Punya Nilai Tinggi, Cuan Investasi Wine Belum Memabukkan

Sabtu, 21 September 2019 | 06:56 WIB
Punya Nilai Tinggi, Cuan Investasi Wine Belum Memabukkan
[ILUSTRASI. Investasi wine menguntungkan tapi kurang likuid]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Anda, para kolektor minuman anggur (wine) dan masih rajin berburu wine, pasti familiar dengan wine dari Burgundy.

Kepopuleran wine yang berasal dari perkebunan di wilayah Burgundy, Prancis, ini makin terlihat di satu dekade belakangan. Saking populernya, bahkan kini harganya kian melambung.

Tengok saja, wine Burgundy yang diproduksi Domaine Romanee-Conti (DRC) selalu menjadi wine dengan harga yang paling mahal. Harga Domaine de la Romane-Conti Romane-Conti Grand Cru paling mahal mencapai US$ 551.314 per botol.

Pergerakan harga wine Burgundy yang tak pernah surut membuat minuman ini juga menjadi aset investasi incaran. Mengutip The Economist, hasil investasi wine Burgundy periode 2003-2018 berhasil mengalahkan imbal hasil investasi di bursa saham Amerika Serikat (AS).

Dalam periode 2003-2018, kenaikan harga rata-rata wine Burgundy mencapai 497%. Sedangkan indeks S&P 500 hanya naik 279%.

Yohan Handoyo, wine sommelier, sekaligus seorang kolektor wine, menilai, walau wine memiliki nilai investasi tinggi, namun masih kurang mendapat tempat di Indonesia. Mengingat, pasar investasi wine di Indonesia belum ada. Exchange market wine baru ada di London, AS dan Hongkong. "Di AS juga kebanyakan lewat balai lelang," jelas dia.

Selain itu, belum ada perlindungan atas produk wine. Ini membuat investasi wine kurang diminati investor lokal. Di luar negeri, asuransi untuk wine sudah cukup populer. Salah satu yang pernah merasakan manfaatnya adalah kolektor wine William Sokolin.

Kala itu, pedagang wine ternama ini memiliki Chanteau Margaux 1787. Saat akan membuka wine Bordeaux tersebut, seorang pelayan memecahkannya. Akhirnya, Sokolin memperoleh US$ 225.000.

Selain itu, di Indonesia, masih sulit memperoleh jaminan keaslian wine. Tambah lagi, permintaan dan pasokan wine di dalam negeri masih tidak stabil. Yohan bilang, hal ini berbeda dengan pasar saham yang permintaannya jelas, jumlah pialang dan nasabah juga jelas.

Baca Juga: Kilau Harga Berlian Tidak Selamanya Menyilaukan

Yohan menuturkan, investasi wine lebih cocok untuk orang yang tertarik pada investasi jangka panjang karena wine kurang likuid jika dibandingkan dengan produk investasi konvensional. Jadi jika ada kebutuhan dana mendadak, wine tidak dapat langsung dijual.

Tetapi bagi Anda yang tetap ingin menjajal investasi pada wine, Yohan memberi dua tip. Pertama, koleksilah wine yang tergolong langka. Biasanya wine yang masuk kategori ini memiliki nilai jual tinggi. "Jadi spread keuntungannya cukup besar." kata dia.

Baca Juga: Wow, Barang Koleksi Star Wars Bisa Jadi Investasi Bernilai Tinggi

Kedua, pilih wine yang memiki ulasan bagus. Menurut Yohan, biasanya produsen wine melakukan uji coba ke wine yang diproduksi setelah empat sampai lima bulan. Uji coba ini biasanya mengundang penikmat dan jurnalis wine. "Jika ulasannya bagus, maka harga jualnya semakin tinggi," ujar dia.

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto melihat investasi wine di Indonesia masih sulit menjadi populer. Terlebih hanya beberapa orang saja yang memiliki akses untuk mengoleksi wine. Selain itu, regulasi produk wine di Indonesia juga masih jadi pembatas.

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah

Keputusan bank milik Danantara menaikkan bunga deposito USD menjadi 4% masih mengundang tanya. Pasalnya, permintaan kredit valas masih melambat​

Punya Modal Besar, Sejumlah Bank Berpeluang Melakukan Akuisisi
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Punya Modal Besar, Sejumlah Bank Berpeluang Melakukan Akuisisi

Jika melihat kondisi permodalan bank-bank menengah dan besar, ada sejumlah bank yang punya ruang lebar melakukan akuisisi.​

Industri Karoseri Terbanting Produk China
| Senin, 17 November 2025 | 06:05 WIB

Industri Karoseri Terbanting Produk China

Askarindo berharap pemerintah dapat melibatkan asosiasi dalam  menyusun kebijakan yang menyangkut industri karoseri nasional.

INDEKS BERITA

Terpopuler