Rebalancing, Asabri Masuk ke Saham SMR Utama

Kamis, 15 Maret 2018 | 21:54 WIB
Rebalancing, Asabri Masuk ke Saham SMR Utama
[ILUSTRASI. Peluncuran logo baru Asabri]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bagi pengelola dana investasi, mengubah komposisi portofolio investasi alias rebalancing merupakan langkah yang biasa dilakukan saat ada momentum tepat. Ini pula yang baru saja dilakukan PT Asabri, pengelola asuransi sosial untuk prajurit TNI, anggota Polri dan pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pertahanan dan Polri. Sembari mengurangi kepemilikan di beberapa saham, Asabri menambah satu saham baru di kerajang investasinya.

Pada Rabu (14/3) kemarin, Asabri tercatat di daftar pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5% untuk saham PT SMR Utama Tbk (SMRU). Sehari sebelumnya, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), nama Asabri belum muncul di daftar tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, Asabri langsung mendekap 689,49 juta saham SMRU. Jumlah tersebut setara dengan 5,52% dari total saham SMRU.

Pada perdagangan Rabu (14/3) lalu, memang terjadi transaksi saham di pasar negosiasi yang melibatkan PT Ciptadana Sekuritas sebagai broker pembeli dan PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker penjual.

Transaksi tersebut menjualbelikan saham SMRU sebanyak 664.000 lot dengan nilai Rp 28,7 miliar. Rata-rata harga jual dan harga beli transaksi nego itu Rp 432 per saham.  

SMRU merupakan induk PT Ricobana Abadi, perusahaan kontraktor jasa tambang. SMRU memiliki kontrak jasa pertambangan dalam jangka panjang dengan perusahaan produsen batubara, salah satunya PT Berau Coal.

Pemegang saham mayoritas SMRU adalah PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM). Pada Desember lalu, TRAM mengakuisisi SMRU melalui pemegang sahamnya, PT Lautan Rizki. Januari lalu, TRAM menggelar penawaran tender wajib dalam rangka akuisisi 50,01% saham SMRU.

Hasilnya, TRAM memperoleh tambahan 274,71 juta saham SMRU. Dengan begitu, TRAM menguasai 6,54 miliar saham SMRU atau sebesar 52,3% dari total saham SMRU.

Dengan masuknya Asabri sebagai pemegang saham SMRU, kepemilikan TRAM di SMRU tak berubah. Pada Rabu (14/3), pemegang saham SMRU dengan kepemilikan di atas 5%  adalah TRAM yang menguasai 52,3% dan Asabri dengan kepemilikan 5,52%.

Yang menarik, pada saat bersamaan dengan transaksi pembelian saham SMRU, Asabri juga mengurangi kepemilikan di beberapa saham.

Di Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), misalnya, Asabri melepas 363 juta saham BBYB. Alhasil, kepemilikan saham Asabri di BBYB berkurang dari 34,09% menjadi 26,37%.

Asabri juga mengurangi kepemilikan saham di PT Indofarma Tbk (INAF). Rabu (14/3) lalu, Asabri melepas 24,95 juta saham INAF sehingga kepemilikannya berkurang dari 15,41% menjadi 14,6%.

Kepemilikan saham Asabri di PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) juga berkurang. Sebelumnya, Asabri mendekap 10,1% saham NIKL. Rabu (14/3) lalu, kepemilikan saham Asabri di NIKL susut menjadi 9,39%.

Kinerja saham yang kurang moncer bisa jadi menjadi alasan Asabri mengurangi kepemilikan di ketiga saham tersebut. Kamis (15/3), harga saham BBYB Rp 360 per saham. Jika dihitung sejak awal tahun, harga saham BBYB turun 10%.

Harga saham INAF yang sempat melonjak tinggi pada 2016 dan akhri 2017 lalu, sejak awal tahun tercatat turun 24,24%. Kamis (15/3), harga saham INAF Rp 4.470 per saham. 

Sementara itu, harga saham NIKL sejak awal tahun turun 32,32%. Di paruh pertama tahun lalu, harga saham NIKL sempat melaju kencang. 

Untuk saham lainnya, Asabri tak melakukan pengurangan maupun penambahan. Asabri masih mendekap 5,02% saham PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) dan 13,33% saham PT Indi Agri Resources Tbk (IIKP).

Asabri juga mengempit kepemilikan saham di PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) sebesar 12,16% dan di PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar  5,3%. Saham lainnya yang masih mengisi keranjang investasi Asabri adalah saham PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) dengan kepemilikan sebesar 18,06%.

Hari Setianto, Direktur Keuangan dan Investasi Asabri, mengatakan, belum mengecek secara pasti terkait transaksi pembelian saham SMRU dan pengurangan kepemikan saham di BBYB, INAF, dan NIKL.

Yang jelas, jika sudah ada analisisi dan masuk ke stock universe, Asabri bisa masuk dan keluar dari saham tertentu sesuai momentum yang ada. Tentu saja, "Yang menguntungkan buat Asabri," ujarnya.

Hari menjelaskan, srategi investasi Asabri dimulai dari asset liabilities matching untuk menyesuaikan durasi aset dengan durasi kewajiban. Berdasarkan asset libilities matching, pengelola investasi Asabri akan menetapkan strategic asset allocation. Dari situ, ditetapkan berapa jumlah investasi untuk masing-masing kelas aset.

Menurut Hari, strategic asset allocation bersifat jangka panjang, yakni tiga tahun hingga lima tahun. Nah, saban tahun, Asabri mencoba memenuhi alokasi aset strategis itu dengan mengubah komposisi portofolio sambil memanfaatkan peluang momentum yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Gugatan CMNP ke BHIT Terkait NCD Senilai Rp 119 Triliun Masih Berlanjut
| Sabtu, 06 September 2025 | 22:22 WIB

Gugatan CMNP ke BHIT Terkait NCD Senilai Rp 119 Triliun Masih Berlanjut

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) melayangkan gugatan kepada Hary Tanoe dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) sebesar Rp 119 triliun.

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat
| Sabtu, 06 September 2025 | 12:00 WIB

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat

Dalam tiga tahun ke depan, porsi pekerja informal akan terus meningkat jika tidak ada perubahan kebijakan oleh pemerintah.

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler