Puasa dan Lebaran Dorong Inflasi Bulanan Mei Menjadi Tertinggi Kedua Sejak Juni 2017

Selasa, 11 Juni 2019 | 09:15 WIB
Puasa dan Lebaran Dorong Inflasi Bulanan Mei Menjadi Tertinggi Kedua Sejak Juni 2017
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi sepanjang Mei 2019 mencapai 0,68%. Tak cuma lebih tinggi daripada perkiraan para ekonom, realisasi inflasi untuk Mei itu juga merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017, yang mencapai 0,69%.

Jika dihitung sepanjang tahun 2019, maka laju inflasi mencapai 1,48%. Sementara laju inflasi untuk periode satu tahun, atau year-on-year (yoy) per Mei 2019 sebesar 3,32%.

Inflasi bulan Mei berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 2,02% dengan andil 0,43%. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, dan ikan segar.

Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mengalami inflasi 0,56% dengan andil 0,10%. Komoditas penyumbang adalah kenaikan harga nasi dan lauk-pauk, rokok kretek filter, dan gula pasir.

Pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,54% dengan andil 0,10%. Penyumbangnya, kenaikan tarif angkutan antar kota, angkutan udara dan kereta api. Angkutan udara mencatatkan inflasi 0,3% yoy, tertinggi ketimbang transportasi lainnya.

Meski inflasi Mei tinggi, Kepala BPS Suhariyanto menilai masih dalam batas wajar. Menurut dia, inflasi tahun ini tinggi lantaran terjadi pergeseran waktu Ramadan yang dimulai awal Mei. Sementara Ramadan tahun lalu dimulai pada pertengahan Mei.

Artinya inflasi tahun lalu bisa terdistribusi pada bulan Mei dan Juni, sedangkan tahun ini diperkirakan lebih banyak terjadi pada Mei. "Biasanya kenaikan harga terjadi di minggu pertama dan minggu terakhir Ramadan," kata Suhariyanto, Senin (10/6).

Sementara pada inflasi inti, BPS mencatat pada Mei 2019 sebesar 0,27% atau tertinggi setelah Januari 2019 yang sebesar 0,3%.

Secara tahunan, inflasi inti Mei 2019 mencapai 3,12% atau masih dalam target sasaran sekitar 3,1%. Inflasi inti tersebut menunjukkan daya beli konsumen masih cukup baik.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini, inflasi ke depan masih akan terkendali meski inflasi Mei melebihi ekspektasi. Sebab, ekspektasi inflasi terjaga dengan baik dan pasokan barang dan jasa terhitung cukup. 

Ekonom Asian Development Bank Institute Eric Sugandi berpendapat, tingginya inflasi Mei bersifat sementara, sejalan dengan meningkatnya permintaan menjelang Lebaran. Namun pemerintah tetap harus waspada potensi inflasi tinggi terus berlanjut. "Kalau tekanan inflasinya persisten, daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga bisa terganggu," kata Eric.

Ia memprediksi, tekanan pada bulan Juni ini akan sedikit reda dibanding bulan Mei. Kendati begitu, tekanan faktor musiman juga akan kembali dirasakan pada bulan Juli saat tahun ajaran baru dan Desember saat perayaan Natal dan menjelang tahun baru.

Selain itu, pemerintah perlu mewaspadai potensi inflasi akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Namun Eric percaya, inflasi tahun ini di kisaran 3%–3,5% yoy.

Bagikan

Berita Terbaru

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 07:20 WIB

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026

Prospek investasi 2026 digadang lebih menjanjikan, meski risiko ketidakpastian belum sirna. Simak saran racikan portofolio 2026!

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil
| Minggu, 28 Desember 2025 | 06:00 WIB

Dirut Puri Sentul Permai Tbk (KTDN) 100% Pilih Investasi di Sektor Riil

Bagi Xaverius Nursalim, uang bukan tujuan akhir dari sebuah usaha tapi sebagai alat kerja, agar memberi nilai dan menjaga keberlanjutan.

INDEKS BERITA

Terpopuler