ILUSTRASI. Selain permintaan pasar tak sebesar awal pandemi Covid-19, Top Glove menghadapi persaingan ketat dari para pemain China. REUTERS/Lim Huey Teng
Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Produsen sarung tangan medis terbesar di dunia yakni Top Glove, harus rela menghadapi selesainya masa panen cuan dengan laporan penurunan laba bersih hingga 92% year on year (yoy). Selain permintaan pasar tak sekuat periode awal pandemi Covid-19, mereka menghadapi persaingan ketat dari para pemain China.
Pendapatan Top Glove turun 67% yoy menjadi 1,58 miliar ringgit untuk kuartal September-November 2021. Rata-rata harga jual produknya turun. Volume penjualan untuk Asia tidak termasuk Jepang, susut 10% selama periode tersebut dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.