Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Naik di Awal 2025

Jumat, 07 Maret 2025 | 03:10 WIB
Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Naik di Awal 2025
[ILUSTRASI. Foto udara areal perumahan di Kecamatan Puuwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (21/2/2025). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan menyediakan insentif likuiditas makropudensial secara bertahap senilai Rp80 triliun kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan untuk mendukung program 3 juta rumah. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan rumahtangga membayar cicilan kembali menunjukkan penurunan. Tanda-tanda tersebut tercermin dalam rasio kredit macet atau non performance loan (NPL) kredit rumah tangga atau biasa dibilang kredit konsumsi, yang meningkat.

Mengacu Bank Indonesia (BI), rasio NPL kredit rumah tangga per Januari 2025, sebesar 2,17%. Januari 2024 silam, angka NPL-nya hanya 1,9% dan menjadi 2,02% per Desember 2024.

Adapun, NPL sektor rumah tangga paling tinggi dari KPR rumah tangga. NPL KPR di Januari 2024 berada di level 2,53% dan setahun NPL naik menjadi 2,84%.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Terkoreksi Kamis (6/3), Saham Chipmaker Anjlok

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, rasio NPL perbankan untuk segmen tersebut masih dalam batas wajar. Di mana, bank selalu hati-hati menganalisis kelayakan debitur sebelum memberikan kredit. "Bank mempertimbangkan kemampuan membayar calon debitur serta stabilitas keuangan," ujar Dian.

Bahkan, Dian menilai, tahun 2025 bisa memberikan optimisme terhadap kemampuan bayar masyarakat. Menurut dia, program pemerintah yang ada telah dirancang menguatkan daya beli masyarakat. "Misalnya, insentif pajak penghasilan bagi pekerja industri padat karya dan diskon pembelian listrik," ujar Dian.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang, segmen rumah tangga merupakan segmen paling rentan dengan kondisi ekonomi saat ini. Ditambah, kredit segmen tersebut tidak tumbuh sehingga NPL terlihat naik.

Tetap berhati-hati

Lani mencontohkan, NPL KPR di CIMB Niaga naik, namun tak menyebutkan angka persisnya. Ia hanya bilang KPR di CIMB Niaga tak ada pertumbuhan. "Kami tidak bisa bersaing harga untuk KPR," ujar Lani.

Baca Juga: NPF Berada di Level 2,29% per Januari 2025, Ini Strategi Mandala Finance

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang, kinerja industri perbankan sejalan dengan dinamika perekonomian. Terlebih segmen kredit konsumer, dia mengungkapkan, pertumbuhan dipengaruhi berbagai faktor, termasuk pendapatan rumahtangga yang berkorelasi erat dengan kondisi ekonomi.

Meski demikian, Hera bilang, NPL BCA termasuk kredit konsumen baik itu dari sisi KPR, KKB, maupun kredit konsumer lainnya pada level yang terjaga. Secara keseluruhan, rasio kredit bermasalah BCA di 1,8% di 2024.

BCA telah menaikkan beban pencadangan hingga 205% secara tahunan menjadi Rp 568 miliar. Artinya, ada antisipasi pemburukan kualitas kredit. "Upaya BCA menjaga kualitas kredit antara lain dengan pemanfaatan data analytics, serta pengenalan nasabah," ujar dia.

Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara bilang, Bank Mandiri aktif mengucurkan kredit ke sektor ritel termasuk konsumer dan rumah tangga secara prudent. Caranya, dengan pendekatan ekosistem wholesale maupun sektor unggulan. "Di Januari 2025, penyaluran kredit konsumer Bank Mandiri naik 10% secara tahunan," ujar dia

JAKARTA. Kemampuan rumahtangga membayar cicilan kembali menunjukkan penurunan. Tanda-tanda tersebut tercermin dalam rasio kredit macet atau non performance loan (NPL) kredit rumah tangga atau biasa dibilang kredit konsumsi, yang meningkat.

Mengacu Bank Indonesia (BI), rasio NPL kredit rumah tangga per Januari 2025, sebesar 2,17%. Januari 2024 silam, angka NPL-nya hanya 1,9% dan menjadi 2,02% per Desember 2024.

Adapun, NPL sektor rumah tangga paling tinggi dari KPR rumah tangga. NPL KPR di Januari 2024 berada di level 2,53% dan setahun NPL naik menjadi 2,84%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, rasio NPL perbankan untuk segmen tersebut masih dalam batas wajar. Di mana, bank selalu hati-hati menganalisis kelayakan debitur sebelum memberikan kredit. "Bank mempertimbangkan kemampuan membayar calon debitur serta stabilitas keuangan," ujar Dian.

Bahkan, Dian menilai, tahun 2025 bisa memberikan optimisme terhadap kemampuan bayar masyarakat. Menurut dia, program pemerintah yang ada telah dirancang menguatkan daya beli masyarakat. "Misalnya, insentif pajak penghasilan bagi pekerja industri padat karya dan diskon pembelian listrik," ujar Dian.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang, segmen rumah tangga merupakan segmen paling rentan dengan kondisi ekonomi saat ini. Ditambah, kredit segmen tersebut tidak tumbuh sehingga NPL terlihat naik.

Tetap berhati-hati

Lani mencontohkan, NPL KPR di CIMB Niaga naik, namun tak menyebutkan angka persisnya. Ia hanya bilang KPR di CIMB Niaga tak ada pertumbuhan. "Kami tidak bisa bersaing harga untuk KPR," ujar Lani.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang, kinerja industri perbankan sejalan dengan dinamika perekonomian. Terlebih segmen kredit konsumer, dia mengungkapkan, pertumbuhan dipengaruhi berbagai faktor, termasuk pendapatan rumahtangga yang berkorelasi erat dengan kondisi ekonomi.

Meski demikian, Hera bilang, NPL BCA termasuk kredit konsumen baik itu dari sisi KPR, KKB, maupun kredit konsumer lainnya pada level yang terjaga. Secara keseluruhan, rasio kredit bermasalah BCA di 1,8% di 2024.

BCA telah menaikkan beban pencadangan hingga 205% secara tahunan menjadi Rp 568 miliar. Artinya, ada antisipasi pemburukan kualitas kredit. "Upaya BCA menjaga kualitas kredit antara lain dengan pemanfaatan data analytics, serta pengenalan nasabah," ujar dia.

Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara bilang, Bank Mandiri aktif mengucurkan kredit ke sektor ritel termasuk konsumer dan rumah tangga secara prudent. Caranya, dengan pendekatan ekosistem wholesale maupun sektor unggulan. "Di Januari 2025, penyaluran kredit konsumer Bank Mandiri naik 10% secara tahunan," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Begini lo Histori Grup Djarum Menguasai Saham Bank Central Asia (BCA)
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 16:23 WIB

Begini lo Histori Grup Djarum Menguasai Saham Bank Central Asia (BCA)

Belakangan kepemilikan saham Djarum Grup di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) disoal. Kontan menelusuri histori pembelian Djarum di BCA.  

Investasi Emiten LQ45 Turun 36% di Semester I 2025
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 14:46 WIB

Investasi Emiten LQ45 Turun 36% di Semester I 2025

Secara total, arus kas untuk investasi dari 33 emiten LQ45 yang telah merilis laporan keuangan semester I-2025 mencapai Rp 87,45 triliun.

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 10:42 WIB

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF

Meski prospek jangka menengah cukup menjanjikan, kinerja ESSA saat ini tertekan pasokan gas dan pasar amonia yang lesu.

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:30 WIB

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik

Dengan pipeline proyek besar di Semarang, Bekasi, Surabaya serta prospek recurring income yang terus tumbuh, kinerja PWON diperkirakan akan cerah.

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:51 WIB

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas

Dalam jangka pendek, kenaikan harga saham BRMS yang sudah lumayan tinggi membuka peluang terjadinya koreksi.

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:59 WIB

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA

Sejak RATU listing di BEI, kepemilikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sudah berkurang dari 80% menjadi 69,63%.

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:25 WIB

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

INDEKS BERITA