Proyeksi Rupiah: Sentimen Devaluasi Yuan Mereda, Rupiah Bertenaga

Jumat, 09 Agustus 2019 | 06:42 WIB
Proyeksi Rupiah: Sentimen Devaluasi Yuan Mereda, Rupiah Bertenaga
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen devaluasi yuan mulai mereda. Alhasil, kurs rupiah kembali bertenaga. Kemarin, kurs spot rupiah menguat tipis 0,08% menjadi Rp 14.213 per dollar Amerika Serikat. Serupa, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menanjak 0,31% ke Rp 14.231 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sentimen pelemahan kurs yuan mempengaruhi pergerakan mata uang Asia pekan ini. Pergerakan yuan menjadi katalis utama bagi penguatan mata uang di Asia, kata dia, kemarin.

Baca Juga: Perang mata uang, patutkah investor cemas?

Stabilnya pergerakan yuan terjadi setelah People's Bank of China (PBoC) menyatakan, devaluasi yuan bukan merupakan kebijakan untuk membalas tarif impor baru yang akan dilakukan Negeri Paman Sam. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, hal tersebut membuat tensi perang dagang antara AS dan China kembali reda.

Namun, Ibrahum memperkirakan rupiah hari ini bergerak sedikit melemah karena ada rilis data transaksi berjalan. Jika defisit transaksi berjalan kembali melebar, otomatis mata uang Garuda dalam tekanan.

Dia memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.175-Rp 14.270 per dollar AS. Sedang Josua menghitung, rupiah bergerak antara Rp 14.150-Rp 14.275 per dollar AS.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Berpotensi Menguat 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Emiten Jasa Pertambangan Masih Tertekan
| Rabu, 26 November 2025 | 05:41 WIB

Emiten Jasa Pertambangan Masih Tertekan

Emiten yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan terpapar dampak lesunya harga dan permintaan komoditas.​

IPO Superbank Bikin Grup Emtek Terbang
| Rabu, 26 November 2025 | 05:35 WIB

IPO Superbank Bikin Grup Emtek Terbang

Menakar dampak penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) Superbank ke prospek saham emiten Grup Emtek.

Bisnis Tepung Terigu Bogasari Tetap Terjaga
| Rabu, 26 November 2025 | 05:30 WIB

Bisnis Tepung Terigu Bogasari Tetap Terjaga

 Selama kurang lebih 20 tahun pasokan dan harga tepung terigu dari Bogasari Group selalu tetap terjaga.

Impor Beras Ilegal Kembali Terjadi, Kali ini di Batam
| Rabu, 26 November 2025 | 05:20 WIB

Impor Beras Ilegal Kembali Terjadi, Kali ini di Batam

Impor beras yang terjadi meski diklaim secara ilegal lantaran harganya yang jauh lebih murah ketimbang beras domestik.

Presiden Rehabilitasi Eks Petinggi ASDP
| Rabu, 26 November 2025 | 05:15 WIB

Presiden Rehabilitasi Eks Petinggi ASDP

Parlemen dan Kementerian Hukum sudah sarankan penggunaan hak rehabilitasi terhadap kasus korupsi akuisisi kapal oleh ASDP.

Bagi Hasil dan Tarif Menjadi Fokus
| Rabu, 26 November 2025 | 05:05 WIB

Bagi Hasil dan Tarif Menjadi Fokus

Pemerintah tengah menyusun beleid tentang pengemudi online dalam wujud Peraturan Presiden alias Perpres.

Jalan Terjal Masih Mengadang Bisnis Asuransi Kendaraan
| Rabu, 26 November 2025 | 04:55 WIB

Jalan Terjal Masih Mengadang Bisnis Asuransi Kendaraan

lini asuransi kendaraan berada dalam tekanan usai mencatatkan penurunan pendapatan premi sedalam 4% secara tahunan menjadi Rp 14,11 triliun

IHSG Turun dari Level Tertinggi, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (26/11)
| Rabu, 26 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG Turun dari Level Tertinggi, Intip Prediksi Untuk Hari Ini (26/11)

Simak analisis IHSG setelah terkoreksi dari rekor tertinggi. Peluang sideways di 8.470-8.570, didukung rupiah menguat & sinyal The Fed.

Multifinance Masih Hadapi Tingginya Risiko Kredit
| Rabu, 26 November 2025 | 04:15 WIB

Multifinance Masih Hadapi Tingginya Risiko Kredit

Strategi dalam menyusun pencadangan yang tepat menjadi perhatian demi menjaga portofolio kredit dan profitabilitas tetap terjaga. 

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

INDEKS BERITA