Berita Global

Raih US$ 130 Juta dari IPO, SPAC Pertama di Bursa Hong Kong Alami Penurunan Harga

Jumat, 18 Maret 2022 | 15:38 WIB
Raih US$ 130 Juta dari IPO, SPAC Pertama di Bursa Hong Kong Alami Penurunan Harga

ILUSTRASI. Pintu masuk Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd di masa pandemi, Hong Kong, China, 14 September 2020. REUTERS/Tyrone Siu

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONGKONG. Perusahaan yang bertujuan khusus untuk mengakuisisi mencatatkan debut perdagangan saham yang mengecewakan di bursa Hong Kong. Harga saham Aquila Acquisition Corp tergelincir pada perdagangan hari pertamanya, kendati para pelaku pasar di Hong Kong ramai membahas special purpose acquisition company sebagai "rute baru ke pasar".

Saham Aquila turun menjadi HK$ 9,70 pada hari pertama perdagangan, turun 3% dari harga penawaran masing-masing HK$10. Hanya terjadi satu kali perdagangan dalam live trading, dan dua perdagangan di di papan crossing, demikian diperlihatkan data Refinitiv.

Otoritas di bursa Hong Kong memberikan lampu hijau untuk pencatatan saham SPAC pada bulan Januari. Selain Aquila yang mengumpulkan kurang dari US$ 130 juta dari pencatatan saham, ada sembilan SPAC lain di bursa Hong Kong.

 Baca Juga: Terkendala Pasokan, GameStop Merugi US$ 147,5 Juta pada Kuartal IV 2021

Saham Aquila nyaris jalan di tempat pada hari pertama perdagangannya. Selain karena tidak bisa diakses investor ritel, pengamat pasar menyebut investor di Hong Kong masih asing dengan SPAC.

Pemilik modal profesional boleh mengakses saham SPAC. Namun, mereka perlu menunjukkan bahwa mereka memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh otoritas bursa untuk ikut dalam perdagangan saham SPAC. Otoritas bursa di Hong Kong memang membatasi perdagangan saham SPAC.

Pelaku pasar mengatakan Hong Kong berharap dapat menarik pemodal dari China mencatatkan SPAC, perusahaan yang mengumpulkan uang tunai untuk membeli perusahaan swasta, membawanya ke publik tanpa penawaran umum perdana (IPO). 

Keinginan itu muncul setelah Singapura menjadi bursa besar pertama di Asia yang mengizinkan pencatatan SPAC. Setelah sempat booming, SPAC yang juga kerap disebut perusahaan cangkang kosong kini tidak lagi populer di bursa saham Amerika Serikat (AS).

Hong Kong Exchanges and Clearing Ltd menyambut baik pencatatan SPAC di papan utama bursa. "Ini menambah rute baru ke pasar bagi emiten (dan) lebih jauh mendiversifikasi penawaran listing kami," kata Chief Executive Officer Nicolas Aguzin dalam sebuah pernyataan.

Aquila mengatakan dalam pengajuannya, pihaknya mengumpulkan HK$1 miliar ($128 juta) dengan menjual 100 juta saham Kelas A masing-masing seharga HK$10, dalam penawaran yang juga mencakup 50,03 juta waran. Dikatakan bermaksud untuk mencari kesepakatan di antara perusahaan-perusahaan di sektor ekonomi baru seperti energi hijau.

 Baca Juga: Singapore Airlines Kembali Membuka Penerbangan dari Singapura ke Surabaya

Sebanyak 99 investor membeli ke Aquila SPAC, pengajuan menunjukkan, dengan 40 dari mereka dianggap investor institusi profesional. "Ini baru di pasar dan hanya cangkang," kata Steven Leung, direktur penjualan di UOB Kay Hian, saat saham gagal diperdagangkan.

"Mungkin perlu beberapa saat bagi investor untuk membiasakan diri dan sampai sentimen untuk SPAC memanas lagi. Dan ada batasan untuk investor ritel, mereka tidak bisa begitu saja melompat ke dalamnya seperti saham lainnya."

Pemegang saham ritel dilarang membeli saham SPAC sampai perusahaan melakukan akuisisi, yang mengurangi jumlah investor yang dapat memperdagangkan saham tersebut.

Sementara itu, bank-bank investasi China yang diatur oleh Komisi Sekuritas dan Regulasi China (CSRC) telah dilarang menjadi promotor SPAC di Hong Kong, Reuters melaporkan pekan lalu.

Terbaru