Rekor Baru, Kepemilikan Asing di SBN Tembus Rp 1.000 Triliun

Kamis, 11 Juli 2019 | 06:27 WIB
Rekor Baru, Kepemilikan Asing di SBN Tembus Rp 1.000 Triliun
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing, termasuk yang berjangka pendek (hot money), terus merangsek pasar Indonesia. Data terbaru, per Senin (8/7), nilai kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) menembus rekor baru sepanjang sejarah: Rp 1.001 triliun.

Asing tampak agresif memborong obligasi negara. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, mencatat, investor asing mencetak aksi beli Rp 12,25 triliun di enam hari pertama bulan Juli 2019. 

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, masifnya aliran modal asing yang masuk ke pasar SBN mendorong yield surat utang negara (SUN) bergerak turun. Hal ini juga menguntungkan kurs rupiah terhadap dollar AS.

Kini, porsi asing telah mencapai sekitar 39,29% dari total nilai outstanding SBN yang diperdagangkan. "Porsi investor asing di pasar obligasi Indonesia paling tinggi di kawasan Asia Tenggara," ujar Desmon, Rabu (10/7).

Kepemilikan asing di pasar saham juga melesat. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, per 21 Juni, kepemilikan asing di efek saham rupiah yang tercatat di KSEI mencapai Rp 1.908,65 triliun. Ini setara 51,98% dari total efek saham rupiah yang tercatat di KSEI.

Dengan kata lain, total jenderal dana asing di obligasi negara dan pasar saham nyaris Rp 3.000 triliun. Nilai ini sekitar 20% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Fakta ini membuat pasar modal dalam negeri rentan. Rupiah pun menjadi riskan bergejolak. Jika dana asing mendadak hengkang dari pasar modal lokal, rupiah dan bursa saham bakal goyah.

Lonjakan porsi kepemilikan asing ini juga menunjukkan kesulitan pemerintah menggali sumber pemasukan dalam negeri. Penerimaan pajak, sebagai contoh. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 menargetkan penerimaan pajak Rp 1.577,56 triliun. Sampai Mei lalu, penerimaan pajak baru sekitar 31,48% dari target.

Kurangi risiko

Di lain sisi, ekspor masih lemah. Sementara impor, terutama impor minyak dan gas, sulit dibendung. Alhasil, surat utang yang jadi pilihan sumber pendanaan negara.

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana menilai, risiko dominasi asing di pasar SBN cukup tinggi. Tapi, Indonesia juga tak bisa mengelak serbuan dana asing. "SBN ditawarkan melalui lelang. Siapa pun bisa masuk," kata dia.

Untuk mengurangi risiko kurs bila hot money keluar, pemerintah perlu memperbaiki data-data ekonomi, seperti neraca perdagangan dan current account deficit (CAD). Data-data ini paling mempengaruhi kurs rupiah.

Perbaikan neraca dagang dan CAD juga akan meningkatkan kepercayaan investor asing. Sebab, risiko volatilitas kurs yang disebabkan faktor domestik berkurang.

Desmon berpendapat, pemerintah juga dapat mendorong asing memperbanyak kepemilikan di seri tenor panjang. "Kalau banyak seri tenor pendek yang dibeli, artinya investor asing bisa keluar sewaktu-waktu," papar dia.

Pemerintah juga bisa mengupayakan pendalaman pasar obligasi domestik. Misalnya dengan mendorong lebih banyak transaksi pada SUN seri-seri non-benchmark yang selama ini tidak begitu likuid. Hal ini supaya investor asing tidak terkonsentrasi pada beberapa seri tertentu.

Fikri menilai, minat asing masuk obligasi Indonesia masih besar dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi suku bunga acuan di negara maju berpeluang turun, sehingga pasar keuangan emerging market tampak menggoda. "Belum lagi, spread antara yield SUN dan US Treasury juga masih lebar," sebut Fikri.

Sebagai informasi, yield SUN tenor 10 tahun kemarin di level 7,31%. Sedangkan yield US Treasury tenor serupa sebesar 2,10% atau berselisih 521 bps dengan SUN.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler