Refleksi Ekonomi dari Potong Rambut di Jepang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah sesi potong rambut beberapa waktu lalu membuat saya mengeluarkan uang ¥ 4.500. Jika dirupiahkan dengan kurs saat itu (¥ 1 = Rp 112), angkanya lebih dari Rp 500.000. Benar, setengah juta rupiah hanya untuk merapikan rambut di sebuah salon standar di pinggir kota Nagoya, Jepang. Bayangkan saja, dengan uang sebanyak itu, saya bisa makan nasi Padang setiap hari selama seminggu di Jakarta, atau membayar iuran BPJS Kesehatan kelas 1 untuk beberapa bulan ke depan.
Menariknya, hasil akhir guntingannya tidak signifikan berbeda dari tempat cukur langganan saya di Indonesia yang hanya mematok harga di kisaran Rp 100.000. Tapi, selisih Rp 400.000 itu tidak terletak pada apa yang saya dapatkan, melainkan bagaimana saya mendapatkannya. Pengalaman yang disajikan memang berbeda total: pelayanan penuh perhatian dan keramahan atau omotenashi, peralatan lebih lengkap nan modern, dan suasana rileks yang mengubah agenda cukur rambut dari kewajiban dua bulanan menjadi sebuah momen memanjakan.
