Realisasi Investasi Naik, Pertumbuhan PMDN Paling Besar

Rabu, 31 Juli 2019 | 07:26 WIB
Realisasi Investasi Naik, Pertumbuhan PMDN Paling Besar
[]
Reporter: Grace Olivia, Yusuf Imam Santoso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus investasi mulai terlihat menggeliat pada kuartal II-2019. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi kuartal II-2019 mencapai Rp 200,5 triliun atau naik 13,7% year on year (yoy).

Secara kuartalan, realisasi investasi pada kuartal II-2019 naik tipis 2,8%.

Dari realisasi investasi itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 95,6 triliun atau naik 18,6% yoy.

Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 104,9 triliun atau naik 9,6% yoy.

Kepala BKPM Thomas Trikasi Lembong Selasa (30/8) mengklaim kinerja investasi di paruh pertama 2019 berjalan dengan mulus.

Sebab tekanan eksternal perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang mereda membuat investor kembali bergairah untuk investasi.

Sementara di internal, ketidakpastian politik berkurang pasca pengumuman presiden terpilih di pemilu. Walaupun investor masih melihat fokus pemerintahan ke depan.

"Secara siklus politik memang setahun sebelum pemilu investasi pasti melambat, maka setelahnya tumbuh atau recovery. Stabilitas ekonomi sudah mulai terjamin," kata Thomas, Selasa (30/7).

Berkat smelter, digital dan pariwisata

Ia optimistis, investasi di paruh kedua 2019 makin deras. Ia menyebut tiga motor pertumbuhan ekonomi baru yang akan berdampak ke investasi.

Pertama, industri smelter atau pengolahan logam. Ekspor nikel Indonesia merupakan tiga terbesar di dunia untuk bahan baja anti karat. Sehingga investasi sektor ini diramal cukup gencar.

Kedua, ekonomi digital. Merebaknya e-commerce baik marketplace maupun moda transportasi online jadi stimulus sektor transportasi, telekomunikasi, pergudangan, hingga angkutan barang.

Ketiga, pariwisata dan gaya hidup, sejalan rencana Presiden RI Joko Widodo yang akan membuat 10 Bali baru.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sependapat dan optimistis investasi akan terus membaik. Apalagi arah kebijakan Presiden Joko Widodo di periode kedua ingin memacu investasi, ekspor, dan pariwisata.

Untuk itu pemerintah telah menggelontorkan insentif fiskal mulai dari tax holiday, tax allowance, penurunan tarif pajak penghasilan bagi sektor UMKM, hingga percepatan restitusi pajak.

Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga acuan yang mestinya berdampak positif bagi perekonomian.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani yakin jika penurunan suku bunga acuan diikuti dengan turunya bunga kredit, maka investasi dan konsumsi meningkat.

Bagikan

Berita Terbaru

Sinyal Kuat Soft Landing, The Fed Kerek Proyeksi Pertumbuhan AS 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 02:39 WIB

Sinyal Kuat Soft Landing, The Fed Kerek Proyeksi Pertumbuhan AS 2026

The Fed secara mengejutkan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2026 menjadi 2,3%, naik dari proyeksi bulan September yang hanya 1,8%.​

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

INDEKS BERITA

Terpopuler