KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) memudahkan masyarakat melakukan transaksi dengan menggunakan ponsel pintar. Kendati demikian, transaksi di mesin electronic data capture (EDC) masih dibutuhkan, mengingat jumlah kartu pembayaran dan dari sisi nominal transaksi.
Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi QRIS melesat 214% secara tahunan menjadi Rp 9 triliun per Juni 2021. Nilai itu melesat 214%. Jumlah merchant yang menggunakan QRI naik menjadi 8,2 juta.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) baru saja merilis QR Pedagang melalui aplikasi BRImo. Fitur teranyar ini memungkinkan para merchant menerima pembayaran dari seluruh uang elektronik dan kartu pembayaran.
Artinya, tanpa ada mesin EDC yang biasanya alat penerima transaksi untuk kartu dan uang elektronik, kini bisa proses lewat sistem QR saja. Namun, Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto bilang transaksi QRIS memiliki limit Rp 5 juta. Sedangkan transaksi di EDC bisa lebih dari Rp 5 juta.
Sehingga QRIS dan EDC masih tetap memfasilitasi mitra pedagang BRI dengan fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan dan segmen usaha merchant. "Ke depan, seiring perkembangan teknologi, tidak menutup kemungkinan metode pembayaran QRIS bisa menggantikan EDC karena dari sisi biaya investasi QRIS tergolong lebih ekonomis dibandingkan biaya investasi EDC," ujar Aestika kepada KONTAN, Kamis (26/8). Namun, butuh waktu mengubah kebiasaan nasabah bertransaksi dari EDC ke QRIS.
Transaksi EDC Melesat
"BRI pastinya akan menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada demi kebutuhan mitra," paparnya. Jumlah mesin EDC merchant BRI per Juli 2021 sebanyak 167.000 dengan kenaikan 17,7% year on year (yoy) dibandingkan Juli 2020 sebanyak 143.00
Jaringan EDC itu mencatatkan nilai transaksi Rp 53,1 triliun atau naik 20% yoy dari Juli 2020 sebanyak Rp 44,2 triliun. Guna meningkatkan transaksi, BRI akan memperluas jaringan EDC yang difokuskan ke pengembangan fitur yang menjadi tren pembayaran di masyarakati maupun prospek ke depan.
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi bilang seiring transformasi sebagai modern retail bank, Bank Mandiri mendorong penggunaan EDC Android ke depan. Teknologi EDC terbaru ini, bisa memberikan keluasan alternatif pembayaran non tunai seperti QR, kartu contactless, dan wearables.
Hingga Juli 2021, Bank Mandiri menjalin 150.000 merchant dengan EDC sekitar 218.000 unit. Ini mendorong peningkatan volume penjualan 13% yoy menjadi Rp 62 triliun per Juli 2021. Sedangkan jumlah transaksi naik 12% yoy menjadi 104 juta kali.
Direktur Teknologi Informatika Bank Tabungan Negara (BTN), Andi Nirwanto menyatakan pengembangan EDC hanya berfokus pada merchant yang terkait ekosistem perumahan. Seperti, mitra pengembangan, properti, notaris, aktuaris, dan toko ritel yang menyediakan bahan bangunan. Segmen seperti food beverages, BTN akan bergabung dengan Himbara maupun merchant aggregator lain. BTN memiliki hampir 20.000 mesin EDC dengan pertumbuhan transaksi tujuh kali lipat year to date.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.