexit terhadap rupiah
Pada pertengahan pekan, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas lagi prediksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun 2020.
Namun, ada angin segar, yaitu optimisme akan kinerja keuangan di kuartal II-2019.
Akhir pekan lalu, IHSG kembali diselimuti sentimen negatif.
Pasar berekspektasi The Fed tidak akan agresif memangkas bunga seperti diharapkan sebelum ini setelah keluarnya data ekonomi Amerika yang solid.
Pelemahan bursa saham di Eropa dan AS, sentimen no-deal Brexit dan kemungkinan penetapan suku bunga rendah ECB melemahkan bursa.
Baca Juga: Wall Street bersiap menembus rekor tertinggi
Analis Indo Premier Sekuiritas, Mino melihat, kasus Duniatex ikut mengeruhkan persepsi global terhadap perbankan Tanah Air.
Analis Reliance Sekuiritas Lanjar Nafi melihat, variabel free float pada LQ45 juga mempengaruhi indeks.
Awal pekan ini, IHSG akan dipengaruhi sentimen bunga The Fed dan musim laporan keuangan emiten.
Mino memprediksi, IHSG pekan ini akan melemah dengan rentang pergerakan 6.270–6.375.
Sedangkan Lanjar Nafi melihat, IHSG akan didera tekanan dengan potensi rebound teknikal terbatas dalam rentang 6.300–6.400.