Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) di Tengah Kenaikan Harga Komoditas

Kamis, 07 April 2022 | 03:05 WIB
Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) di Tengah Kenaikan Harga Komoditas
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2021. Tren kenaikan harga komoditas dan volume yang meningkat, analis  percaya, pendapatan ANTM tumbuh di 2022.

Sepanjang tahun lalu, ANTM berhasil membukukan laba bersih Rp 1,86 triliun. Angka ini melonjak 61,96% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 1,15 triliun. Sehingga, laba bersih per saham ANTM naik menjadi Rp 77,47 dari sebelumnya hanya Rp 47,83.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu mengatakan secara garis besar laba bersih ANTM masih di bawah target 2021 karena volume penjualan nickel ore masih di bawah ekspektasi dan tax expenses lebih tinggi dari estimasi.

Baca Juga: Harga Saham ANTM Menguat, BBRI Stagnan di Perdagangan Bursa Selasa (5/4)

Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam riset 23 Maret mengatakan, realisasi laba bersih ANTM lebih rendah di bawah ekspektasi yakni memenuhi 78,6% dari perkiraan. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap juga berpendapat, jika laba bersih ANTM di bawah perkiraan Rp 2,4 triliun.

Juan mengatakan, hasil yang lebih rendah dari perkiraan ini disebabkan kerugian nilai pada kuartal IV-2021 sebesar Rp 972 miliar. 

"Penurunan tersebut terutama terkait dengan aset tetap Indonesia Chemical Alumina (ICA)  karena kerugian berulang dan peningkatan komponen biaya produksi, seperti batubara, bahan bakar, dan biaya logistik dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Juan.

Kontribusi smelter baru

Ke depan, Dessy mengatakan ANTM masih menarik karena volume nickel ore yang meningkat. ANTM akan mengoperasikan kilang baru dan pengolahan feronikel (FeNI) di Halmahera Timur pada kuartal IV tahun 2022 setelah pasokan listrik akan dijamin PLN.

Baca Juga: IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 9.006 Triliun

Pabrik peleburan baru akan meningkatkan kapasitas produksi FeNi menjadi 40.500 ton dari semula 27.000 ton. "Hal ini sejalan harapan smelter akan mulai beroperasi pada semester II tahun ini. Jadi, kami berharap penjualan FeNi sepanjang tahun 2022 akan meningkat," kata dia.

Dessy mengatakan, sentimen pendukung juga datang dari kenaikan harga nikel dan emas. Dia juga bilang, potensi kenaikan volume karena peningkatan permintaan dan kontribusi smelter di Halmahera Timur yang diperkirakan akan beroperasi di tahun 2022 ini akan mendukung kenaikan kinerja ANTM.

Thomas memperkirakan, pada tahun ini ANTM akan memproduksi 24.000 Tni. Dia juga memproyeksikan jika produksi bijih nikel bisa mencapai 12 juta ton dan bisa menjual 10 juta ton.

Namun, produksi emas akan berkurang menjadi 900 kg dari 1.200 kg di tahun lalu. Ini karena ada penutupan salah satu tambang emas.

Baca Juga: Antam (ANTM) Fokus ke Penjualan Bauksit di Dalam Negeri pada Tahun Ini

Kalau menurut Juan, produksi bijih nikel milik ANTM akan mencapai 11 juta wet metric ton (wmt) memenuhi 131% secara tahunan. Hal ini didorong permintaan domestik seiring berkembangnya industri pengolahan nikel dalam negeri. "Untuk feronikel, baik produksi maupun volume penjualan ANTM tetap datar," ucap Juan.

Juan memperkirakan pada tahun 2022, pendapatan ANTM masih akan naik 6,2% menjadi Rp 40 triliun. Hal ini karena kenaikan harga dan volume penjualan bijih nikel dan emas yang lebih tinggi.

Thomas estimasi, beban pokok pendapatan ANTM di 2022 - 2023 akan meningkat sebesar 29,2% dan 33,5%. "Ini karena mempertimbangkan peningkatan biaya bahan bakar dan royalti," tutur dia. 

Pada tahun ini dan tahun depan, Thomas memproyeksikan, pendapatan ANTM bisa mencapai Rp 44,52 triliun dan Rp 49,19 triliun. Sedangkan laba bersih di 2022 dan 2023 masing-masing Rp 2,99 triliun dan Rp 4,26 triliun.

Sementara Juan proyeksi pendapatan dan laba bersih ANTM mencapai Rp 39,16 triliun dan Rp 4,04 triliun.

Thomas merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.450. Juan juga rekomendasi buy dengan target harga di Rp 3.200. Sedangkan, Dessy menyarankan, buy untuk saham ANTM di Rp 3.200. Rabu (6/4), saham ANTM ditutup menurun 0,75% menjadi Rp 2.650. 

Baca Juga: Tahun 2022, Antam (ANTM) Fokus ke Penjualan Bauksit Dalam Negeri    

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 24,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tebal (9 April 2025)
| Rabu, 09 April 2025 | 09:07 WIB

Profit 24,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tebal (9 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.777.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 24,58% jika menjual hari ini.

Penjualan Online DFI Retail Nusantara (HERO) Meningkat Saat Lebaran
| Rabu, 09 April 2025 | 07:50 WIB

Penjualan Online DFI Retail Nusantara (HERO) Meningkat Saat Lebaran

Peningkatan penjualan di periode Lebaran 2025 terpacu adanya aktivitas berbelanja masyarakat yang meningkat secara daring  atau online.

Impor Kedelai Terancam Pelemahan Rupiah
| Rabu, 09 April 2025 | 07:45 WIB

Impor Kedelai Terancam Pelemahan Rupiah

Namun, sejauh ini harga kedelai impor masih bisa dijangkau dengan harga dibawah Rp 10.000 per  kilogram (kg).

Investor Tunggu Stimulus yang Bisa Membangkitkan IHSG
| Rabu, 09 April 2025 | 07:28 WIB

Investor Tunggu Stimulus yang Bisa Membangkitkan IHSG

Saat risiko investasi naik, pemerintah masih pede tarif AS tak berdampak signifikan ke ekonomi karena kontribusi ekspor RI ke AS hanya 2,2% 

Intra Golflink Resort (GOLF) Siapkan Belanja Modal Rp 323 Miliar di Tahun Ini
| Rabu, 09 April 2025 | 07:25 WIB

Intra Golflink Resort (GOLF) Siapkan Belanja Modal Rp 323 Miliar di Tahun Ini

Dana ini akan digunakan untuk pembangunan The Links Golf Villa dan merenovasi lapangan golf di Bali..

Apexindo Pratama (APEX) Genjot Penggunaan Rig di Tahun Ini
| Rabu, 09 April 2025 | 07:10 WIB

Apexindo Pratama (APEX) Genjot Penggunaan Rig di Tahun Ini

Kinerja APEX pada 2024 terdorong peningkatan utilisasi rig. Pemakaian rig lepas pantai (offshore) APEX mencapai 83%, 

Mewaspadai Dampak Koreksi Harga Komoditas
| Rabu, 09 April 2025 | 06:55 WIB

Mewaspadai Dampak Koreksi Harga Komoditas

Sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor untuk berbagai negara pada 2 April 2025 lalu, harga komoditas dunia kompak rontok.

Rupiah Masih Sulit Menguat di Tengah Gejolak
| Rabu, 09 April 2025 | 06:53 WIB

Rupiah Masih Sulit Menguat di Tengah Gejolak

Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.891 per dolar Amerika Serikat (AS), turun 0,46% secara harian.

Ribuan Pebisnis Terpapar Lonjakan Harga Gas Industri
| Rabu, 09 April 2025 | 06:50 WIB

Ribuan Pebisnis Terpapar Lonjakan Harga Gas Industri

Pelanggan PGN dari kalangan industri yang tidak termasuk dalam penerima harga khusus atau HGBT harus meneria kenaikan harga gas.

Dolar AS Tertekan, Valas Utama Terangkat
| Rabu, 09 April 2025 | 06:50 WIB

Dolar AS Tertekan, Valas Utama Terangkat

Depresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tidak lepas dari kekhawatiran resesi AS akibat kebijakan agresif Trump

INDEKS BERITA

Terpopuler